Warga 3 Desa Ogan Ilir Tolak MBG Anak-Busui, Kecewa Lauk Sering Basi

- Pihak katering mengakui kelalaian dalam menyajikan menu MBG
- Bidan dan kader Posyandu sering komplain terkait kualitas makanan MBG
- Tidak ada warga penerima manfaat MBG yang mengalami keracunan atau dampak kesehatan
Ogan Ilir, IDN Times - Masyarakat di tiga desa yakni Desa Skonjing, Kerinjing, dan Ulak Kerbau Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir (OI) menolak pembagian MBG bagi balita, ibu hamil, dan ibu menyusui melalui Posyandu.
Penolakan ini bukan tanpa alasan. Warga menilai MBG diduga sudah basi sesaat sebelum dibagikan. Banyak yang merasa kecewa karena setiap kali menerima makanan dari program MBG selalu basi. Akhirnya semua makanan dari program MBG tersebut dikembalikan ke rumah kades.
1. Pihak katering mengakui adanya kelalaian

Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Ulak Kerbau, Tussy (27) membenarkan terdapat keluhan warga mengenai menu MBG yang disajikan pada Selasa lalu (16/9/2025). Keluhan pertama kali disampaikan oleh para kader posyandu melalui grup WhatsApp Pihak SPPG dan CV Catering Fada Sejahtera.
"Menu tersebut terdiri dari bihun tumis, bakso ikan kecap sambal, tahu cabai, timun, dan buah semangka," urainya.
Pihaknya mengakui adanya kelalaian dan menyatakan akan melakukan perbaikan agar tidak terulang. Sementara di Desa Kerinjing dan Sekonjing, masing-masing mendapat 133 dan 126 ompreng MBG. Ratusan ompreng makanan tersebut tidak jadi dibagikan kepada masyarakat karena ditemukan sudah berbau tidak sedap dan terasa asam.
2. Bidan dan kader Posyandu sudah sering komplain

Bidan Desa Kerinjing, Nira (37) mengatakan, masyarakat menolak karena MBG ditemukan sudah berbau tidak sedap dan terasa asam. Semua paket kemudian dikembalikan kepada pihak katering.
Banyak yang merasa kecewa, karena setiap kali menerima makanan dari program MBG selalu basi dan lauknya bau. Ini bukan pertama kalinya, kami sudah sering komplain tapi tetap tak pernah berubah masih seperti biasa," terangnya.
Semua makanan dari program MBG yang ditolak masyarakat akhirnya dikembalikan ke rumah kades. Pihaknya prihatin program MBG yang seharusnya memberikan manfaat bagi kelompok rentan diberikan tanpa memperhatikan kualitas gizi pada makanan yang disajikan.
"Daripada nantinya ada hal yang tidak diinginkan terjadi pada kesehatan anak dan ibunya, kami melakukan musyawarah terlebih dulu dengan tim kader Posyandu. Hasilnya tentu tidak membagikannya," ucapnya.
3. Tidak ada warga penerima manfaat MBG yang keracunan

Kapolsek Tanjung Raja AKP Zahirin mengatakan, usai menerima laporan pihaknya telah mengutus Unit Intelkam untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Dia menegaskan hingga saat ini tak ada warga penerima manfaat MBG di ketiga desa itu yang mengalami keracunan atau dampak kesehatan.
"Kami sudah datangi satu-persatu Kepala SPPG dan bidan di ketiga desa itu. MBG yang dikeluhkan untuk balita, ibu hamil serta menyusui," ujarnya.
Selain itu pihak katering juga sudah menerima keluhan ini sebagai bahan evaluasi. Pihaknya memastikan situasi kamtibmas secara umum aman dan kondusif dan permasalahan dapat dikendalikan sehingga tidak menimbulkan keresahan lebih luas di tengah masyarakat.