Pemprov Sumbar Manfaatkan Dana Rantau, Selesaikan TKD Kurang 2026

- Dana perantau Minangkabau mencapai Rp25 triliun per tahun, akan digunakan untuk membantu keuangan daerah.
- Pemprov Sumbar akan mengoptimalkan potensi perantau dan berkoordinasi dengan mereka untuk kegiatan sosial kemasyarakatan dan pembangunan.
- Gubernur Sumatra Barat berharap para perantau Minang bisa membantu potensi investasi di daerah tersebut.
Padang, IDN Times - Pemerintah provinsi (Pemprov) Sumatra Barat akan memanfaatkan perantau untuk bisa membantu pembangunan pada tahun 2026 mendatang. Hal tersebut dilakukan karena akan adanya pengurangan dana Transfer ke Daerah (TKD) oleh pemerintah pusat pada tahun depan.
"Hal yang akan kita lakukan adalah dengan meningkatkan sinergitas antara ranah dan rantau nantinya untuk membantu soal keuangan ini," kata Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi saat diwawancarai IDN Times.
1. Dana perantau yang melimpah

Mahyeldi mengatakan, rencana itu dilakukan karena dana perantau Minangkabau yang terpantau cukup banyak dan dinilai mampu membantu keuangan daerah nantinya.
"Potensi rantau kita ini cukup besar, maka oleh sebab itu kita berharap bagaimana dana perantau itu bisa terkelola dengan baik," katanya.
Ia mengatakan, dana perantau Minangkabau sejauh ini terpantau cukup besar dengan total keuangan yang mencapai Rp25 triliun dalam setahun.
"Karena memang ada dana rantau yang mencapai Rp25 triliun yang ditransfer ke Sumatra Barat dalam satu tahun itu," katanya.
2. Akan optimalkan potensi perantau

Mahyeldi mengatakan, dengan banyaknya potensi perantau tersebut, maka Pemprov Sumbar akan mengoptimalkan hal tersebut dan berkoordinasi dengan para perantau.
"Nanti bisa sumber-sumber pendanaan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan atau juga untuk pembangunan yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota atau Pemprov sendiri," katanya.
Ia sangat berharap dana perantau itu bisa dimanfaatkan nantinya agar kebutuhan fiskal Sumatra Barat bisa terpenuhi dalam keadaan efisiensi seperti saat ini.
3. Berharap potensi inverstasi dari perantau

Selain dana yang terpantau sebesar Rp25 triliun per tahun tersebut, Mahyeldi juga berharap para perantau Minang bisa membantu potensi investasi di Sumatra Barat.
"Kita juga berharap kalau ada potensi investasi yang bisa digarap juga dari perantau nantinya. Sehingga bisa meningkatkan sumber pendapatan juga," katanya.