BNPB Masih Berupaya Bikin Hujan Buatan di Sumsel Meski Sedang Kemarau

Palembang, IDN Times - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, bakal memint hujan buatan dilakukan kembali untuk menangani kekeringan di wilayah gambut.
Meski hal tersebut sulit dilakukan saat kemarau, pihaknya tetap berupaya melakukan segala cara agar hujan bisa mengguyur wilayah rawan karhutla di Sumsel.
"Kami sudah berkoordinasi dengan BMKG untuk mendatangkan hujan meski dalam keadaan El Nino. Kita harap hujan buatan ini dapat membawa hujan di tempat yang luas (karhutla) di OKI," ungkap Suharyanto usai mengecek karhutla di Sumsel, Selasa (12/9/2023).
1. Siapkan dua strategi penanganan karhutla

Suhartono menyebut, upaya jangka pendek dan panjang akan dilakukan untuk membantu daerah menangani karhutla. Dirinya meyakini setiap langkah penanganan bisa cepat mengatasi kebakaran jika semua pihak memadukan strategi dengan baik.
BNPB pun mengapresiasi langkah pemprov Sumsel dalam membentuk posko kesehatan untuk mencegah dampak dari kabut asap.
"Strategi jangka pendeknya dengan membasahi lahan gambut, termasuk anggota yang di lapangan harus menunggu jika api masih hidup. Sedangkan strategi jangka panjang kita akan melaporkan ke KLHK terkait banyaknya lahan tak tergarap yang terbakar," jelas dia.
2. Sumsel terima bantuan helikopter dari Riau

Sebanyak tujuh helikopter yang beroperasi di Sumsel. Dua di antaranya merupakan helikopter patroli dan lima heli water boombing (WB). Namun ada helikopter yang terparkir karena dalam perawatan.
"Satu atau dua hari ini kita harap sudah selesai urusannya dan bisa segera beroperasi. Satu WB bantuan dari Riau didatangkan untuk membantu penanganan di Sumsel," ujar dia.
3. Kualitas udara dinilai masih terkendali

Gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan, karhutla saat ini relatif terkendali. Ia melihat dari kondisi Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang relatif kembali normal. Namun pihaknya menimbang langkah komprehensif dalam memastikan penanganan karhutla segera teratasi.
"Sampai saat ini kita belum menaikan status (masih Siaga Darurat), karena standar ISPU belum bergeser ke tingkat membahayakan. Kita lihat perkembangannya dalam beberapa hari ke depan," ujar dia.