Perjuangan Kasri Sastra Untuk KBA Tabek Talang Babungo Lebih Baik

- Kasri Sastra memperjuangkan perubahan di Jorong Tabek, Nagari Talang Babungo, yang dulunya menjadi cemoohan masyarakat karena kondisi ekonomi dan infrastruktur yang buruk.
- Pasca bencana kebakaran tahun 2015, Astra Grup memberikan bantuan dan membentuk program Kampung Berseri Astra di Jorong Tabek untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan, UMKM, dan lingkungan.
- Perjuangan Kasri dan warga Jorong Tabek membuahkan hasil dengan peningkatan pendidikan, perkembangan UMKM, serta pengembangan pariwisata KBA Tabek yang mulai dikenal oleh masyarakat luas.
Padang, IDN Times - Hari itu, Minggu (19/10/2025) Kasri Sastra (47), Pelopor Kampung Berseri Astra di Tabek, Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok-Sumbar sedang berkeliling kampung. Senyumnya semringah melihat perubahan yang terjadi di kampung yang sempat jadi cemoohan oleh sebagian orang yang tinggal di nagari itu.
"Alhamdulillah, sudah banyak yang berubah dengan Jorong Tabek saat ini. Anak keponakan kami tidak malu lagi mengakui kalau ini tanah kelahiran mereka," katanya saat diwawancarai IDN Times.
Kasri menceritakan, pada masa lalu Jorong Tabek yang saat ini terkenal dengan Kampung Berseri Astra selalu menjadi cemoohan bagi masyarakat lain yang ada di Nagari Talang Babungo.
"Sampai ada stereotipe bahwa orang Tabek ini kakinya selalu berlumpur karena jalan yang rusak dan selalu becek. Atau kami dikatakan orang sawah oleh warga lainnya," katanya.
Ia mengenang masa remajanya puluhan tahun silam saat perekonomian masyarakat di Jorong Tabek tak sebagus saat ini dan hanya terpaku pada pertanian yang kadang hasilnya tidak terlalu baik.
"Saat saya masih remaja itu, usaha masyarakat di sini bertani di sawah, berladang tebu, dan ada juga yang berjualan atau bekerja sebagai kuli bangunan," katanya.
Saking sulitnya perekonomian masa itu, menurut Kasri, beberapa bagian masyarakat bahkan rela pergi berminggu-minggu ke hutan untuk mengangkut balok kayu yang ditebang secara ilegal di daerah lain.
Meski begitu, masyarakat di Jorong Tabek tak pernah menadah tangan untuk bisa mendapatkan sesuap nasi. Mereka terus bekerja keras meski hanya sebagai buruh di sawah orang lain. Belasan tahun berlalu, Kasri memantapkan dirinya untuk kembali ke kampung halaman usai menempa diri di Negeri Jiran, Malaysia untuk merantau.
"Saya memantapkan diri untuk kembali dengan niat membangun kampung saya ini agar bisa maju seperti daerah lain yang pernah saya kunjungi, baik di Indonesia ataupun di Malaysia," tuturnya.
Tapi, perjuangan untuk bisa menjadikan Jorong Tabek yang terletak nun jauh di pelosok negeri tidak semudah membalikkan telapak tangan. Cemoohan kerap ia terima saat mencoba menapaki langkah demi langkah.
Meski begitu, Kasri mengaku ia tak pernah patah arang untuk bisa berbuat demi kampung halaman yang sangat ia cintai itu. Pria yang hobi bermain sepak bola itu selalu mengusahakan untuk kemajuan kampung halamannya.
Bencana membawa nikmat

Tahun 2015, Pasar Talang Babungo dilahap si jago merah. Belasan rumah warga hangus dan hanya tinggal puing-puing. Berbagai pihak mendengar kabar duka itu, termasuk Penggerak Kepedulian dari Astra. Tapi di balik bencana itu tersimpan sebuah hikmah bagi Jorong Tabek, yang saat ini telah dikenal dengan nama Kampung Berseri Astra.
Tim Astra Grup Padang kala itu mendatangi Talang Babungo untuk membawa berbagai bantuan yang diberikan kepada para korban kebakaran.
