Ramai Isu Siswi SMPN 30 Palembang Diculik, Ternyata Cuma Hoaks

- Isu penculikan siswi SMP N 30 Palembang ternyata hoaks
- Siswi Elsa mengakui cerita bohong soal hampir diculik
- Polisi menegaskan tidak ada dugaan penculikan setelah penyelidikan
Palembang, IDN Times - Ramai isu percobaan penculikan yang beredar di media sosial (medsos) dan menimpa siswi SMP Negeri 30 Palembang ternyata fakta yang terungkap adalah hoaks.
Menurut Kapolrestabes Palembang Kombes Harryo Sugihartono, informasi sebelumnya mengenai salah satu siswi bernama Elsa diduga hampir diculik hanya cerita bohong yang dikarang oleh siswi tersebut.
1. Orang tua siswi sudah melakukan klarifikasi

Siswi berusia 13 tahun itu pun sudah mengakui semua yang ia sampaikan di publik adalah kebohongan. Termasuk keluarga Elsa, jelas Harryo, telah menyampaikan klarifikasi di kantor polisi.
"Klarifikasi sudah diberikan keluarga siswa. Orang tuanya mengakui bahwa putrinya keliru," kata dia.
Harryo menyampaikan, banyak narasi di publik yang belum terkonfirmasi namun sudah cepat beredar. Kasus Elsa ini pun kata dia, adalah salah satu bukti bahwa informasi yang tidak terverifikasi dapat memicu kepanikan publik.
"Syukurnya kasus Elsa ini yang bersangkutan sudah meminta maaf. Orangtuanya juga minta maaf karena anaknya membuat informasi tidak benar," jelasnya.
2. Siswi tersebut telah meminta maaf

Harryo menambahkan, cerita bohong Elsa bermula saat dirinya bercerita kepada guru. Dia menyampaikan, dirinya nyaris diculik dalam perjalanan ke sekolah. Kemudian informasi itu menyebar luas hingga viral di lingkungan warga dan media sosial.
Padahal hasil penyelidikan polisi, yang terjadi hanya ada sapaan dari orang tak dikenal yang kemudian membuat siswi itu panik dan sempat pulang, lalu kembali lagi ke sekolah dengan ketakutan.
"Tidak ada ancaman. Anak panik dan akhirnya membuat cerita seolah hendak disuntik dan dipukul kayu," kata dia.
3. Polisi sudah mengecek lokasi dan memeriksa saksi

Kepastian tidak ada dugaan penculikan, terungkap usai polisi mengecek lokasi dan memeriksa saksi-saksi. Yakni, termasuk kendaraan taksi online yang sempat dicurigai. Hasilnya, tidak ditemukan bukti adanya percobaan penculikan.
"Kendaraan itu hanya kebetulan melintas saat mengantar penumpang," jelasnya.
Harryo menegaskan kasus ini menjadi pembelajaran penting supaya publik jangan mudah menyebarkan informasi sebelum terbukti kebenarannya. Sebab imbasnya akan fatal dan negatif di masyarakat.


















