Ratu Dewa Evaluasi Sistem SPMB di Palembang, Jalur Online Tak Optimal?

- Wali Kota Palembang Ratu Dewa mengakui masalah tak optimal dalam mekanisme SPMB tahun 2025, menyebabkan kesenjangan kuota murid di sekolah.
- Pemkot Palembang akan melakukan evaluasi sistem penerimaan mahasiswa baru dengan pemetaan potensi jumlah anak usia sekolah secara menyeluruh.
- Sekolah yang minim murid baru akan tetap menerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan tenaga pendidik yang berlebih akan direlokasi ke sekolah yang membutuhkan guru.
Palembang, IDN Times - Wali Kota Palembang Ratu Dewa mengakui adanya kondisi tak optimal dalam mekanisme Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025. Apalagi kasus sekolah sepi peminat jadi permasalahan besar bagi pemerintah kota (pemkot).
Menurutnya, dengan situasi penerimaan SPMB yang tak efektif sehingga ada kesenjangan kuota murid di sekolah tak merata, Pemkot Palembang bakal evaluasi sistem penerimaan mahasiswa baru agar kejadian sekolah sepi pendaftar tidak terulang.
1. Pemkot melalui Disdik Palembang akan melakukan pemetaan siswa potensi di tiap wilayah

Dewa menyebut, masalah instansi pendidikan dengan jumlah murid baru minim jadi tanggung jawab bersama. Termasuk dinas pendidikan (disdik), dinas sosial, dan pemangku kepentingan dari tingkat wilayah. Yakni RT, RW dan Kecamatan serta kelurahan setempat.
"Saya sudah minta disdik melakukan pemetaan potensi jumlah anak usia sekolah secara menyeluruh, bekerja sama dengan kelurahan, kecamatan, Disdukcapil, Dinsos, dan BPS," jelasnya, Rabu (25/6/2025).
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari berbagai pihak termasuk Badan Pusat Statistik (BPS), selanjutnya Pemkot Palembang bakal menjadikan informasi tersebut sebagai acuan untuk evaluasi daya tampung anak sekolah tingkat dasar dan menengah.
"Data ini akan menjadi dasar untuk menentukan kuota dan kebutuhan daya tampung tiap sekolah di Palembang. Jangan sampai ada sekolah yang kosong, sementara yang lain kelebihan murid," kata dia.
2. Pemkot Palembang janjikan persoalan sekolah minim pendaftar tak terulang lagi

Akibat situasi sekolah yang sepi murid baru itu, Dewa memohon maaf atas kondisi lembaga pendidikan yang belum optimal dan efektif. Ke depan, pemkot berjanji agar kasus serupa tidak kembali terjadi.
"Ini tentunya akan menjadi perhatian kami ke depan, mengingat pertumbuhan penduduk usia sekolah terus bertambah," jelasnya.
Dewa juga menyampaikan, sekolah yang minim murid baru akan tetap menerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan kemungkinan tenaga pendidik yang berlebih di sana, akan dimutasi ke instansi pendidikan lain. Terutama sekolah yang membutuhkan tenaga pengajar karena kekurangan SDM.
"Dinas pendidikan akan melakukan pemetaan guru, akibat kekurangan jam mengajar dikarenakan kekurangan siswa, dan akan merelokasi guru tersebut ke sekolah yang membutuhkan guru," kata Dewa.
3. Sekolah di wilayah Gandus dan Sematang Borang kelebihan kapasitas

Sebelumnya, diketahui Sekolah Dasar (SD) Negeri 137 Palembang hanya mendapatkan 10 murid dari pendaftaran online dan offline. Jumlah itu pun tak memenuhi kuota satu kelas yang berjumlah rata-rata 18-20 orang siswa. Padahal, sekolah yang berada di Jalan Kapten Cek Syeh tersebut berada di pusat kota dan dekat dengan pemukiman warga.
Sementara perbandingan pendaftar siswa di SD 137 Palembang tak sebanding dengan beberapa sekolah yang mendapatkan siswa berlebih bahkan membludak. Diketahui, SD Negeri di wilayah Gandus, Sematang Borang, Sukarami, dan Ilir Barat I mengalami kelebihan kapasitas dari kuota yang telah ditetapkan.