Bantah Terlibat Kasus FEC, Kepala Disbudpar Sumsel Klaim Jadi Korban

Aufa sempat menjadi ketua panitia kegiatan FEC di Palembang

Palembang, IDN Times - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatra Selatan (Disbudpar Sumsel), Aufa Syahrizal, sedang menjadi perbincangan setelah diketahui menjadi mentor investasi bodong Future E-Commerce (FEC).

Aufa langsung menjadi hujatan netizen karena mempromosikan investasi bodong hingga banyak masyarakat yang tertipu. Hanya saja, Aufa mengaku juga bagian dari korban yang tertipu.

"Saya hanya sebagai mentor, bukan perwakilan perusahaan. Saya juga bagian dari korban," ungkap Aufa, Jumat (15/9/2023).

Baca Juga: Kepala Disbudpar Sumsel Akan Dipanggil Penyidik Terkait Investasi FEC

1. Mendapat bonus jika mengajak banyak orang

Bantah Terlibat Kasus FEC, Kepala Disbudpar Sumsel Klaim Jadi KorbanKadisbudpar Sumsel Aufa Syahrizal (Dok: Humas Pemprov Sumsel)

Aufa menjelaskan jika dirinya turut menjadi member di FEC. Dirinya mendapat penghargaan sebagai mentor karena berhasil mengajak orang bergabung. Aufa menjelaskan, dirinya mendapat bonus mingguan Rp300.000 selama satu bulan dan meraih penghargaan sebagai mentor magang jika mengajak tujuh orang bergabung.

Semakin banyak mengajak orang, semakin banyak pula bonus yang akan didapat. Jika berhasil mengajak 20 orang maka statusnya akan naik menjadi mentor perantara dengan bonus Rp1 juta. Penghargaan itu akan terus naik dengan semakin banyak orang yang terlibat hingga menjadi mentor kehormatan.

"Tapi tidak dari itu saja. Misal yang kita rekrut juga mengajak yang lain atau mengembangkan diri juga bisa jadi mentor magang, dan begitu juga dengan kita naik level juga," jelas dia.

Baca Juga: Warga Palembang Tertipu Investasi FEC Hingga Rugi Ratusan Juta

2. Sebut insting membuat kegiatan di Sumsel

Bantah Terlibat Kasus FEC, Kepala Disbudpar Sumsel Klaim Jadi KorbanIlustrasi (IDN Times/Mia Amalia)

Menurut Aufa dirinya sebagai korban telah melaporkan kasus ini ke Polda Sumsel. Ia menegaskan, kasus ini bermula saat FEC mengadakan seminar mengenai laju investasi di tiga kota besar, yakni Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Sebagai Kepala Disbudpar Sumsel, dirinya melihat potensi yang baik untuk mendatangkan wisatawan ke Palembang. Nalurinya pun muncul untuk menawarkan Palembang menjadi rumah dalam kegiatan itu.

"Kalau seminar nasional akan banyak datang orang dari berbagai daerah, maka saya sepontan menyampaikan kalau tiga daerah tadi tidak sanggup maka Palembang siap," jelas dia.

3. Tawarkan kepada UMKM Sumsel dalam kegiatan seminar

Bantah Terlibat Kasus FEC, Kepala Disbudpar Sumsel Klaim Jadi Korbanpexels/lukas

Aufa pun menilai event ini akan menjadi kegiatan dalam skala besar yang menghadirkan Meeting, Incentive, Conference and Exhibition (MICE). Sebagai tuan rumah, Aufa mengaku seluruh biaya ditanggung oleh perusahaan tersebut.

Dari diskusi itu akhirnya perusahaan menyarankan panitia melibatkan EO. Pihak perusahaan investasi itu juga ingin kegiatannya yang berlangsung di Palembang, dapat melibatkan kegiatan kebudayaan. Kegiatan itu dinilai cukup berhasil karena dapat menarik hingga 700 peserta.

"Saya sebagai ketua panitia membuka acara dengan ucapan selamat datang para peserta seminar yang menyempatkan datang di Sumsel. Saya sampaikan potensi wisata, UMKM, dan lain-lain," jelas dia.

4. Investasi FEC dinilai menjanjikan di awal

Bantah Terlibat Kasus FEC, Kepala Disbudpar Sumsel Klaim Jadi KorbanIlustrasi investasi bodong (instagram.com/rizal_kay)

Aufa mengatakan jika seminar tersebut awalnya menjanjikan, karena menghadirkan orang-orang yang diklaim telah sukses dari bisnis investasi online. Untuk meyakini peserta seminar, FEC menghadirkan orang-orang yang dianggap telah sukses dan dapat mengubah nasib.

Dirinya mencontohkan saat seminar tersebut hadir seseorang bernama Surya, penjaga toko pertanian yang sukses menjadi miliarder dengan penghasilan Rp150 juta per hari. Lalu seorang guru dari Banyuwangi dengan penghasilan Rp75 juta per hari.

"Banyak lagi mentor yang sukses berbagi informasi kebahagian dalam seminar tersebut. Siapa yang tidak tergiur dan terhipnotis dari cerita para narasumber. Termasuk saya sebagai manusia yang memiliki mimpi dan keinginan akhirnya ikut dalam bisnis ini sejak Mei 2023 kemarin," jelas dia.

Berjalannya waktu, bisnis investasi online tersebut akhirnya dibekukan oleh PAKI/OJK. Diduga ada 2.000 warga Sumsel yang telah terjebak dalam investasi bodong tersebut.

"Tidak ada paksaan untuk bergabung di bisnis ini, bahkan berdasarkan keinginan pribadi," tutup dia.

Baca Juga: Puluhan Ribu Orang Jadi Korban Investasi FEC di Lombok

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya