Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Partisipasi Pemilih Sumbar Turun Drastis di Pilkada 2024

Seorang warga binaan Lapas Kelas II A Padang memasukkan surat suara ke dalam kotak suara (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Padang, IDN Times – Tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 di Sumatra Barat tercatat hanya 57,10 persen, jauh lebih rendah dibandingkan Pilkada 2020 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) sebelumnya. Hal ini berarti jumlah warga yang tidak menggunakan hak pilihnya atau golput mencapai 42,90 persen.

Angka ini dinilai cukup memprihatinkan, terutama jika dibandingkan dengan Pilpres lalu yang mencapai partisipasi 74 persen atau Pilkada 2020 sebesar 65 persen.

`1. Kebosanan dalam pemilihan

Anggota komisi II DPR RI, Rahmat Saleh (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Anggota Komisi II DPR RI, Rahmat Saleh, mengungkapkan beberapa alasan yang menjadi penyebab penurunan partisipasi pemilih dalam Pilkada kali ini. "Kami di Komisi II sangat concern terhadap kualitas demokrasi. Tapi, partisipasi yang rendah ini cukup mengejutkan," ujar Rahmat, Kamis (28/11/2024).

Menurutnya, ada beberapa faktor utama yang memengaruhi rendahnya tingkat partisipasi, salah satunya frekuensi pemilihan yang tinggi. "Karena dalam tahun ini saja ada 3 kali pemilihan. Pertama Pileg dan Pilpres, selanjutnya PSU (Pemungutan Suara Ulang--red) dan saat ini Pilkada," katanya.

Ia mengungkapkan, kemungkinan masyarakat bosan untuk pergi ke TPS setelah melaksanakan Pilpres dan Pileg serta PSU yang sempat dilakukan di beberapa TPS.

2. Faktor cuaca

Warga binaan di Lapas Kelas II A Padang menyalurkan suaranya (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Selain itu, menurut Rahmat rendahnya partisipasi pemilih dalam pelaksanaan Pilkada di Sumatra Barat karena cuaca yang sering hujan akhir-akhir ini.

Hujan yang sering mengguyur wilayah Sumatra Barat disebut Rahmat turut memengaruhi kehadiran masyarakat ke TPS. "Saat ini sering terjadi hujan saat malam hari. Hal itu kemungkinan membuat orang malas untuk pergi ke TPS," katanya.

3. Faktor kandidat

Seorang warga binaan mencelupkan jarinya ke dalam tinta sebagai tanda sudah memilih (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Pilkada dengan jumlah kandidat yang lebih sedikit dianggap kurang menarik perhatian masyarakat dibandingkan Pileg, yang memiliki banyak calon. "Kalau di Pileg, kandidat banyak, sehingga menarik orang untuk menyalurkan suara. Pilkada dengan kandidat sedikit kurang memotivasi," tambahnya.

Menurutnya, 3 faktor tersebut membuat partisipasi pemilih di Sumatra Barat semakin rendah. Terlebih saat pelaksanaan Pilkada serentak kali ini.

Share
Topics
Editorial Team
Yogie Fadila
EditorYogie Fadila
Follow Us