Penerbangan Internasional Dibuka, Wisman ke Sumsel Didominasi Turis Malaysia

- Wisatawan mancanegara didominasi oleh turis Malaysia
- Jumlah wisman bulan September menurun dibanding Agustus 2025
- Wisatawan domestik mengalami peningkatan, namun tingkat penghunian kamar hotel masih rendah
Palembang, IDN Times - Sejak dibukanya penerbangan Internasional dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, jumlah wisatawan mancanegara ke Sumatra Selatan terus bertumbuh. Malaysia menjadi penyumbang terbesar wisatawan asing ke Sumsel dengan persentase 63,67 persen.
"Disusul China 5,14 persen, Taiwan 1,50 persen, Korea Selatan 1,18 persen dan negara lain 28,51 persen," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, Rabu (5/11/2025).
1. Wisman bulan September menurun dibanding Agustus

Meski pintu penerbangan internasional baru kembali dibuka beberapa bulan lalu, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Sumatera Selatan justru menurun pada September 2025. BPS mencatat, hanya 933 wisman yang datang, turun 18,01 persen dibanding Agustus yang mencapai 1.138 kunjungan.
"Harapan kita tentu kunjungan wisman terus meningkat ke depan, mengingat pintu masuk baru kembali dibuka beberapa bulan lalu," jelas Wahyu.
2. Wisatawan domestik menggeliat

Wahyu menjelaskan, di tengah penurunan jumlah wisman ke Sumsel, jumlah wisatawan domestik justru mengalami peningkatan. Pada September 2025, tercatat sebanyak 2,08 juta perjalanan wisatawan domestik, naik signifikan dibanding periode yang sama tahun 2024 yang berjumlah 1,6 juta perjalanan. Namun, secara bulanan terjadi sedikit penurunan dari 2,1 juta perjalanan pada Agustus 2025.
"Mayoritas perjalanan merupakan mobilitas antar kabupaten/kota dalam Sumsel, mencapai 1,6 juta atau sekitar 77 persen," jelas dia.
3. Kondisi wisatawan meningkat di tahun 2025

Secara kumulatif, sepanjang Januari hingga September 2025, jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) mencapai 19,7 juta, tumbuh 53,32 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang naik tipis menjadi 48,12 persen. Meski demikian, angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan September 2024 yang mencapai 52,36 persen. Adapun rata-rata lama menginap wisatawan di hotel tercatat kurang dari dua hari.
"Ke depan diharapkan wisatawan dapat tinggal lebih lama untuk meningkatkan serapan sektor perhotelan," jelas dia.



















