Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Warga Ogan Ilir Harus Antre Demi Air Bersih Akibat Kekeringan

Warga Ogan Ilir antre untuk dapatkan air bersih akibat kekeringan di musim kemarau (Dok: istimewa)

Ogan Ilir, IDN Times - Kemarau disertai El Nino mengakibatkan kekeringan melanda Ogan Ilir, Sumatra Selatan (Sumsel). Wilayah yang mengalami kekeringan adalah Desa Mayapati, Kecamatan Pemulutan Selatan, hingga warga kesulitan mendapatkan air bersih.

Warga harus antre menerima bantuan untuk mendapatkan 5 ribu liter air bersih bagi ratusan kepala keluarga. Bantuan air ini diberikan Palang Merah Indonesia (PMI) usai mendapat laporan kekeringan di sejumlah wilayah di Indonesia.

"Kami mengirimkan air bersih ini khusus untuk daerah yang terdampak oleh kekeringan," ungkap pengurus PMI Ogan Ilir, Padeli, Senin (11/9/2023).

1. Sebabyak 25 ribu liter air disalurkan ke 7 desa

Warga Ogan Ilir antre untuk dapatkan air bersih akibat kekeringan di musim kemarau (Dok: istimewa)

Menurut Padeli, upaya yang dilakukan PMI untuk mengurangi beban masyarakat terutama akses air bersih yang semakin sulit didapat. Ada tujuh desa yang mendapat bantuan air bersih tersebut.

"Bersama Desa Mayapati ini, total suplai air yang telah kami distribusikan mencapai 25 ribu liter," jelas Padeli.

2. Warga diminta melapor untuk dapat bantuan air

Ilustrasi lahan sawah mengalami kekeringan. (ANTARA FOTO/Jojon)

Padeli mengimbau masyarakat yang kesulitan mendapat akses air bersih segera melapor ke pemerintah desa dan kecamatan terdekat. Laporan ini akan membantu PMI untuk mengevaluasi kebutuhan air bersih di berbagai daerah khususnya di Ogan Ilir.

"Warga perlu melapor agar kami dapat menentukan daerah mana yang membutuhkan pasokan air bersih," jelas dia.

3. Kekeringan memperbesar potensi karhutla

Ilustrasi Karhutla (Doc. BNPB)

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel, Wandayantolis, mengingatkan dampak parah kekeringan akibat kemarau panjang di Ogan Komering Ilir (OKI). Salah satu dampaknya adalah kebakaran lahan.

Kondisi tersebut akan berdampak pada peningkatan hotspot (titik panas) dan fire spot (titik api) yang terjadi di Sumatra Selatan (Sumsel).

"Hari tanpa hujan hampir mendekati 50 hari di OKI, karena memang di sana sudah tidak lagi terjadi hujan," ungkap Wandayantolis.

Ia menyebut, peringatan itu telah disampaikannya kepada seluruh stakeholder di Sumsel untuk berhati-hati sejak 21 Agustus dan 1 September kemarin. Kondisi kekeringan tersebut akan berdampak bersar selain kebakaran lahan, akan merembet ke potensi bencana kabut asap.

"Kekeringan ini menimbulkan dampak potensi karhutla. Dari laporan yang masuk juga satgas sudah mulai kesulitan karena meluasnya lahan-lahan terindikasi hotspot," jelas dia.

Berdasarkan pantauan stasiun klimatoligis saat ini, curah hujan sangat rendah ditambah bertiupnya angin dari arah timuran Kota Palembang. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas udara di kota Palembang.

"Kalaupun hujan, hanya terjadi di spot kecil yang tidak signifikan bisa memadamkan hotspot," jelas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deryardli Tiarhendi
Rangga Erfizal
Deryardli Tiarhendi
EditorDeryardli Tiarhendi
Follow Us