Pengelola Wisata di Padang Pesimistis Turis Ramai Saat Libur Nataru

- Pengelola wisata Padang pesimistis dengan kunjungan libur Nataru karena prakiraan cuaca ekstrem yang mengakibatkan penurunan pengunjung.
- Persaingan destinasi wisata yang ketat dan kurangnya promosi juga menjadi alasan pesimisme pengelola tempat wisata.
- Bandara Internasional Minangkabau (BIM) memperkirakan peningkatan kedatangan penumpang saat libur Nataru, dengan antisipasi cuaca ekstrem dan komunikasi dengan BMKG.
Padang, IDN Times - Pengelola wisata alam di Kota Padang pesimistis dengan kunjungan wisatawan saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) nantinya. Karena prakiraan cuaca ekstrem yang sudah dirilis oleh Badan Metereologi, Krimatologi dan Geofisika (BMKG).
Pati Hariyos, pengelola wisata Pantai Pasie Jambak di Kota Padang mengatakan, pengunjung tempat wisata itu bahkan sudah menurun sejak sebulan belakangan.
"Saat libur Nataru nanti mungkin tidak akan banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata Pasie Jambak ini," katanya saat dihubungi IDN Times, Rabu (18/12/2024).
1. Pengelola tempat wisata pesimistis

Pesimisme itu bukan tanpa alasan. Pati Hariyos mengungkapkan, persaingan destinasi wisata yang sangat ketat dewasa ini juga menjadi alasan dirinya mengungkapkan hal tersebut.
"Seperti kita ketahui, saat ini sudah cukup banyak tempat wisata di dataran tinggi seperti di Solok Selatan, Kabupaten Solok, Bukittinggi dan lainnya. Tentunya, wisatawan nantinya akan lebih memilih tempat wisata yang lebih aman. Karena untuk wisata pantai ini cukup banyak kekhawatiran terhadap bencana seperti gempa dan lainnya," katanya.
Ditambah lagi tidak adanya event khusus yang dilakukan di pantai dengan ciri khas penangkaran penyu tersebut.
"Saya lihat pemerintah juga kurang serius untuk mempromosikan wisata seperti di Pasie Jambak ini. Buktinya, tidak ada promosi-promosi yang dilakukan sebelum libur Nataru ini," katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh pengelola tempat wisata alam Teluk Buo, Khairul Mahmud saat dikonfirmasi IDN Times. Menurutnya, kunjungan wisata saat libur Nataru tidak akan banyak.
"Sepekan belakangan saja, pengunjung sudah sangat sepi. Ditambah lagi cuaca yang sering hujan membuat wisatawan enggan untuk datang ke sini," katanya.
2. Keselamatan wisatawan

Yose mengungkapkan, untuk di tempat wisata Pasie Jambak sendiri, ia dan kelompok pegiat wisata lainnya selalu menjaga keselamatan pengunjung jika terjadi cuaca ekstrem.
"Saat terjadi hujan selama ini, kami selalu menyarankan kepada pengunjung untuk tidak berenang di pantai. Selain itu, kami juga menyarankan kepada pengunjung untuk selalu memperhatikan anggota keluarganya saat berwisata di sini," katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan Khairul Mahmud terkait keamanan terhadap wisatawan yang dilakukan di tempat wisata Teluk Buo.
"Kalau cuaca sudah gelap saja, itu biasanya kami membatalkan untuk berkunjung ke pulau-pulau yang ada di sekitar sini. Karena kami sangat mementingkan keselamatan wisatawan," katanya.
3. Prediksi puncak kedatangan wisatawan di bandara

Meskipun pesimisme muncul dari pengelola tempat usaha, pihak Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menyatakan penumpang yang datang ke Ranah Minang akan meningkat saat libur Nataru nantinya.
Pgs General Manager BIM, Hastanto Yuli Setiyawan mengungkapkan, peningkatan kedatangan saat libur Nataru akan dimulai sejak tanggal 24 Desember 2024 mendatang.
"Diperkirakan penumpang nantinya akan mencapai 8-9 ribu per harinya saat puncak tersebut," katanya.
Sementara, untuk puncak arus balik libur Nataru nantinya diprediksi akan terjadi pada 2 Januari 2025. Ia mengatakan, untuk mengantisipasi cuaca ekstrem yang telah diprediksi, Angkasa Pura II sudah menjalin komunikasi dengan berbagai pihak.
"Seperti BMKG Minangkabau selalu mengirimkan informasi cuaca setiap harinya, jadi kami bisa lebih waspada jika cuaca ekstrem," katanya.
4. Prediksi lonjakan kunjungan wisata di Padang

