Ahli Mikrobiologi Unsri Sebut B117 Tak Berdampak Klinis, Ini Artinya

Varian corona B117 tidak akan berpengaruh bagi vaksinasi

Palembang, IDN Times - Ahli Mikrobiologi dari Universitas Sriwijaya (Unsri), Profesor Yuwono mengatakan, varian baru COVID-19 yakni B117 tidak akan memiliki dampak klinis terhadap pasien yang terpapar. Hanya saja, daya tular yang ditimbulkan memang akan lebih cepat terjadi antar manusia.

"Ini mutasi diduga menambah daya tular tetapi tidak menambah keparahan penyakit. Jadi tak bisa seseorang dinyatakan kena B117 berdasarkan gejala klinisnya. Orang yang terinfeksi B117 sama gejalanya dengan yang kena COVID-19 awal," jelas Yuwono kepada IDN Times, Selasa (9/3/2021).

1. Kasus B117 di Palembang merupakan gejala ringan

Ahli Mikrobiologi Unsri Sebut B117 Tak Berdampak Klinis, Ini ArtinyaMutasi B117 terjadi pada gen spike (istimewa)

Menurut Yuwono, mutasi dalam virus COVID-19 biasa berubah karena mengalami penyesuaian. Hal itu terlihat dari mutasi protein pada permukaan virus yang disebut spike. Mutasi ini hanya bisa dideteksi dengan pemeriksaan pada gen spike, bukan pada gejala klinis.

"Kasus pertama di Palembang bahkan orangnya sudah sembuh alias infeksi ringan-sedang," jelas dia.

Baca Juga: Kronologi Varian Corona B117 Masuk ke Palembang

2. Vaksinasi tidak akan terpengaruh B117

Ahli Mikrobiologi Unsri Sebut B117 Tak Berdampak Klinis, Ini ArtinyaVaksinator menunjukkan dosin vaksin yang akan disuntikan ke nakes (IDN Times/Rangga Erfizal)

Saat vaksinasi yang dilakukan pemerinth, muncul keraguan mengenai daya efikasi terhadap varian B117. Namun hal itu dibantah Yuwono. Menurutnya meski COVID-19 bermutasi, tidak akan mengurangi keampuhan vaksin untuk meningkatkan antibodi orang-orang.

"Para ahli menyatakan bahwa mutasi ini tidak berpengaruh terhadap vaksin, artinya vaksin tetap oke," jelas dia.

3. Klaim kasus COVID-19 turun 50 persen sejak vaksinasi

Ahli Mikrobiologi Unsri Sebut B117 Tak Berdampak Klinis, Ini ArtinyaMeja layanan vaksin (IDN Times/Rangga Erfizal)

Yuwono mencatat, kasus COVID-19 baru di Sumsel turun 50 persen sejak dilakukan vaksinasi ketimbang sebelumnya. Ketimbang memikirkan varian baru, pemerintah diminta memenuhi kebutuhan vaksin di Sumsel sebesar 1 juta dosis untuk tahap pertama

Baru sekitar 150.000 dosis vaksin yang telah disuntikkan kepada petugas medis dan pelayan publik. Menurutnya dengan cepat vaksinasi, maka akan mudah terbentuk kekebalan komunal untuk menghentikan sebaran virus.

"Soal beberapa tokoh wafat dengan COVID-19, sudah clear bahwa mereka tergolong usia di atas 50 dan memiliki komorbit. Memang risiko untuk sakit berat dan wafat lebih tinggi dibanding orang lain," tutup dia.

Baca Juga: Varian Baru Corona B117 Masuk Palembang Sejak Desember 2020

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya