Curhat PKL Palembang di Masa COVID-19, Seminggu Cuma Untung Rp25 Ribu

PKL minta perhatian dan bantuan Pemkot Palembang

Palembang, IDN Times - Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar 16 Ilir Palembang mengeluhkan dampak pandemik COVID-19. Kekhawatiran warga terhadap penularan virus corona membuat transaksi jual beli di sana menurun drastis. Sudah berjualan di tengah ancaman COVID-19, tapi dagangan tetap saja sedikit yang laku.

Seorang pedagang bernama Irma menuturkan, jika dalam satu pekan terakhir dirinya hanya untung Rp25 ribu dari berjualan rak piring. Padahal sebelum kasus corona terjadi di Palembang, dirinya bisa mengantongi uang hingga Rp100 ribu.

"Pasar memang masih ramai, tapi tidak semua beli rak piring. Kalau jualan makanan mungkin iya masih agak stabil. Tapi barang-barang gini susah, kecuali mau lebaran atau puasa nanti. Ini juga jadi turun karena corona, kena semua dampaknya," ungkap dia, Rabu (22/4).

Irma menjual rak piringnya dengan harga di bawah modal. Meski tidak setiap hari, tapi ia sempat melakukannya. Mau tak mau, Irma melakukan itu agar ada uang yang bisa dibawa pulang.

1. Beberapa PKL kehabisan modal dan tutup dagangan

Curhat PKL Palembang di Masa COVID-19, Seminggu Cuma Untung Rp25 RibuSituasi pedagang di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang, Rabu (22/4/2020). (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Pantauan IDN Times di lapangan, keadaan Pasar 16 Ilir Palembang seperti di kolong Jembatan Ampera memang masih ramai. Tapi jika dibandingkan hari biasa, deretan parkir kendaraan roda dua kini sudah menghilang dua baris.

Sekitar 300 meter dari Pasar 16 Ilir Palembang, terdapat sebuah jalan selebar tujuh meter bernama Lorong Basah. Tempat itu terkenal padat di hari biasa, tapi kini sudah lengang. Hanya beberapa PKL yang menggelar lapaknya di atas trotoar dan depan pintu ruko.

Menurut beberapa pedagang di lokasi itu, keadaan sudah berubah sejak jumlah pasien positif corona terus bertambah dan Palembang menjadi zona merah kedua di Sumatera Selatan (Sumsel) setelah Prabumulih.

"Bukan cuma sulit memenuhi kebutuhan makan keluarga, tapi modal juga berkurang. Tidak bisa putar uang pemasukan lagi. Semuanya lagi benar-benar kejepit. Ada teman gak jualan lagi, sudah habis modal katanya sekarang," ujar Pengurus PKL Palembang, Darwis.

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian Meresahkan

2. PKL sempat berharap ramai pembeli jelang Ramadan

Curhat PKL Palembang di Masa COVID-19, Seminggu Cuma Untung Rp25 RibuSituasi pedagang di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang, Rabu (22/4/2020). (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kedatangan bulan Ramadan kali ini tak seperti tahun-tahun sebelumnnya, ketika banyak warga Palembang yang datang ke Pasar 16 Ilir. Kedatangan bulan puasa menjadi hari yang dinantikan para PKL, karena dipastikan banyak warga belanja sampai menjelang lebaran.

"Jauh berbeda. Tahun lalu kita senang datang Ramadan karena orang pasti ramai berbelanja," kenang Darwis.

Darwis mengaku tak ada bantuan yang datang dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang. Ia dan rekan sesama PKL berharap bisa memenuhi kebutuhan hidup di tengah pandemik COVID-19.

"Mudah-mudahan pemkot segera memberikan bantuan kepada kami, menyiapkan program agar kami bisa berhasil melalui kondisi yang berat ini," harapnya.

4. Pendapatan juru parkir ikut turun 50 persen

Curhat PKL Palembang di Masa COVID-19, Seminggu Cuma Untung Rp25 RibuSituasi pedagang di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang, Rabu (22/4/2020). (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

COVID-19 tak cuma menyengsarakan PKL, juru parkir di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang juga turut merasakannya. Walau lingkungan pedagang masih padat, namun pengunjung pasar menurun drastis. Pemasukan normal dalam sehari hingga ratusan ribu, kini hampir 50 persen hilang.

"Pas-pasan dapat uang parkir. Padahal kalau mau ramadan atau dekat lebaran, kita gantian bertiga jaga parkir. Bayangkan satu orang bisa kantongi Rp400 ribuan di luar dari setoran pajak. Sejak corona kadang 300 ribu ppendapatan kotor," ujar pria paruh baya yang enggan menyebutkan namanya.

Pria ini pun mencari pengasilan sampingan, mengingat kebutuhan keluarganya masih tetap sama. "Mikirnya yang penting hari ini bisa makan, bisa tidur, dan pulang ke rumah tenang," ucapnya.

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya