3 Laboratorium Beroperasi, Tidak Ada Lagi Sampel Swab yang Menumpuk

Sampel swab yang terlalu lama diperiksa bisa rusak

Palembang, IDN Times - Sumsel sempat terseok-seok dalam pemeriksaan laboratorium saat masa awal pandemik COVID-19, yakni dari Maret hingga akhir Mei lalu. Kondisi itu disebabkan terbatasnya kemampuan Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang.

Dalam sehari, BBLK Palembang hanya bisa memeriksa 400-500 sampel dalam satu hari. Sementara, sampel yang masuk ribuan dari lima provinsi di Sumbagsel. 

Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Sumsel, Yusri mengatakan, semua sampel yang sempat delay, kini sudah bisa diperiksa seluruhnya. "Kapasitas periksa yang sempat terhambat saat ini sudah semakin cepat. Dari sekitar 1.000 sampel satu hari, sekitar 700-800 sampel berhasil diperiksa di tiga laboratorium dalam satu hari," jelas Yusri,  Sabtu (13/6).

Baca Juga: BPKAD Palembang Atur Perincian Anggaran COVID-19 Sebesar Rp480 Miliar

1. Kalau semua laboratorium optimal, hanya butuh dua hari pemeriksaan

3 Laboratorium Beroperasi, Tidak Ada Lagi Sampel Swab yang MenumpukJubir gugus tugas percepatan penanggulangan COVID-19 Sumsel, Yusri (IDN Times/Rangga Erfizal)

Ada dua laboratorium baru yang dioperasikan untuk mempercepat pemeriksaan lab, seperti RS Pusri dan RSUP Mohammad Hoesain Palembang. Jika telah optimal, tim akan bisa lebih cepat memeriksa sampel dari hasil tracing pasien positif.

Menurut Yusri, dengan kondisi laboratorium yang semakin baik, maka hasil sampel yang ada hanya menunggu hitungan hari untuk keluar hasilnya. "Sampel kalau tidak ada penumpukan, dua hari sudah keluar hasilnya," ujar dia.

2. Sampel yang lama diperiksa bisa rusak

3 Laboratorium Beroperasi, Tidak Ada Lagi Sampel Swab yang MenumpukJubir Gugus Tugas Sumsel, Profesor Yuwono (IDN Times/Rangga Erfizal)

Direktur RS Pusri, Yuwono yang juga merupakan ahli mikrobiologi mengatakan, dalam pemeriksaan sampel swab seharusnya tidak boleh terlalu lama apa lagi sampai menumpuk.

Semakin lama sampel tidak diperiksa, makan akan rusak. Sampel swab yang diambil dari pasien, jelasnya, tidak tahan berada di luar ruangan terbuka. Untuk itu, pihak laboratorium biasanya memasukkan sampel swab ke dalam ice box (kotak pendingin) lalu diekstraksi untuk memisahkan Ribonucleic Acid (RNA) atau materi genetik.

"Jika sudah diekstraksi dan dimasukkan dalam lemari pendingin, sampel tersebut bisa tahan hingga satu bulan," jelas dia.

3. Waktu efektif virus menyebar adalah 14 hari

3 Laboratorium Beroperasi, Tidak Ada Lagi Sampel Swab yang MenumpukLaboratorium PCR RS Pusri Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Lanjut Yuwono, maka penting bagi pasien yang telah diperiksa dan hasil swabnya positif untuk menjalani karantina selama 14 hari agar, virus yang dibawanya tidak menyebar ke orang lain. Imunitas tubuh yang kuat akan melawan virus sehingga daya tularnya hilang.

"Itu karena untaian yang ada di virus tersebut sudah terputus sehingga virus itu tidak memiliki daya untuk masuk ke tubuh orang lain," beber dia.

4. Jumlah kasus ODP dan PDP dan meninggal dunia hari ini di Sumsel

3 Laboratorium Beroperasi, Tidak Ada Lagi Sampel Swab yang MenumpukRS PHC, anak perusahaan Pelindo 1, sudah memiliki laboratorium PCR untuk menguji sampel swab tenggorok. (dok Humas Pelindo 1)

Sementara itu, untuk perkembangan COVID-19 di Sumsel pada hari ini, jubir Gugus Tugas Sumsel, Nur Purwoko menerangkan bahwa ada penambahan 22 kasus baru COVID-19. Dengan demikian, total sudah 1.326 orang terinfeksi virus SARS-CoV-2 itu.

Sementara itu, jumlah pasien sembuh juga ada penambahan, yakni 20 orang sehingga total ada 583 pasien yang berhasil melawan COVID-19.

"Kasus meninggal dunia ada penambahan satu orang dan total meninggal ada 51 orang," ujar dia.

Pada kasus pasien dalam pengawasan (PDP) Sumsel sejauh ini ada 775 orang, dengan selesai pengawasan 293 orang serta masih dalam pengawasan 482. Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) sejauh ini sudah mencapai 7.427 orang, selesai pemantauan 5.535 orang dan masih dalam pemantauan 1.892 orang.

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian Meresahkan

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya