Sabu 115 Kilo Masuk Sumsel Berasal dari Laos, Myanmar, dan Thailand

Sabu dibawa jalur darat dari Aceh ke Palembang

Palembang, IDN Times - Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatra Selatan (BNNP Sumsel) mengagalkan peredaran sabu terbesar yang masuk wilayah Bumi Sriwijaya. Sebanyak 115 kilogram sabu gagal beredar di 17 kabupaten dan kota di Sumsel.

Dalam operasi mengagalkan peredaran narkotika tersebut, BNNP Sumsel meringkus Nurhasan (47). Ia diduga merupakan bandar narkotika yang mengatur jalur distribusi di Sumsel, Selasa (23/1/2023).

"Kita mendapatkan informasi melalui pengembangan intelijen IT bahwa ada distribusi sabu berasal dari Aceh. Setelah dilakukan pengecekan di lapangan, ternyata terjadi transaksi penyerahan sabu seberat 115 kilogram ke wilayah Palembang," ungkap kepala BNNP Sumsel, Brigjen Pol Djoko Prihadi, Senin (30/1/2023).

Baca Juga: Tak Kapok Ditangkap, Warga Jabar Ditangkap Lagi Bawa Ganja 30 Kilogram

1. Sabu sempat transit di Pekanbaru

Sabu 115 Kilo Masuk Sumsel Berasal dari Laos, Myanmar, dan ThailandRilis BNNP Sumsel terkait masuknya sabu terbesar 115 kilogram (Dok: istimewa)

Joko menjelaskan jika sabu tersebut transit lebih dahulu di wilayah Pekanbaru sebelum masuk ke Sumsel. Menurutnya, sabu tersebut awalnya dibawa oleh kurir menggunakan Toyota Avanza dengan nomor polisi BA 1866 KB.

Setelah sampai di Palembang, mobil itu diserahkan kepada tersangka. Nurhasan lalu membawa mobil hingga dihentikan oleh petugas di Jalan Kolonel Dani Efendi, Talang Betutu, Kecamatan Sukarami, Palembang.

"Awalnya barang dan kendaraan ini diantar oleh kurir dari Pekanbaru, langsung diserahkan kepada tersangka di Palembang dengan tidak berganti mobil, langsung diserahkan kuncinya," jelas dia.

Baca Juga: BNNP Sumsel Amankan 115 Kg Sabu Masuk Palembang, Terbesar di Sumsel

2. Polisi masih mencari jaringan Nurhasan

Sabu 115 Kilo Masuk Sumsel Berasal dari Laos, Myanmar, dan ThailandRilis BNNP Sumsel terkait masuknya sabu terbesar 115 kilogram (Dok: istimewa)

Polisi melakukan penggeledahan di mobil tersebut dan menemukan barang bukti narkotika jenis sabu di bagasi belakang mobil. Sabu dikemas dalam sebuah koper dan karung.

Ketika digeledah, tim menemukan 20 bungkus sabu. Lalu tiga karung putih berisi 20 bungkus sabu, dan satu buah karung warna putih yang berisi 15 bungkus sabu. Ada pula empat karung putih masing-masing berisi lima bungkus sabu dengan total 20 bungkus.

"Untuk pengembangan berikut jaringannya, kita akan bekerja sama stakeholder lain dari Kepolisian, Bea Cukai, BNN Pusat, dan Mabes Polri," beber dia.

3. Sabu yang masuk berkualitas sangat baik

Sabu 115 Kilo Masuk Sumsel Berasal dari Laos, Myanmar, dan ThailandRilis BNNP Sumsel terkait masuknya sabu terbesar 115 kilogram (Dok: istimewa)

Menurut Djoko, peredaran narkoba Nurhasan melibatkan jaringan internasional. Berbeda dari kemasan yang biasa masuk Indonesia, pihaknya mendapatkan sabu dalam kemasan baru.

Dalam kemasan sabu ada lambang hologram gambar Naga dan Diamond bertuliskan excellent. Pihaknya telah mengecek di laboratorium Polda Sumsel dan mendapati sabu tersebut merupakan kualitas terbaik dari Laos, Myanmar, dan Thailand.

"Informasinya diproduksi di Myanmar. Memang di Myanmar, Thailand, dan Laos Utara merupakan daerah tempat memproduksi, dan daerah yang sulit dijangkau aparat keamanan negara setempat maupun tim gabungan," tutup dia.

Baca Juga: Perawat ASN di OKI Ketahuan Jual Sabu dan Ekstasi 

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya