PT SBS Sedang Merugi Sebelum Diakuisisi BUMN Tambang PT BA

- Akuisisi saham PT Satria Bahana Sarana (SBS) oleh PT BA terus bergulir ke agenda pemeriksaan perkara dengan memanggil beberapa saksi, termasuk mantan direktur utama dan direktur keuangan PT SBS.
- Kesaksian dari para saksi mengungkapkan bahwa kondisi keuangan PT SBS mengalami peningkatan laba setelah akuisisi, meskipun sebelumnya mengalami kerugian hingga Rp65 miliar pada 2014.
- Meningkatnya permintaan pertambangan setelah akuisisi berdampak pada peningkatan utang pada pihak leasing serta memberikan kontrol tarif dari perusahaan kontraktor kepada PT BA.
Palembang, IDN Times - Sidang lanjutan kasus dugaan korupsi akuisisi saham PT Satria Bahana Sarana (SBS) oleh BUMN PT Bukit Asam (PT BA), terus berlanjut ke agenda pemeriksaan perkara dengan memanggil beberapa saksi.
Saksi tersebut adalah Mantan Direktur Utama PT SBS, Dodi Sanyato; Mantan Direktur Keuangan PT SBS, Margo Derajat; dan dan Mantan Direktur Operasional PT SBS, Leonard Manurung.
Dalam kesaksiannya, Dodi mengakui proses akuisisi yang dilakukan PT BA melalui PT Bukit Multi Investama (BIM) ketika kondisi keuangan PT SBS sedang dalam keadaan tidak baik. Setelah proses akuisisi berlangsung, Dodi pun tak lagi menjadi Dirut di PT SBS.
"Ada rancangan dalam melakukan akuisisi dan disetujui komisaris. Memang kondisi keuangan perusahaan sedang sulit karena banyak pekerjaan yang tidak terbayarkan oleh klien, ditambah lagi banyaknya utang," jelas Dodi, Senin (18/12/2023).
1. PT SBS dorong PT BA efisiensi biaya produksi

Kesaksian Dodi lantas diperkuat oleh keterangan Margo Derajat yang mengatakan kondisi keungan PT SBS mengalami kerugian hingga Rp65 miliar pada 2014. Selang setahun atau pada 2015, ketika PT SBS diakusisi oleh PT BA melalui PT BMI, nilai kerugian mengalami penurunan menjadi Rp9 miliar.
"Dalam enam bulan setelah akuisisi, kerugian perusahaan berkurang menjadi Rp9 miliar," jelas Margo.
Margo tak menampik akuisisi berhasil mengangkat laba PT SBS. Hal ini terjadi karena peningkatan dari jasa produksi perusahaan setelah akuisisi.
"Pada 2016, PT SBS sudah untung dan PTBA juga secara keseluruhan mengalami keuntungan setelah PT SBS diakuisisi dari anak perusahaan PT BA yakni PT BMI. Dengan adanya PT SBS juga bisa melakukan efisiensi biaya penambangan," jelas dia.
2. Produksi batu bara meningkat drastis

Seiring berjalannya waktu akuisisi dinilai membuahkan hasil. Mantan Direktur Operasional PT SBS, Leonard Manurung mengatakan, meningkatnya permintaan pertambangan berdampak pada bertambahnya utang pada pihak leasing karena restrukturisasi perusahaan dalam penambahan alat berat.
"Utanf itu 100 persen dari leasing, karena meningkatnya permintaan volume produksi dari PT BA. Jumlah produksi sendiri meningkat menjadi 64 juta dari sebelumnya 13 juta produksi batu bara," jelas dia.
3. PT BA bisa lepas dari ketergantungan kontraktor

Tak hanya itu saja, PT BA juga dinilai mendapatkan dua manfaat lain setelah akuisisi, yakni produksi dan kontrol tarif dari perusahaan kontraktor.
"PT BA paling banyak mendapat manfaat dalam akusisi PT SBS ini, salah satunya bisa melepas ketergantungan dari kontraktor lainnya," tutup dia.