Risiko Bencana Naik, Polda Sumsel Genjot Koordinasi Lintas Instansi

- Polda Sumsel menggelar apel kesiapsiagaan hadapi potensi bencana Hidrometereologi.
- Koordinasi lintas instansi dan pemetaan wilayah rawan bencana menjadi prioritas.
- 11 daerah di Sumatera Selatan masuk dalam kategori wilayah rawan bencana hidrometeorologi.
Palembang, IDN Times - Polda Sumatra Selatan menggelar apel kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana Hidrometereologi. Langkah ini dilakukan setelah Sumsel resmi masuk musim hujan dan peringatan bencana menjadi prioritas pencegahan dan penanganan lintas instansi.
"Kita harus siap secara menyeluruh, baik dari sisi personel maupun sarana prasarana. Penanganan cepat dan terkoordinasi akan meminimalkan dampak bencana terhadap masyarakat." ungkap Wakapolda Sumsel, Brigjen Pol M Zulkarnain, Jumat (7/11/2025).
1. Polres dan polsek diminta berkoordinasi dengan pemda

Menurut Zulkarnain, diperlukan koordinasi lintas intansi terutama dengan BPBD di setiap wilayah guna mengantisipasi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan banjir, longsor hingga angin kencang. Dirinya pun mengimbau setiap polres dan polsek di masing-masing wilayah untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terkait ancaman bencana.
"Koordinasi dengan pemda penting agar langkah penanggulangan bencana berjalan efektif dan terukur," jelas dia.
2. Polisi akan siapkan pos siaga

Senada, Karo Ops Polda Sumsel Kombes Pol Muhammad Anis menuturkan, seluruh jajaran Polres telah diarahkan untuk melakukan pemetaan wilayah rawan bencana. Melalui langkah ini, setiap satuan kewilayahan dapat melakukan tindakan mitigasi secara lebih cepat dan tepat sasaran.
"Setiap wilayah sudah diminta melakukan koordinasi intensif dengan BPBD dan instansi terkait. Kami juga menyiapkan posko siaga dan peralatan evakuasi agar penanganan di lapangan bisa dilakukan secara optimal," jelas dia.
3. Ada 11 daerah masuk daerah rawan

Diberitakan sebelumnya, Sebanyak 11 daerah di Sumatera Selatan masuk dalam kategori wilayah rawan bencana hidrometeorologi. Bencana banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung selalu terjadi di wilayah tersebut pada musim hujan.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman mengatakan, ke-11 daerah itu adalah Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Selatan, Empat Lawang, Muara Enim, Lahat, Ogan Ilir, OKI, Muratara, Muba, Prabumulih dan Banyuasin.
"Seluruh daerah di Sumsel sebenarnya rawan terhadap bencana hidrometeorologi. Namun, 11 daerah di antaranya masuk kategori paling rawan dan selalu terjadi hampir setiap tahun," ujarnya, Rabu (5/11/2025).
Menurut Sudirman, bencana hidrometeorologi seperti banjir sering terjadi di kawasan-kawasan yang memiliki topografi rendah dan dilintasi sungai besar. Sementara itu, tanah longsor kerap terjadi di daerah-daerah perbukitan dengan curah hujan tinggi.
"Wilayah rawan bencana banjir dan longsor umumnya terjadi di dataran tinggi dan sungai," katanya.


















