Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sampah di Palembang Bisa Jadi Alternatif Pengganti LPG 3 Kg

Ilustrasi tabung LPG 3Kg. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Palembang, IDN Times - Pemerintah melarang penjualan gas LPG 3 Kg atau gas subsidi melalui pengecer per 1 Februari 2025 kemarin. Meski larangan tersebut kini sudah dicabut setelah Presiden Prabowo memberikan instruksi langsung kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, sempat terjadi antrean pembelian LPG 3 Kg di berbagai wilayah, termasuk di Sumsel.

Di tengah situasi seperti ini, ternyata ada alternatif sumber energi lain yang bisa menggantikan LPG untuk diupayakan oleh pemerintah, agar ketergantungan terhadap Si Gas Melon berkurang. Langkah ini disebut sudah dilakukan di Palembang yang mempunyai alternatif sumber energi.

"Ada energi baru terbarukan (EBT) yang bisa digunakan, seperti alternatif pengelolaan sampah rumah tangga yang sudah mulai dilakukan melalui proses gasifikasi," ungkap Direktur Perkumpulan Sumsel Bersih, Bonifasius Ferdinandus Bangun, kepada IDN Times, Selasa (4/2/2025).

1. Sampah di Palembang bisa dikonversi jadi 30 ribu tabung gas

Tabung gas melon dalam kondisi kosong ditingkat pangkalan.(IDN Times/Daruwaskita)

Boni menjelaskan, upaya mencari energi alternatif yang ramah lingkungan untuk menggantikan energi fosil terus dilakukan. Baru-baru ini, Hutan Kita Institute (HaKI) bersama Universitas Musi Charitas Palembang akan melakukan riset simulasi mengenai pengolahan sampah rumah tangga di Palembang.

"Dalam sehari Palembang mampu menghasilkan 900 ton sampah. Dari sampah yang ada dikelola melalui proses gasifikasi (thermokimia) mampu menghasilkan 5 megawatt listrik atau dikonversikan ke gas LPG 3 kilogram dapat menghasilkan 30 ribu tabung per hari," jelas dia.

2. Gas dari sampah bisa lebih murah

Tempat pembuangan Akhir (https://x.com/Outstandjing)

Menurutnya, langkah penggunaan sampah sebagai energi alternatif pun juga dapat membantu mengatasi persoalan sampah yang ada di Palembang. Pemerintah dapat melakukan subsidi silang melalui dana pengolaan sampah rumah tangga untuk memproduksi gas tersebut.

"Kalau lebih murah atau tidak itu belum bisa dipastikan. Cuma seharusnya bisa lebih murah atau harganya sama," jelas dia.

3. Energi gas lambat laun dipastikan habis

Gas LPG 3 kg bersubsidi. (dok. Pertamina)

Dirinya mengingatkan bahwa energi gas merupakan energi fosil yang bisa habis suatu waktu. Untuk itu, penggunaan energi alternatif wajib menjadi perhatian pemerintah dalam menyiapkan skema transisi energi yang harus dilakukan.

"Pengunaan energi fosil secara terus menerus akan habis dan harganya pasti lama kelamaan meningkat. Jika pemerintah mulai menyiapkan energi alternatif dengan bahan baku yang dapat terbarukan, sehingga pemerintah dapat mengantisipasi kebutuhan energi," jelas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
Rangga Erfizal
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us