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Yudi Indra Sani yang menyatakan kunjungan wisata di Kota Bengkoang akan meningkat saat libur Nataru nantinya.
"Seperti biasanya, setiap libur Nataru, Kota Padang selalu menjadi salah satu tujuan wisatawan untuk berkunjung. Baik itu di Pantai Padang ataupun destinasi wisata lainnya yang ada di Kota Padang," katanya.
Menurutnya, untuk meningkatkan kunjungan itu pihaknya akan menggelar event di Pantai Padang agar wisatawan merasa puas saat berwisata ke Kota Bengkoang.
"Kita juga akan siapkan event nantinya. Dan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem kami juga sudah menyiapkan petugas di sepanjang Pantai Padang saat libur Nataru nantinya," katanya.
5. Rencana atasi kemacetan saat libur Nataru

Seiring dengan prediksi akan melonjaknya kunjungan wisatawan ke Kota Padang, Kepala Dinas Perhubungan Kota Padang, Ances Kurniawan mengungkapkan telah menyiapkan beberapa bentuk antisipasi.
"Salah satunya dengan membuat jalur sepanjang Pantai Padang itu menjadi satu arah dan mungkin nanti akan ada titik lainnya jika memang diperlukan," katanya.
Ances mengungkapkan, selain upaya dengan membuat satu jalur di sepanjang Pantai Padang, ia juga telah bekerja sama dengan stakeholder lainnya untuk membuat posko pengamanan dan pelayanan Nataru.
"Ada 12 titik untuk Posko pengamanan Nataru ini. Kebanyakan berada di tempat wisata dan juga pusat perbelanjaan yang ada di Kota Padang ini," katanya.
Menurutnya, dengan begitu para wisatawan bisa merasa aman dan nyaman saat berkunjung ke tempat wisata yang ada di Kota Bengkoang.
6. PHRI belum bisa prediksi kunjungan Nataru

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Sumatra Barat, Rina Pangeran berujar, pihaknya mengungkap belum bisa memprediksi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan. Bukan tanpa alasan, menurut Rina, wisatawan yang datang ke Sumatra Barat tidak melakukan reservasi terlebih dahulu. Karena hal tersebut ia tidak bisa memprediksi jumlah wisatawan yang akan berkunjung ke Sumatra Barat.
"Untuk event, kami tetap menyiapkan acara makan malam untuk akhir tahun nantinya. Semoga ini juga bisa menarik minat wisatawan untuk datang ke Sumbar," katanya.
Menurut Rina, informasi tentang prakiraan cuaca ekstrem akan berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke Sumatra Barat nantinya.
"Semoga cuaca bersahabat, ramalan BMKG tentang cuaca ekstrem di liburan akhir tahun tidak mampir ke Sumbar. Sumbar adalah daerah rawan bencana, jadi mohon jangan di beritakan hal-hal seperti ini. Kita tahu, jika hujan lebat beberapa hari, jalan untuk masuk ke Sumbar atau Kota Padang bisa terganggu juga," katanya.
Menurutnya, wisatawan yang akan datang ke Sumatra Barat pastinya akan melihat kondisi cuaca terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanannya. Dikhawatirkan, dengan informasi cuaca ekstrem tersebut akan membuat wisatawan berpikir dua kali untuk datang ke Ranah Minang.
7. Pemerintah telah siapkan tempat wisata

Sementara, Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mengklaim telah melakukan persiapan untuk menyambut para wisatawan selama libur Nataru nantinya.
"Kami sudah mengumpulkan semua Kepala Dinas Pariwisata se-Sumbar untuk mempersiapkan tempat wisatanya dalam menyambut wisatawan nantinya," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar, Luhur Budianda.
Ia mengatakan, pihaknya telah mewanti-wanti seluruh Kepala Dinas Pariwisata untuk mengantisipasi tidak terjadinya pemerasan atau Pungli selama libur Nataru nantinya.
"Jangan sampai nanti nama Sumatra Barat rusak karena tindakan-tindakan seperti Pungli tersebut," katanya.
8. Tips berwisata ke Sumbar

Luhur memberikan beberapa tips agar berwisata aman di Sumatra Barat pada saat libur Nataru mendatang. Ia berharap para wisatawan bisa mengikuti tips tersebut.
"Yang pertama yang harus dilakukan adalah memilih travel yang berkompeten dan memiliki lisensi untuk membawa wisatawan di Sumatra Barat ini. Jangan sampai memilih travel abal-abal yang tidak bertanggung jawab kepada tamunya," katanya.
Selain itu, ia juga mengimbau wisatawan untuk bisa memperhatikan cuaca saat berkunjung ke Sumatra Barat. Karena BMKG telah mengeluarkan imbauan akan terjadi cuaca ekstrem selama libur Nataru nantinya.
"Selalu pantau cuaca baik melalui aplikasi BMKG atau yang lainnya. Jika cuaca ekstrem, ikuti imbauan dari petugas untuk tidak berada di lokasi rawan bencana," katanya.