AI Tingkatkan Keberhasilan Program Bayi Tabung di RS Siloam Sriwijaya

- RS Siloam mencapai angka kelahiran ke-500 dari program bayi tabung, menandai tonggak penting bagi pelayanan kesehatan reproduksi di Indonesia.
- Kemajuan teknologi dan ilmu medis modern menjawab masalah kesuburuan, dengan pasien datang dari dalam dan luar negeri untuk melakukan Blastula IVF.
- Pasangan yang berhasil memiliki anak melalui program IVF RS Siloam Sriwijaya Palembang mengajak pasutri yang belum dikarunia anak untuk terus berikhtiar mewujud
Palembang, IDN Times - Penggunakan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kini mampu membantu menentukan angka kelahiran baru. Di RS Siloam Sriwijaya Palembang, AI dimanfaatkan untuk memilih embrio terbaik dalam program bayi tabung yang dijalankan melalui Blastula IVF Center.
Head Klinik Blastula IVF, dr. M. Aerul Chakra, menjelaskan, pihaknya menjadi salah satu pelopor penerapan AI di bidang fertilisasi in vitro (IVF). Inovasi ini terbukti meningkatkan angka keberhasilan program bayi tabung.
"Begitu ada teknologi terbaru, kami langsung aplikasikan. Kami tidak ingin tertinggal dan akan terus meng-upgrade layanan kami untuk hasil yang optimal," jelas Aerul Chakra, Sabtu (13/9/2025).
1. Program bayi tabung catat kelahiran ke-500

Program bayi tabung yang dilakukan oleh RS Siloam kini telah mencapai angka kelahiran ke 500. Hal ini menjadi tonggak penting bagi pelayanan kesehatan reproduksi di Indonesia.
Bayi ke 500 ini merupakan bayi dari pasangan Ayu Paramitha (34) dan Anugrah Aji Prawira (35). Mereka berhasil mendapatkan bayi laki - laki lahir, Senin (8/9/2025) dengan berat badan 3,3 kilogram dan panjang 49 cm.
"Alhamdullilah bayi ke 500 menjadi bukti nyata bahwa dengan teknologi yang tepat, tim medis yang berpengalaman dan doa, keajaiban kehidupan bagi pasangan yang ingin punya anak," jelas Aerul.
2. Pasien berdatangan dari dalam dan luar negeri

Menurut Aerul, kemajuan teknologi dan ilmu medis modern mampu menjadi jawaban dari masalah kesuburuan. Teknologi yang dahulu dianggap mewah dan langka kini semakin diterima masyarakat sebagai salah satu solusi aman dan efektif.
Proses pemilihan embrio melalui blastula transfer adalah teknik IVF dengan cara menanamkan embrio pada tahap blastula atau sekitar hari ke-5 hingga ke-6 perkembangan.
Program ini sudah berjalan empat tahun terakhir dengan total keberhasilannya mencapai 64 persen menggunakan prosedur medis berbasis riset dan pendekatan holistik kepada pasien. Dibalik itu semua, pengalaman dokter, ketekunan embriolog turut memperbesar peluang keberhasilannya.
"Ada pasien yang dari Sulawesi, Kalimantan hingga Papua yang datang untuk melakukan Blastula IVF ini, untuk luar negeri juga ada mulai dari Malaysia, Thailand, Arab Saudi, Kanada, hingga Amerika Serikat," jelas Aerul.
3. Ajak setiap pasangan tidak berhenti berikhtiar

Pasangan Aji dan Ayu yang memiliki anak dari bayi tabung melalui program IVF RS Siloam Sriwijaya Palembang sangat bersyukur dengan keberhasilan program yang mereka jalan kan. "Ini anak kedua kami, anak pertama kami wafat tak lama setelah dilahirkan," jelas Ayu
Kelahiran putra kedua bernama Muhammad Arsya Zaidan Anugrah, tidak lain buah kesabaran dan bantuan dari tenaga medis yang selama ini memberikan bantuan. Ia berhara, para pasutri yang belum dikarunia anak dapat terus berikhtiar mewujudkannya.
"Saya terinspirasi dari teman-teman yang berhasil IVF di Siloam. Anak ini adalah harapan dan semangat baru untuk kami," ungkap Ayu.