Viral Bocah Manusia Silver Dimarah Ibunya, Dinsos OKUT Gelar Razia

- Sebagian besar yang ditangkap bukan berasal dari OKU Timur
- Dinsos OKU Timur menawarkan penempatan di panti sosial
- Seharusnya anak itu belajar di sekolah, bukan berada di jalan
Ogan Komering Ulu Timur, IDN Times - Viral di media sosial video seorang anak kecil berlumur cat silver dimarahi oleh perempuan yang mengaku sebagai ibunya. Sang anak menangis tersedu-sedu akibat dimarahi karena tidak berhasil mendapatkan uang.
Insiden tersebut diduga terjadi di wilayah Martapura, Kabupaten OKU Timur. Sang perekam yang merupakan seorang wanita langsung menghampiri ibu-ibu berkostum boneka tersebut. Dengan nada emosi menahan tangs, wanita perekam mengingatkan jika tindakan sang ibu bisa dipidanakan karena menyiksa anak kecil.
Kejadian ini memicu reaksi cepat dari aparat Pemerintah Kabupaten OKU Timur. Dinas Sosial OKU Timur bersama Sat Pol PP segera menggelar razia gabungan. Dalam operasi yang berlangsung tak lama setelah video beredar, petugas berhasil menangkap 16 orang pengamen dan anak jalanan, termasuk sejumlah ibu yang kedapatan mengajak anak-anaknya meminta-minta di jalanan.
1. Sebagian besar yang ditangkap bukan berasal dari OKU Timur

Kabid Rehabilitasi Sosial Dinsos OKU Timur, Firdaus Hasan mengatakan, begitu pihaknya menerima laporan terkait video tersebut, pihaknya langsung turun ke lapangan. Hasilnya, 16 orang diamankan untuk dibina.
"Anak 'manusia silver' yang muncul dalam video belum berhasil ditemukan. Kami masih terus melakukan pencarian terhadap anak tersebut dan kelompoknya," ujarnya Kamis (17/7/2025).
Dari hasil pendataan, diketahui sebagian besar yang ditangkap bukan berasal dari OKU Timur. Mereka datang dari daerah lain seperti Palembang, Pagar Alam, hingga wilayah di luar Sumsel.
2. Dinsos OKU Timur menawarkan penempatan di panti sosial

Sebagai langkah lanjutan, Dinas Sosial OKU Timur menawarkan penempatan di panti sosial bagi anak-anak yang terlibat serta keluarganya. Namun, sebagian dari mereka menolak tawaran tersebut.
“Kami tidak memaksa. Bila mereka menolak, maka akan kami pulangkan ke daerah asalnya. Namun, mereka wajib menandatangani surat pernyataan agar tidak kembali melakukan praktik eksploitasi anak," ucapnya.
Plt Kepala Satpol PP dan Linmas OKU Timur, Ikra Sentana menambahkan, fenomena manusia silver khususnya yang melibatkan anak-anak, sangat meresahkan dan membahayakan.
“Ini bukan hanya pelanggaran ketertiban umum, tapi juga bentuk eksploitasi anak. Anak-anak dan orang tua yang mendampingi sudah kami serahkan ke Dinas Sosial untuk dilakukan pembinaan,” tegas Ikra.
3. Seharusnya anak itu belajar di sekolah, bukan berada di jalan

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas PPPA OKU Timur, Inoferwenti Intan menyayangkan kondisi itu terjadi saat seharusnya anak-anak berada di lingkungan pendidikan dan pengasuhan yang sehat.
"Seharusnya anak itu belajar di sekolah, bukan berada di jalan dengan tubuh dicat silver demi uang. Ini bentuk eksploitasi yang sangat disayangkan," tambahnya.
Meski bukan warga OKU Timur dan tidak menjadi ranah tindakan langsung Dinas PPPA, pihaknya memastikan tetap menjalin koordinasi dengan instansi terkait, termasuk Satpol PP sebagai penegak peraturan daerah.
“Kami pantau terus. Untuk penindakan memang di luar kewenangan kami, tapi kami pastikan kasus seperti ini tidak terulang lagi,” ungkapnya.