"Setelah bencana kebakaran itu, ada beberapa pihak dari Astra yang berkunjung dan bertemu dengan Wali Nagari kala itu bapak Zilfatriadi," katanya.
Melalui perkenalan itu, sang Wali Nagari memperkenalkan almarhumah Hanis, kakak Kasri, dengan pihak Astra untuk membincangkan soal program yang sedang direncanakan di Sumatra Barat. Manager PT Astra Grup Padang kala itu, Rurkiat saat dihubungi IDN Times mengatakan, komunikasi yang dijalin oleh Hanis kala itu sangat intens.
"Awalnya itu, kakaknya bapak Kasri ini yang sangat ngotot ke kami agar program Kampung Berseri Astra itu dilaksanakan di Jorong Tabek. Sebenarnya kami ada pilihan lain di daerah Kabupaten Agam," katanya.
Karena mendapatkan berbagai informasi tentang warga Jorong Tabek dan Rukiat yang telah terpesona dengan keindahan alam di sana, akhirnya memutuskan agar tim dari Jakarta melakukan survei ke Jorong Tabek.
"Saya hubungilah tim dari Jakarta untuk melakukan survei dan tidak lama mereka langsung menuju lokasi untuk melihat daerah perkampungan itu," katanya.
Tim survei yang diturunkan langsung dikejutkan dengan semangat gotong royong masyarakat Jorong Tabek yang sangat tinggi dan keindahan alam yang luar biasa.
"Setelah tim survei kembali dari lokasi, mereka langsung mendiskusikan tentang program Kampung Berseri Astra yang akan dilaksanakan di Jorong Tabek," sambungnya.
Setelah beberapa bulan menunggu, akhirnya kabar baik itu sampai kepada Rukiat. Kampung Berseri Astra di Jorong Tabek telah disetujui untuk dibentuk.
"16 April 2016 kami langsung me-launching Kampung Berseri Astra di Jorong Tabek dan kami sangat berharap program ini bisa mengubah daerah tersebut. Kami juga menegaskan kepada para pengurus kala itu agar program ini harus mengacu pada 4 pilar utama yang sesuai dengan CSR Astra di bidang pendidikan, kesehatan, pembinaan UMKM, dan lingkungan," lanjutnya.
Perwakilan Astra, Ranang mengatakan, dalam hal pendidikan, pihaknya memberikan bantuan berupa beasiswa untuk 38 siswa setiap semesternya baik pada jenjang SD, SMP hingga SMA. Sementara, di bidang UMKM, Astra tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga melakukan pembinaan terhadap berbagai bentuk usaha seperti gula semut, ampiang, jamu, dan beberapa bentuk usaha lainnya di Jorong Tabek.
"Kalau pada bidang kesehatan kami bekerjasama dengan berbagai stakeholder untuk mewujudkannya. Pada bidang lingkungan, kami juga sudah membentuk bank sampah di sini," katanya.
Perjuangan tak berhenti

Perjuangan untuk menjadikan Jorong Tabek seperti saat ini menurut Kasri bukan hal yang mudah. Ia harus berjuang selepas kepergian sang kakak yang meninggal dunia di tengah perjuangan untuk menjadikan Jorong Tabek lebih baik lagi kedepannya.
"Ini bukan hal yang mudah. Perjuangan saya bersama masyarakat di sini penuh dengan peluh dan bahkan darah untuk menjadikan kampung ini seperti saat ini," katanya.
Kasri mengenang saat awal dirinya membuat rumah pintar yang saat ini menjadi lokasi yang sangat digemari oleh anak-anak untuk membaca buku dengan desain rumah pohon.
"Kala itu, seluruh masyarakat di sini ikut andil untuk mencari kayu ke hutan yang akan digunakan sebagai tiang hingga dinding dan sebagainya," katanya.
Kasri menggambarkan lagi keadaan kala itu. Masyarakat Jorong Tabek tidak dibayar sedikit pun untuk membangun rumah pintar itu secara bersama-sama.
"Setiap tetes peluh dan darah warga Jorong Tabek tertuang di rumah pintar ini. Seluruh anak di sini juga bisa memanfaatkan rumah pintar ini, sampai detik ini," katanya.
Hal tersulit bagi Kasri adalah saat dirinya harus melawan para tengkulak gula tebu yang selalu mencari keuntungan dari para petani di sana. Untuk melawan tengkulak, warga Jorong Tabek membuat kesepakatan agar setiap tempat produksi gula tebu yang ada di sini diharapkan menjual hasil produksinya ke koperasi. Awalnya, para petani enggan untuk menjual ke koperasi karena berbagai alasan dan juga hasutan dari para tengkulak yang menjemput hasil panen langsung ke lokasi.
"Kami terus meyakinkan warga agar menjual hasil panennya ke koperasi yang sudah berdiri cukup lama dan akan dibayar dengan harga yang sepadan," katanya.
Upaya Kasri dan beberapa pemuda lainnya tidak mengkhianati hasil. Warga yang awalnya tidak peduli, perlahan mulai teredukasi untuk menjual hasil panennya ke koperasi.
"Alhamdulillah saat ini terus berkembang dan jumlah aset koperasi kami di sini saat ini sudah mencapai Rp17 miliar. Mudah-mudahan akan terus berkembang lagi," harapnya.
Pria berusia kepala empat itu tidak berhenti dengan pencapaian itu saja. Ia kembali memunculkan ide lainnya agar terus memberikan dampak positif bagi tanah kelahirannya.
"Dengan modal keindahan alam dan udara sejuk serta keramahan masyarakat, kami mulai bergerak di bidang pariwisata dan membentuk desa wisata," katanya.
Untuk menjadikan KBA Tabek dikenal oleh masyarakat luas, Kasri kembali dibenturkan dengan berbagai permasalahan untuk bisa menjual pariwisata yang disediakan di daerah terpencil itu.
"Memang sulit untuk mengangkat daerah yang berada jauh dari pusat pemerintahan menjadi tempat wisata seperti kami di sini. Tapi, kembali lagi dengan perjuangan yang tidak pernah berhenti semua itu bisa kami capai," katanya.
Melalui para petinggi Astra, Kasri memperkenalkan berbagai keindahan dan kenikmatan yang bisa disaksikan di KBA Tabek dan memperkenalkannya ke kancah dunia.
"Selain melalui Astra, kami juga berupaya memperkenalkan KBA Tabek ini melalui media sosial agar bisa dikenal oleh berbagai kalangan," lanjutnya.
Alhasil, KBA Tabek mulai dikunjungi oleh turis lokal hingga mancanegara yang tertarik untuk melihat keindahan alam dan keramahan warga di sana.
Hasil perjuangan yang memuaskan

Kerja keras yang dilakukan oleh Kasri dan beberapa warga KBA Tabek saat ini membuahkan hasil. Berbagai perkembangan telah nampak di depan mata.
"Di bidang pendidikan, saat ini setiap rumah yang ada di Jorong Tabek ini pasti ada yang sarjana. Tidak seperti dulu yang hanya tamatan SMA atau bahkan hanya tamat SD saja," katanya.
Sementara, pada bidang UMKM, berbagai usaha baru telah muncul di KBA Tabek seperti pembuatan gula semut, pembuatan ampiang hingga pembuatan gula aren yang berkualitas tinggi.
"Koperasi kami juga berkembang pesat dan masyarakat juga semakin sejahtera dengan berbagai program yang kami lakukan bersama Astra," katanya.
Kasri menarik napas panjang dan terlihat senyum semringah di wajahnya saat seorang pemuda yang telah lulus di perguruan tinggi ternama di Sumatra Barat menghampirinya.
"Pak, saya sudah lulus berkat adanya beasiswa yang bapak sarankan melalui Astra. Saya saat ini akan masuk ke dunia kerja. Doakan saya ya pak," kata pemuda itu.
Matanya berkaca-kaca. Upaya yang dilakukannya selama 8 tahun akhirnya berbuah manis. Tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga bagi seluruh warga KBA Tabek yang mendapatkan dampak positif dari upaya itu.
"Kakak saya di surga pasti merasakan kegembiraan yang sama dengan saya saat ini. Kalau saja beliau bisa menyaksikan perkembangan ini, pasti beliau sangat bahagia," tutupnya.