Tanggapi Ancaman Bencana di Sumsel, Herman Deru: Kita Harus Waspada

- Gubernur Sumsel, Herman Deru, meminta stakeholder dan masyarakat tetap waspada terhadap bencana alam di wilayah tersebut.
- Pemprov Sumsel terus melakukan normalisasi sungai dan perbaikan DAS untuk mengurangi risiko kerusakan lingkungan.
- Status siaga banjir telah ditetapkan dengan kepala daerah bertekad waspada menghadapi ancaman bencana Hidrometereologi.
Palembang, IDN Times - Gubernur Sumsel Herman Deru meminta stakeholder dan masyarakat tidak mengurangi kewaspadaan terkait bencana alam. Kasus yang terjadi di Aceh, Sumut dan Sumbar dinilai perlu menjadi atensi dalam melakukan pencegahan dan mitigasi bencana sejak dini.
"Sumsel tidak boleh lengah, saya keliling cek di beberapa titik alhamdulillah saat ini kita dalam kondisi baik," ungkap Herman Deru, Senin (1/12/2025).
1. Akui curah hujan sedang tinggi di Sumsel

Deru mengungkapkan, saat ini kondisi bencana alam tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi, namun upaya pencegahan dapat dilakukan dengan mengurangi faktor risiko kerusakan lingkungan.
"Walaupun dari prediksi BMKG curah hujan lumayan tinggi, tapi kita berkeyakinan bahwa air tersebut dapat dikanalisasi ke sungai hingga ke laut dengan baik," jelas dia.
2. Upayakan perbaikan DAS di Sumsel

Saat ini Pemprov Sumsel terus berupaya melakukan normalisasi sungai serta perbaikan Daerah Aliran Sungai (DAS) dari hulu hingga ke hilir. Semua hal itu, dapat dilakukan bersama setiap pemerintah kabupaten dan kota dalam menanggulangi potensi bencana alam.
"Tentu tidak cukup dengan itu, kita terus berusaha dan berdoa agar tidak terjadi bencana," jelas dia.
3. Lakuka upaya rehabilitasi puluhan hektare mangrove yang rusak

Deru menyebut, pihaknya juga sudah menetapkan status siaga banjir dengan mengumpulkan bupati dan wali kota se-sumsel di Ranau beberapa waktu lalu. Setiap kepala daerah bertekad untuk waspada menghadapi ancaman bencana Hidrometereologi.
"Untuk hutan kita terjaga. Terakhir kita yang dinilai mangrove, mangrove Sumsel dari 200 ribu hektare (ha) potensi untuk direhabilitasi, ada 43 ribu ha sekarang sudah tumbuh dan kita lihat di TAA dan sudah nilai langsung oleh kementerian lingkungan, kehutanan," jelas dia.

















