Cerdik Manfaatkan Kain Sisa, UMKM Jual Tas Motif Khas Palembang

Terinsipirasi dari teknik jahit patchwork asal Jepang

Palembang, IDN Times - Cerdik memanfaatkan kain sisa celana jeans dan potongan bahan bermotif khas Palembang, seperti jumputan dan blongsong, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Bumi Sriwijaya sukses menciptakan tas bernilai tinggi lewat teknik jahit patchwork, pola padu padan kain dari kesenian negeri Sakura.

"Berbagai kain yang sudah tidak terpakai disandingkan dengan motif yang cocok. Awalnya karena terinspirasi dari seni jahit negara Jepang," kata Masayu Maryani, pemilik UMKM Rumah Jahit Zhofi di Jalan Kolonel Sulaiman Amin, Palembang, Jumat (18/12/2020).

1. Buka usaha Rumah Jahit sejak 2018

Cerdik Manfaatkan Kain Sisa, UMKM Jual Tas Motif Khas PalembangTas motif khas Palembang dengan teknik jahit patchwork (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Belajar jahit secara otodidak, Maryani telah mengembangkan usaha sejak 2018. Menurutnya, kesulitan dalam pembuatan tas hanya saat menentukan desain pola. Sebab seni patchwork masih belum terlalu populer di kalangan penjahit Palembang.

"Usaha ini sudah berjalan selama 2 tahun lebih, belajarnya mandiri dari YouTube," ujarnya.

Ia menceritakan, semula kerajinan tas yang dijahit berbahan kain perca. Lambat laun karena ingin terus berkarya, Maryani memutar otak mencari inovasi tren dan gaya terbaru dalam padu padan motif.

"Tahu ada seni patchwork, saya suka dengan modifikasinya yang lucu dan keren-keren kemudian saya belajar. Setelah yakin, saya putuskan buka usaha Rumah Jahit Zhofi ini," sambung dia.

Baca Juga: UMKM di Palembang Manfaatkan Bunga Telang Jadi Olahan Kuliner

2. Sempat kesulitan tentukan desain pola

Cerdik Manfaatkan Kain Sisa, UMKM Jual Tas Motif Khas PalembangTas motif khas Palembang dengan teknik jahit patchwork (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Menjahit di kediamannnya yang terletak di kawasan KM7 Palembang, Maryani mampu menyelesaikan satu tas dalam waktu singkat. Yakni sekitar satu hingga dua jam pengerjaan. Ia menawarkan berbagai macam tas, mulai dari tas selempangan, ransel hingga tas mewah untuk pergi ke pesta atau resepsi pernikahan.

"Jahitnya sebentar, buat pola yang cukup lama. Setelah gambar pola baru menggunting bahan-bahan sisa atau bekas yang tidak dipakai, kalau untuk jenis kain jeans memang agak ribet menjahitnya," tuturnya.

Baca Juga: Bolu Motif Songket Bikinan UMKM Palembang Unik Ini Tarik Minat Pembeli

3. Tas motif khas Palembang tembus ke pasar Papua

Cerdik Manfaatkan Kain Sisa, UMKM Jual Tas Motif Khas PalembangTas motif khas Palembang dengan teknik jahit patchwork (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Mempromosikan produk lewat offline dan online, Mariyana menjual tas jeans padu padan kain khas Palembang dengan harga beragam, tergantung tingkat kesulitan atau kerumitan pengerjaan maupun potif.

"Bahan jeans paling sulit karena harus dibedel, dibuka dulu, agak ribetnya di sana. Makanya harga jual lebih mahal dari tas kain jumputan dan blongsong," jelas dia.

Maryani menawarkan satu tas seharga Rp400 hingga Rp850 ribu. Ia mengakui ada sedikit penurunan omzet ketika pandemik. Kendati demikian, peminat tas buatan Rumah Jahit Zhofi berasal dari berbagai kota dan daerah di Indonesia.

"Alhamdulillah pembeli tas jeans ini tak hanya dari Palembang, tetapi juga dari luar kota seperti Jakarta, Bandung, dan paling jauh dari Papua," tandas dia.

Baca Juga: Kominfo Palembang Wacana Bikin Aplikasi Khusus UMKM Lokal

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya