Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Rencana Pembangunan PLTS di Danau Singkarak, Ancam Ikan Bilih?

Ikan bilih yang dijual oleh masyarakat dalam kemasan (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)
Ikan bilih yang dijual oleh masyarakat dalam kemasan (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)
Intinya sih...
  • Pemerintah belum pastikan dampak PLTS terhadap populasi ikan bilih di Danau Singkarak.
  • Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatra Barat akan bekerjasama dengan peneliti UBH untuk memastikan pengaruh PLTS.
  • Populasi ikan bilih berkurang karena banyak pemilik bagan yang menggunakan jaring yang tidak sesuai ketentuan.

Padang, IDN Times - Pemerintah belum bisa memastikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Danau Singkarak akan berpengaruh atau tidak terhadap populasi ikan bilih yang merupakan hewan endemik danau tersebut.

Populasi ikan bilih diketahui saat ini menjadi mata pencarian bagi warga yang ada di sekitaran Danau Singkarak, dengan berbagai olahan yang dibuat.

"Ikan bilih ini ikan endemik di Singkarak. Makanya populasi ikan bilih perlu kami pastikan tetap ada dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatra Barat, Reti Wafda, Senin (20/1/2025).

1. Akan teliti dampak PLTS terhadap ikan bilih

Danau Singkarak (Foto: IDN Times)
Danau Singkarak (Foto: IDN Times)

Reti mengatakan, akan bekerjasama dengan peneliti ikan bilih dari Universitas Bung Hatta (UBH) untuk memastikan pengaruh pembangunan PLTS tersebut.

"Penelitian akan dilakukan sembari menunggu hasil penilaian dari BRIN (badan riset Indonesia) untuk mengambil langkah demi keberlangsungan populasi ikan bilih," katanya.

Menurutnya, sejauh ini memang belum ada hasil penelitian yang pasti yang menyatakan PLTS terapung bisa memberikan rasa aman atau dampak buruknya bagi populasi ikan bilih.

"Informasi sementara dari investor, keberadaan panel surya di atas permukaan danau itu tidak memberikan dampak negatif bagi ikan bilih. Bahkan tiang yang menjadi penyangga panel surya itu bisa menjadi rumpon," katanya.

Meskipun begitu, menurut Reti, hal itu belum bisa dipastikan sepenuhnya. Artinya, masih butuh penelitian yang memberikan informasi yang jelas. Apabila salah mengambil keputusan, risiko yang akan ditanggung adalah kepunahan ikan endemik Indonesia.

2. Populasi ikan bilih sudah jauh berkurang

Ikan bilih yang dijual oleh masyarakat dalam kemasan (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)
Ikan bilih yang dijual oleh masyarakat dalam kemasan (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Menurut Reti, populasi ikan bilih yang ada di Danau Singkarak saat ini sudah jauh berkurang dibanding sebelumnya. Hal itu terjadi karena banyaknya pemilik bagan yang menggunakan jaring yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat oleh pemerintah daerah.

"Seperti keberadaan kapal bagan yang menggunakan ukuran mata jaring 3/4. Mata jaring tersebut sangat dilarang untuk menangkap ikan bilih, karena turut menangkap ikan yang masih berukuran kecil," katanya.

Menurutnya, saat ini ada sebanyak 390 bagan yang ada di Danau Singkarak untuk menangkap ikan endemik tersebut.

3. Lakukan pengawasan

Danau Singkarak (Foto: IDN Times)
Danau Singkarak (Foto: IDN Times)

Menurutnya, upaya yang dilakukan selama ini terkait penangkapan bagan yang nakal itu, DKP bersama pihak penegak hukum telah melakukan penertiban, karena pihak DKP komitmen dengan pengawasan perikanan yang ada di Danau Singkarak.

"Nah, sekarang muncul soal rencana akan dibangun PLTS terapung. Sehingga kami pun harus mencari upaya atau solusi agar kondisi ikan bilih masih tetap terjaga di masa mendatang," katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us