Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Keluarga Pasien Akui Emosi, Kaget Video Viral dan Sudah Minta Maaf

Sekda Muba Apriyadi saat melakukan mediasi antara keluarga pasien dan dokter Syahpri. (Dok. Pemkab Muba)
Sekda Muba Apriyadi saat melakukan mediasi antara keluarga pasien dan dokter Syahpri. (Dok. Pemkab Muba)
Intinya sih...
  • Keluarga pasien merasa pelayanan belum maksimal padahal pasien VIP
  • Alasan buka paksa masker untuk memastikan apakah benar dokter
  • Dokter Syahpri sebut hanya melaksanakan pelayanan sesuai prosedur
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Musi Banyuasin, IDN Times - Pihak RSUD Sekayu telah melakukan mediasi bersama keluarga pasien yang melakukan intimidasi terhadap dr. Syahpri. Dengan disaksikan Sekda Muba, kedua belah pihak dipertemukan untuk mendengarkan klarifikasi dari masing-masing pihak.

Terkait hal ini, Putra, keluarga pasien mengaku setelah kejadian tersebut pihaknya sudah dimediasi oleh pihak RSUD Sekayu sebelum video ini biral. Tetapi ia terkejut mengapa video tersebut dipenggal dan diviralkan di media sosial.

"Setelah kejadian itu langsung dimediasi, dan saya selaku keluarga pasien sudah meminta maaf. Saya akui pada saat itu emosi, tetapi kami terkejut mengapa video itu viral di media sosial seolah-olah melakukan kekerasan kepada dokter," ujarnya.

1. Merasa pelayanan belum maksimal padahal pasien VIP

Sekda Muba Apriyadi saat melakukan mediasi antara keluarga pasien dan dokter Syahpri. (Dok. Istimewa)
Sekda Muba Apriyadi saat melakukan mediasi antara keluarga pasien dan dokter Syahpri. (Dok. Istimewa)

Ia pun menjelaskan kronologi awal hingga terjadinya aksi tersebut. Peristiwa itu terjadi pada Selasa (12/8/2025) tempat ruangan ibunya dirawat.

"Ibu kami dirujuk dan masuk ke RSUD pada hari Jumat. Saat itu didiagnosa diabetes komplikasi. Saat itu saya ada pekerjaan di Jakarta, dan yang mengurus ibu adalah saudara saya," ujarnya.

Namun yang membuatnya kesal adalah, mengapa pengecekan laboratorium baru dilakukan pada hari Selasa. Menurutnya, sebagai pasien VIP harus mendapatkan fasilitas yang lebih (prioritas). Maka itu keluarganya rela membayar lebih untuk pelayan VIP.

"Saya menanyakan hal ini ke dokter Syahpri. Saya disuruh bersabar, kenapa saya disuruh bersyukur dan sabar padahal saya tidak marah. Di situ emosi saya memuncak. Apalagi melihat ibu saya terbaring di situ, saya sangat emosional," ucapnya saat mengklarifikasi di depan pihak RSUD Sekayu.

2. Alasan buka paksa masker untuk memastikan apakah benar dokter

Viral dokter di RSUD Sekayu dimarah keluarga pasien. (Dok. Istimewa)
Viral dokter di RSUD Sekayu dimarah keluarga pasien. (Dok. Istimewa)

Putra menambahkan, sebenarnya setelah itu persoalannya telah selesai walaupun ia akui memang sempat emosi pada saat itu. Ia pun tak tahu jika video itu terlanjur menyebar dan viral sampai saat ini.

"Saya tidak tahu itu video sumbernya dari mana, siapa yang unggah. Padahal setelah kejadian itu sudah selesai. Saya bahkan mengakui sudah emosi dan kita sudah minta maaf saat itu juga," ucapnya.

Terkait alasan dirinya dan sang adik membuka paksa masker dokter, tak lain karena kekhawatiran apakah betul yang memeriksa ibu mereka memang betul dokter atau bukan.

"Kita takut, makanya ingin memastikan apakah betul dokter atau bukan. Kita panik saat itu, jadi hanya ingin memastikan. Saya sampai mengecek siapa dokter Syahpri ini," ungkapnya.

3. Dokter Syahpri sebut hanya melaksanakan pelayanan sesuai prosedur

Dokter Syahpri ditemani rekannya saat membuat laporan ke Polres Muba. (Dok. Istimewa)
Dokter Syahpri ditemani rekannya saat membuat laporan ke Polres Muba. (Dok. Istimewa)

Sementara itu dr. Syahpri Putra Wangsa mengaku, dirinya sudah melaksanakan pelayanan sesuai prosedur dan memberikan pelayanan terbaik.

"Pada kejadian tersebut saya dipaksa untuk membuka masker, tetapi di dalam ruangan perawatan tersebut tidak diperbolehkan," ucapnya.

Situasi mulai memanas saat ia hendak memasuki ruangan perawatan. Perawat menyampaikan kepada saya keluarga pasien emosi.

"Perawat yang bertugas memberi tahu bahwa keluarga pasien sedang marah-marah. Saat itu saya minta perawat siaga,” ujarnya.

Ia menjelaskan, perawat dan dokter jaga adalah perpanjangan tangan dokter penanggung jawab atau spesialis, karena tidak mungkin selalu berada di rumah sakit setiap saat. 

"Saya meminta keluarga pasien bersyukur dan menjelaskan alasan tetap memakai masker. Kenapa saya memakai masker, karena dari hasil rontgen dan radiologi ditemukan bercak pada paru-paru pasien yang diindikasikan TBC, salah satu penyakit yang sulit ditangani. Pemakaian masker itu SOP pemeriksaan indikasi penyakit TBC,” jelasnya.

4. Sengaja direkam karena khawatir ada tindakan intimidasi

Viral dokter di RSUD Sekayu dimarah keluarga pasien. (Dok. Istimewa)
Viral dokter di RSUD Sekayu dimarah keluarga pasien. (Dok. Istimewa)

Syahpri mengaku sempat meminta satu perawat bersiap merekam dan perawat lainnya memanggil petugas keamanan. 

“Dalam perjalanan medis, kami sering mendapat ancaman, jadi perlu antisipasi. Keluarga pasien tetap meminta saya melepas masker, saya bilang kalau buka masker di luar saja sesuai SOP. Tapi mereka tetap memaksa dan melepas masker saya,” tuturnya.

Setelah kejadian itu, ia meminta petugas keamanan untuk berjaga di sekitar tenaga kesehatan karena keluarga pasien masih menunjukkan emosi. 

"Saya minta petugas keamanan untuk menjaga perawat karena saat itu masih emosi, saya khawatir terhadap adik-adik nakes yang semuanya perempuan," tutupnya.

4. Pasien tetap diberikan perawatan maksimal

Viral dokter di RSUD Sekayu dimarah keluarga pasien. (Dok. Istimewa)
Viral dokter di RSUD Sekayu dimarah keluarga pasien. (Dok. Istimewa)

Terpisah, Plt Direktur RSUD Sekayu drg. Dina Krisnawati Oktaviani menyebutkan pascakejadian tersebut pasien atas nama Rita yang merupakan keluarga yang melakukan tindakan kepada dokter telah mendapat perawatan.

"Pasien atas nama Rita masih dilakukan perawatan di RSUD Sekayu di ruangan VIP, pelayanan maksimal tetap kita berikan. Kita  kesampingkan dahulu peristiwa ini, karena layanan kesehatan harus tetap diberikan kepada pasien," ungkapnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us