Tangis Pilu Ortu Korban Penculikan di OKI, Minta Pelaku Dihukum Mati

- Hasil autopsi ada beberapa luka lebam di tubuh serta organ vital korban
- Keluarga berharap pelaku mendapatkan hukuman setimpal
- Ibu korban mendapatkan firasat sedih selama seminggu ini
Ogan Komering Ilir, IDN Times - Indrawadi (45) dan Melis Akhirani (40) tak kuasa menahan kesedihan atas kepergian sang anak RA (6), bocah SD yang jadi korban penculikan dan pemerkosaan di Desa Menang Raya pada Sabtu (26/7/2025). Ibu korban, Melis berusaha tegar saat menceritakan putrinya yang telah dievakuasi dan dìbawa ke rumah duka.
"Semalam ditemukan, dibawa ke RS Kayuagung dulu lalu ke Palembang," ujarnya dengan suara bergetar.
1. Melis bersikeras ingin ikut mencari anaknya

Saat mengetahui sang anak hilang diculik, ia bersikeras ingin ikut mencari. Namun dicegah oleh kerabat dan memintanya cukup menunggu di rumah.
"Niat ikut mencari, karena insting ibu itu kuat ke anaknya. Tapi disuruh menunggu. Akhirnya ditemukan semalam," ujarnya.
Melis menggambarkan kondisi sang anak begitu memilukan, dengan beberapa luka lebam di tubuh serta organ vitalnya.
"Lebam semua tubuhnya, sampai telinga. Ada kekerasan seksual juga, karena ada pendarahan di sekitar vagina. Barangkali dia disiksa karena banyak lecet di kakinya," jelasnya parau.
2. Keluarga berharap pelaku dihukum mati

Ia mengakui, sang anak kerap bermain di halaman masjid tersebut (lokasi awal korban menghilang). Menurutnya selama ini aman-aman saja. Saat ditanya apakah ia mengen pelaku, Melis menyebutkan tidak tahu.
"Dak tahu, dan dak galak tahu dengan pelaku. Orang sinilah, rumahnya di darat. Desa Menang Raya inilah," ungkapnya.
Ia sangat berharap pihak kepolisian bisa memberikan hukuman setimpal kepada pelaku. Menurutnya, sang anak sudah mengalami penyiksaan dan tidak seharusnya diperlakukan dengan keji seperti ini.
"Hukum mati atau seumur hidup. Sebab anak kami mati dengan cara seperti itu, sakit dia (korban). Anak sekecil itu dipaksa seperti itu. Umurnya baru 6,5 tahun, tapi memang badannya besar. Kami dari keluarga tidak ikhlas kalau dihukum ringan atau lepas," tegasnya.
3. Korban baru dua minggu masuk SD

Terkait firasat akan kepergian sang anak, Melis sudah merasakannya selama sepekan ini. Tiba-tiba dirinya diliputi perasaan sedih saat melihat putrinya.
"Entah dari mana datangnya perasaan itu, setiap melihat sang anak selalu diliputi harus dan pilu. Apalagi saat saya antar dia sekolah, karena baru pertama kali masuk SD. Seminggu ini saya suka mendadak sedih lihat anak saya. Dia rajin, dan setiap diantar sekolah selalu bilang kepada saya jangan lagi diantar. Sebab sudah ada kance (teman) baru," ungkapnya.
Ayah korban, Indrawadi tampak tak kuasa menahan kesedihannya karena telah kehilangan anak keduanya tersebut. Padahal sang anak baru beberapa hari masuk sekolah ke jenjang SD. Menurutnya sang anak selama ini terkenal ceria dan periang.
"Keinginannya terakhirnya mau dibelikan HP, karena selama ini selalu rebutan dengan kakaknya. Kami bilang, nanti dibelikan ya nak. Biar HP kakak kamu pakai dulu," ucapnya dengan terisak.
4. Korban akan dimakamkan hari ini

Sementara itu, Kepala Desa Menang Raya, Rian Syaputra jenazah korban telah sampai dirumah duka dan akan segera dilakukan pemakaman.
"Setelah menjalani autopsi di RS Bhayangkara Palembang, baru saja jenazah korban sampai dirumah duka. Rencana hari inilah akan di lakukan pemakaman," ujarnya.
Menurutnya, penemuan korban sontak menjadi heboh sekaligus membuat geram warga Kecamatan Pedamaran.
"Saya atas nama pemerintah desa dan masyarakat Pedamaran berharap agar pelaku yang sudah ditangkap dapat diberikan hukuman yang sangat berat dan setimpal," tegasnya.