Tutur Senjang, Budaya Khas Muba yang Terselip Pesan untuk Warga 

Sampaikan pesan moral di setiap penampilan senjang

Palembang, IDN Times - Setiap daerah tentu punya kebudayaan dan tradisional khas masing-masing, dengan beragam ciri khas. Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan (Sumsel) misalnya, mempunyai budaya khas yang disebut sastra lisan atau sastra tutur, meliputi cerita rakyat, nyanyian rakyat, bahasa berirama dan puisi rakyat.

Menariknya lagi, dalam sastra tutur, puisi rakyat masih terperinci dengan bermacam-macam mantera dan pantun. Kebudayaan ini membuktikan, bahwa Bumi Serasan Sekate, sebutan Kabupaten Muba, memiliki kekayaan spiritual dari nenek moyang. Selain itu, Kabupaten Muba sendiri masih memiliki nyanyian rakyat berjudul Senjang yang sampai sekarang masih terkenal dan merakyat.

Menurut Kepala Dinas (Kadin) Kominfo Muba, Herryandi Sinulingga AP, budaya-budaya Muba harus tetap dipertunjukkan sebagai salah satu bentuk media seni. Yakni budaya tutur yang tergolong unik dan khas.

"Selain berfungsi sebagai media komunikasi orang tua dengan generasi muda, masyarakat dengan pemerintah, rangkaian penampilan budaya ini juga sebagai bentuk kemasan pertunjukkan yang tiada duanya," katanya, Minggu (25/8).

1. Dalam pertunjukkan budaya tutur terselip penyampaian pesan tersirat

Tutur Senjang, Budaya  Khas Muba yang Terselip Pesan untuk Warga IDN Times/Istimewa

Sinulingga melanjutkan, pada pertunjukkan seni budaya tutur Kabupaten Muba, terselip penyampaian aspirasi berupa nasihat, kritik ataupun olokan ungkapan rasa kepada pendengarnya.

"Seni ini disajikan dengan iringan musik yang seolah hanya jadi pengantar saja. Ada situasi kosong setelah musik berhenti ditabuh, lalu diteruskan dengan lantunan penutur Senjang," ujarnya.

Sinulingga bahkan memuji salah satu penampil seni budaya tutur Kabupaten Muba, Wulandari, yang totalitas dalam mempertunjukkan budaya tutur dengan nyanyian rakyat Senjang. "Dia sudah tampil ber Senjang sejak mengenal musik dan kaidah seni tutur," katanya.

Selain dikenal jago ber Senjang, Wulan adalah gadis yang giat mengampanyekan budaya tutur Senjang. Serta menjai teladan yang baik bagi anak muda Musi Banyuasin yang berkreasi lewat seni budaya. "Wulan juga aktif merespon positif Perda No 2 Tahun 2018 Tentang Pesta Rakyat, dia (Wulan) pun gencar menyuarakan gerakan anti narkoba," terangnya.

2. Pesta Rakyat tercantum dalam peraturan daerah

Tutur Senjang, Budaya  Khas Muba yang Terselip Pesan untuk Warga IDN Times/Istimewa

Dalam kegiatan tersebut, Sinulingga menjelaskan, kampanye pesta rakyat yang sering dengungkan Wulan, tercantum dalam pasal-pasal Peraturan Daerah (Perda). 

Seperti dalam asal pengaturan Perda Pesta Rakyat, sebagai upaya pengendalian dan pembatasan waktu kegiatan Pesta Rakyat; dan untuk meminimalkan perbuatan negatif yang mungkin terjadi dari kegiatan Pesta Rakyat.

Baca Juga: Wabup Muba Yakinkan Bulan Depan Jaringan Listrik di Lalan Tersambung

3. Kampanyekan gerakan anti narkoba lewat Senjang

Tutur Senjang, Budaya  Khas Muba yang Terselip Pesan untuk Warga IDN Times/Istimewa

Sementara, Wulandari menuturkan, cukup sedih bila anak muda jaman sekarang tidak memperhatikan seni budaya tradisional. Apalagi, kalau anak muda saat ini lebih banyak terkenal karena pemberitaan negatif.

"Miris dengan banyaknya pemberitaan mengenai peredaran narkoba di masyarakat. Bukan hanya di daerah Muba tapi seluruh negeri termasuk Indonesia. Narkoba ini sudah begitu meresahkan, karena menyasar semua kalangan baik tua hingga muda. Begitu banyak hal-hal buruk yang bisa terjadi sebagai dampak dari narkoba," Ujar alumni Prodi Sendratasik PGRI Palembang itu.

Berprestasi sebagai juara 1 Festival Randik Muba Tahun 2018 kategori Senjang, Wulan merasa terpanggil untuk turut andil mengampanyekan Perda Pesta Rakyat yang membatasi pesta di malam hari dan bahaya narkoba. Bahkan melalui kesenian khas Kabupateb Muba, Senjang, Wulan selalu menyelipkan pesan perlawanan terhadap konsumsi narkoba.

"Sebagai warga Muba mewakili anak muda Indonesia, saya sangat mendukung lahirnya Perda Pesta Rakyat yang membatasi pesta malam hari di daerah. Melalui Senjang, saya akan terus kampanyekannya termasuk mengampayekan Muba anti narkoba," ujarnya.

Sementara, Ketua Organisasi Seni Budaya Arsi Muba, Herdoni Syafriansyah menambahkan, bahwa sejatinya seni itu bukan hanya menghibur, melainkan ada tanggung jawab moral kepada masyarakat di dalamnya.

"Ada suatu bentuk pengabdian di dalamnya. Sebagai pelaku seni Senjang, Wulandari sudah melakukan pencapaian tersebut dan hal ini perlu kita apresiasi. Mari kita bersama sama ikut serta melakukan kegiatan positif ini," tandasnya.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya