Progres Tol Palembang-Betung, Kontur Tanah Rawa Tantangan di Seksi 3

- Beberapa titik proyek memiliki kontur tanah rawa yang menantang
- Pangkalan Balai ke Betung dipangkas hanya 10 menit melalui jalan tol
- Pengendara keluhkan jalinsum yang rusak dan macet
Banyuasin, IDN Times - Keberadaan Tol Palembang-Betung menjadi salah satu proyek yang paling ditunggu masyarakat. Kehadiran diharapkan mampu memangkas waktu perjalanan, mengurai kemacetan di jalan nasional, sekaligus konektivitas dan pertumbuhan wilayah.
Salah satu ruas Tol Palembang-Betung Seksi 3 sepanjang 14 kilometer yang menghubungkan Pangkalan Balai dengan Betung, dilaporkan akhir Juli 2025 progres pembangunan telah mencapai 21 persen. Lingkup pekerjaan PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) pada proyek ini meliputi pengerjaan mainroad, struktur pile slab, overpass dan jembatan underpass.
1. Beberapa titik proyek ini memiliki kontur tanah rawa

Direktur Operasi III HKI, Aditya Novendra Jaya mengatakan, beberapa titik di proyek ini memiliki kontur tanah rawa yang menantang. Untuk itu, HKI menerapkan solusi teknis dengan modifikasi desain menggunakan konstruksi pile slab dengan pondasi kombinasi tiang spun pile dan tiang bore pile.
"Dengan demikian, struktur jalan tetap stabil dan kokoh di atas tanah lunak," ujarnya dalam keterangan resmi HKI.
Selain itu, mengaplikasikan teknologi konstruksi digital seperti Building Information Modelling (BIM) dan electricity density gauge (EDG) untuk menjamin kualitas dan akurasi pekerjaan.
"Proyek ini juga menggunakan load scanner dan fotogrametri untuk pengukuran volume material secara efisien," jelasnya.
2. Pangkalan Balai ke Betung dipangkas hanya 10 menit melalui jalan tol

Jika jalan Tol Palembang-Betung Seksi 3 ini dioperasikan, perjalanan dari Pangkalan Balai menuju Betung yang selama ini membutuhkan waktu sekitar 45 menit melalui jalan nasional dapat dipangkas hanya menjadi 10 menit melalui jalan tol.
"Akses tol ini akan mendukung kelancaran distribusi logistik, mempermudah mobilitas masyarakat, serta menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi kawasan Sumsel," ucapnya.
3. Pengendara keluhkan jalinsum yang rusak dan macet

Selama ini, para pengendara harus dihadapkan dengan kemacetan dan jalan rusak saat melintas di Jalintim maupun Jalinteng. Belum lagi angka kecelakaan yang cukup tinggi, membuat masyarakat was-was melewati jalan lintas Sumatra yang terkenal ektrem.
Maka itu masyarakat berharap pembangunan jalan Tol Betung-Tempino-Jambi sepanjang 170,73 terus dikebut. Saat ini baru seksi 3 Bayung Lencir-Tempino yang beroperasi penuh sepanjang 34,10 km. Kini masih ada 3 seksi lagi yang belum tuntas.
Salah satu pengendara, Fajeri mengaku sudah tak sabar menantikan Tol Palembang-Betung beroperasi secepatnya. Menurutnya, kondisi Jalintim Betung yang rusak dan bergelombang sangat membahayakan pengendara.
"Entah kapan rampungnya tol ini (Palembang-Betung). Padahal sebentar lagi akhir tahun, mobilitas antar daerah sangat ramai. Kami sudah lelah dihadapkan pada kemacetan. Belum lagi kondisi jalan yang rusak rawan kecelakaan," keluhnya.