Perbaikan Ruas Tol Terpeka Ditargetkan Rampung H-10 Libur Natal

- Hutama Karya melakukan pemeliharaan Tol Terpeka menjelang libur Natal 2024 dan tahun baru 2025
- Pemeliharaan menggunakan metode SFO dan rekonstruksi perkerasan rigid, progres mencapai 50 persen
- Harapannya kualitas Tol Terpeka akan lebih baik untuk mengurangi kemungkinan kecelakaan selama periode Nataru
Ogan Komering Ilir, IDN Times -Jelang libur Natal 2024 dan tahun baru 2025 (Nataru), Hutama Karya kini melakukan pemeliharaan ruas Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayuagung (Terpeka). Perbaikan ruas Tol Terpeka ini ditargetkan rampung 10 hari sebelum libur Natal.
Selain itu, Hutama Karya juga telah menyiapkan sejumlah strategi antisipasi kecelakaan seiring peningkatan trafik kendaraan pada puncak arus libur Nataru untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.
Diketahui tol sepanjang 189 kilometer ini merupakan penghubung Provinsi Lampung dan Sumtera Selatan (Sumsel) sekaligus merupakan ruas terpanjang di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
1. Tol Terpeka dilintasi pengguna jalan Lampung, Palembang hingga Jambi

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim mengatakan, Tol Terpeka merupakan jalur backbone yang akan dilintasi pengguna jalan menuju Lampung, Palembang hingga Jambi.
"Pemeliharaan dilakukan menggunakan metode pelapisan ulang atau scraping, filling, overlay (SFO) dan rekonstruksi perkerasan rigid. Saat ini, SFO atau pelapisan bagian atas permukaan hotmix lama dilakukan di enam titik strategis," ujar Adjib dalam keterangan tertulis, Selasa (3/12/2024).
2. Seluruh pemeliharaan rampung sebelum 15 Desember

Enam titik tersebut yakni KM 174+900 hingga KM 174+971 A, 255+275 hingga 255+294 A, KM 279+720 hingga KM 279+754 A, KM 300+235 A hingga 300+270 A, 311+571 hingga 311+521 B, 252+788 hingga 252+998 Β.
Sementara itu, titik pemeliharaan rekonstruksi perkerasan rigid dilakukan pada 9 titik yakni di KM 146+065 hingga KM 146+074 A, KM 149+895 hingga KM 149+917 A, KM 224+600 hingga 224+605 B, KM 265+440 hingga KM 265+434 B, KM 273+390 hingga KM 273+405 A, KM 274+700 hingga KM 274+710 A, KM278+030 hingga KM 278+035 A, KM 280+750 hingga 280+752 A, 288+550 hingga KM 288+555 A.
"Hingga saat ini progres pemeliharaan sudah mencapai 50 persen untuk rekonstruksi perkerasan rigid dan 50 persen untuk pemeliharaan SFO. Seluruh pemeliharaan kami targetkan rampung sebelum 15 Desember mendatang," terang Adjib.
3. Metode SFO mengurangi risiko terjadinya kecelakaan

Metode SFO yang digunakan untuk pemeliharaan pada perkerasan fleksibel yang mengalami kerusakan, berupa alur dan lubang. Dengan pengerjaan SFO itu, Adjib berharap, kondisi perkerasan fleksibel dapat bertahan dalam kondisi baik lebih lama.
"Sedangkan metode rekonstruksi rigid digunakan untuk pemeliharaan pada perkerasan rigid yang mengalami retak. Dengan dilakukannya pekerjaan rekonstruksi rigid, diharapkan kondisi perkerasan kaku dapat kembali seperti semula," jelasnya.
Dengan metode tersebut, menurut Adjib, kualitas Tol Terpeka akan menjadi lebih baik sehingga memitigasi terjadinya pemeliharaan berulang dalam jangka panjang.
"Selain itu, diharapkan dapat juga mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan, serta memberikan rasa aman dan nyaman pengguna jalan selama periode Nataru ini," ujarnya.