Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

PMI Asal Prabumulih Terjebak di Singapura Ingin Pulang: Tolong

PMI asal Prabumulih curhat di Medsos minta dipulangkan. (Potongan video)
Intinya sih...
  • Seorang PMI nonprosedural bernama Puspa Dewi meminta dipulangkan ke Indonesia setelah mengalami kesulitan di Singapura.
  • Puspa Dewi disuruh mengganti kerugian Rp26 juta oleh agen jika ingin pulang, sementara dirinya tak memiliki uang sebesar itu.
  • Kepala Disnaker Prabumulih melayangkan surat resmi kepada BP2MI untuk mencari solusi kepulangan Puspa Dewi.

Prabumulih, IDN Times - Seorang warga kota Prabumulih berstatus Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berangkat secara nonprosedural dikabarkan kini sedang berada di Singapura dan minta dipulangkan ke Indonesia. 

Orang tersebut bernama Puspa Dewi (36), warga Jalan Pendawa, Kelurahan Karang Raja, kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih. Puspa Dewi mendadak viral setelah video dirinya yang menangis dan minta tolong kepada pemerintah kota (Pemkot) Prabumulih cepat menyebar di media sosial dan dibagikan banyak akun medsos. 

1. Puspa berharap agar pemerintah memulangkannya segera ke Indonesia

Ilustrasi pekerja migran Indonesia. (IDN Times/istimewa)

Dalam video tersebut, Puspita Dewi menangis berharap agar pemerintah memulangkannya segera ke Indonesia. 

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Kepada yang terhormat Wali Kota Prabumulih, Gubernur Sumatra Selatan dan pemerintah setempat dan pemerintah Indonesia semuanya tolong pulangkan saya ke Indonesia. Saya sudah tidak tahan disini, saya mau pulang," ujarnya sambil menangis.

Puspa Dewi mengaku dirinya berada di Singapura sejak 7 Januari 2025. Sesampainya di Singapura, dia pun langsung medical check up dan PAP. Selanjutnya, 10 Januari dirinya diantarkan agen ke rumah majikannya pukul 09.00 pagi dan mendapatkan majikan orang India. 

"Saya sudah tidak betah lagi dan terpaksa serta disuruh mengganti kerugian Rp26 juta. Namun saya tak punya uang sebesar tersebut. Tolong saya, pikiran saya sudah macam-macam disini," ungkapnya masih dalam video.

2. Agen menuntut ganti rugi kepulangan

ilustrasi Tenaga Kerja Indonesia (IDN Times/Nathan Manaloe).

Puspa juga mengungkapkan dirinya sering dimarahi oleh sang majikan. Selama 5 sampai 6 hari kerja ia mengeluh baru bisa beristirahat pukul 23.00 malam. Tak hanya itu, Puspa menyebutkan jika anak sang majikan nakal sehingga membuatnya tak tahan lagi.

Dia pun berusaha mengadukannya ke agen dan keluarga di Prabumulih, namun agen justru menuntut dirinya untuk membayar ganti rugi jika ingin pulang. 

"Saya berunding sama keluarga, mau jual rumah, pinjam sana sini tidak dapat. Tidak laku rumah saya, gubuk saya," jelasnya. 

3. Disnaker kirim surat resmi ke BP2MI

Ilustrasi pengangguran. Dok. Istimewa/IDN Times

Sementara itu, Kepala Disnaker Prabumulih, Sanjay Yunus mengaku telah melayangkan surat resmi kepada BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) untuk mencari solusi terbaik bagi kepulangan Puspa Dewi. 

Pihaknya juga berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk aparat penegak hukum, guna memastikan bahwa jika ada unsur Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dalam kasus ini, maka pihak yang bertanggung jawab akan diproses sesuai hukum yang berlaku.

"Kasus yang dialami oleh Puspa Dewi menjadi peringatan keras bagi masyarakat, khususnya anak-anak muda di Prabumulih, agar tidak mudah tergiur dengan tawaran kerja di luar negeri yang menjanjikan gaji besar tetapi tanpa prosedur resmi," ujarnya.

4. Waspada janji dan tawaran kerja ke luar negeri

Ilustrasi Pengungsi (IDN Times/Mardya Sakti)

Dirinya mengingatkan, banyak oknum tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan ketidaktahuan calon pekerja migran dengan menjebak mereka dalam perdagangan manusia atau eksploitasi tenaga kerja. 

Oleh karena itu, bagi siapa pun yang ingin bekerja di luar negeri, pastikan melalui jalur resmi yang difasilitasi oleh pemerintah dan BP2MI agar mendapatkan perlindungan hukum serta hak-hak yang layak sebagai pekerja migran.

“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat, terutama generasi muda di Prabumulih, untuk tidak tergoda dengan janji-janji pekerjaan luar negeri yang tidak jelas asal-usulnya. Pastikan menggunakan jalur resmi agar terhindar dari risiko seperti yang dialami Puspa Dewi. Jangan sampai impian mencari nafkah berubah menjadi mimpi buruk dan eksploitasi tenaga kerja,” tegasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us