Ada Peran TNI pada Pembinaan Siswa SMA Taruna Indonesia, Seperti Apa?

Palembang, IDN Times - Polresta Palembang terus melakukan proses pemeriksaan sejumlah saksi, terhadap tewasnya dua korban Dlw (14) dan WK (14), siswa SMA Taruna Indonesia Palembang.
Kali ini, giliran Kepala Sekolah SMA Taruna Indonesia Palembang, Tarmizi Endrianto, yang dimintai kesaksiannya oleh Unit Pidana Umum (Pidum). Tarmizi sendiri, Rabu (24/7) sekitar pukul 10.00 WIB, memenuhi panggilan Polresta Palembang untuk kedua kalinya.
1. Kepala sekolah jalani pemeriksaan kedua

Usai memberikan kesaksikan kepada penyidik, Tarmizi yang mengenakan baju kemeja orange lengan pendek, mengaku dicecar pertanyaan yang kesemuanya terkait kegiatan masa pembinaan fisik dan mental di sekolah tersebut, mulai dari sejarah sampai kejadian naas di tahun ajaran 2019/2020 ini.
"Hari ini saya dan wakil dipanggil untuk dimintai keterangan seputar kegiatan di lapangan. Ini pemeriksaan kedua, yang pertama BAP di sekolah," kata Tarmizi.
2. Tersangka Obby hanya membantu proses ospek

Tarmizi menjelaskan, pihaknya meminta bantuan institusi TNI selama proses masa bimbingan fisik dan mental di sekolah berbasis semi militer tersebut. Namun, Tarmizi tidak mengetahui adanya pemukulan yang kini menyeret Obby sebagai tersangka tunggal.
"Untuk pembinaan kita serahkan ke ahli dari institusi TNI, kita juga mengharamkan kekerasan dan setiap pembimbing sudah diberitahu untuk tidak melakukan kontak fisik," jelas dia.
Menganai tersangka Obby, sambung Tarmizi, memang dilibatkan dalam proses ospek untuk membantu kegiatan tersebut. Obby memegang satu dari empat pleton yang ada.
"Itu oknum (Obby), tugasnya hanya membantu dalam kegiatan tersebut dan sepanjang kegiatan, panitia selalu mengontrol," tegas dia.
3. Pihak sekolah masih tunggu kepastian kematian WK

Terhadap kematian korban kedua, WK (14), yang meninggal usai dirawat 6 hari di RS RK Charitas, Tarmizi mengatakan, pihak sekolah masih belum mengetahui hasil pemeriksaannya. Namun, mereka tetap menunggu hasil pemeriksaan pihak kepolisian.
"Terkait WK kita belum tahu, dan belum dapat kabar kematiannya. Karena kekerasan atau apa, kita belum tahu. Dalam proses (ospek) para peserta dibagi 4 regu, mereka (Dlw dan WK) tidak satu regu, yang mengatur pembagian regu tim di lapangan," kata dia.
4. SMA Taruna Indonesia Palembang siap disanksi

Tarmizi menegaskan, pihaknya sudah dengan semua konsekuensi yang ada, seandainya nanti akan ada sanksi dari Dinas Pendidikan Sumsel jika terbukti ada pelanggaran.
"Kalau sanksi kita selalu siap, jika terbukti melakukan pelanggaran. Saat ini siswa kita ada 250 orang, proses belajar mengajar tetap normal," tandas dia.