Momen Karhutla, Herman Deru: Jangan Ambil Panggung Salahkan Gubernur

Gubernur, Kapolda dan Pangdam II Sriwijaya tinjau lokasi 

Palembang, IDN Times - Gubernur Sumsel Herman Deru menilai, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumsel saat ini menjadi panggung bagi sebagian orang untuk mengambil momen menyalahkan pemerintah.

Kondisi tersebut dirasakannya dalam beberapa waktu terakhir. Padahal, pemerintah daerah bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) di Sumsel, sudah berusaha secara maksimal dalam pemadaman titik api wilayah Sumsel

"Permohonan saya, jangan ambil panggung salahkan Gubernur, Dansatgas Karhutla, Pangdam, Kapolda. Kita usaha yang nggak bisa ayo doa, yang nggak mau ambil peran jangan menyalahkan semua pihak, kita mencari bagaimana upaya pemadaman, saya gak mau cucu saya terkena ISPA," tegas Herman Deru, Selasa (17/9).

1. Gubernur Sumsel menyebut balita 2.188 yang terkena ISPA itu data satu tahun

Momen Karhutla, Herman Deru: Jangan Ambil Panggung Salahkan GubernurIDN Times/ Humas Pemprov Sumsel

Tingkatan indeks standar pencemaran udara (ISPU) di Kota Palembang, dinilai Herman Deru masih dalam batasan standar. Bahkan, pihaknya mengklaim data itu tercatat dalam beberapa hari terakhir sempat membaik. Begitu juga tentang data 2.188 balita yang terkena ISPA, itu merupakan data untuk satu tahun bukan satu bulan.

"Tingkat ISPU kita sedang antara 50-100, bahkan hingga 2-3 hari lalu sempat dalam kondisi sehat. Data pengidap ISPA 2.188 itu dalam kurun waktu satu tahun," jelas dia.

2. Gubernur Sumsel kembali ajak masyarakat Salat Istisqo di Griya Agung

Momen Karhutla, Herman Deru: Jangan Ambil Panggung Salahkan GubernurIDN Times/ Humas Pemprov Sumsel

Mantan Bupati OKU Timur dua periode itu melanjutkan, pihaknya tidak segan memberi sanksi bagi pembakar lahan, yang membakar lahan dengan sengaja. Apalagi, pihak kepolisian telah memeriksa beberapa pembakar hutan.

"Ada sanksi bagi pembakar lahan, sanksi tersebut pada manusianya bukan kebunnya. karena kebunnya tidak salah, yang salah pembakarnya. Upaya satgas sudah mengambil tindakan hukum, di Banyuasin sudah 3 orang diperiksa, OKU Timur sudah 3 orang. Kajati(Sumsel) sudah siap dengan tuntutannya. Infrastruktur jalan untuk pemadaman juga sudah dilakukan," tegas dia.

Herman Deru mengungkapkan, berbagai upaya pemadaman sudah dilakukan dan pihaknya tidak bisa menghadapi karhutla tanpa bantuan dari tuhan. Atas dasar itu, pihaknya akan melakukan salat Istisqa Rabu, (18/9) mendatang. Tujuan tersebut dianggap menjadi jalan meminta kepada Tuhan untuk meminta hujan.

"Besok kita mengajak masyarakat melakukan Salat Istisqa. Kita berupaya, tidak ada yang diam soal kebakaran hutan dan lahan," jelas dia.

Baca Juga: Sebanyak 2.188 Balita di Sumsel Terpapar ISPA, Dampak Asap Atau Imun?

3. Pangdam II Sriwijaya sebut faktor panas membuat api cepat menyebar

Momen Karhutla, Herman Deru: Jangan Ambil Panggung Salahkan GubernurIDN Times/ Humas Pemprov Sumsel

Sementara, Pangdam II Sriwijaya, Mayjen TNI Irwan mengatakan, kondisi cuaca yang panas membuat kebakaran di Sumsel meningkat. Pada beberapa daerah bahkan ada lokasi yang sulit air, lantaran tempat pengambilan jauh. Hingga saat ini pihaknya berupaya memotong sebaran api agar tidak menyebar.

"Kendala kita cuaca cukup panas, karena lahan kering cepat terbakar sehingga menyebar. Ada beberapa titik lokasi di Pangkalan Lampam jauh dari titik air, dari lokasi harus menempuh sekitar setengah jam, balik ke sana satu jam, sehingga saat akan dipadamkan api sudah membesar," kata Irwan.

Irwan mengungkapkan, baik tim udara dan darat sudah bekerja bahu membahu memadamkan api, dari pagi hingga malam, dan pihak satgas karhutla bergantian setiap harinya. Untuk helikopter water boombing, Jenderal TNI Bintang dua melanjutkan, sudah 9 helikopter yang dilibatkan, 2 untuk patroli pemantauan lewat udara, 6 beroperasi memadamkan. Sedangkan satu helikopter tengah diperbaiki karena ada masalah teknis.

"Kita doakan semoga cepat diselesaikan secara tuntas. Beberapa lahan masih menyala, ada yang bagian bawahnya masih menyala sehingga kita padamkan terlebih dahulu bagian atasnya. Sehingga kita gunakan selang untuk menyiram bagian bawahnya setelah digali," jelas dia.

Baca Juga: Sumsel Dikepung 371 Titik Api, Kabupaten OKI Paling Rawan Karhutla

4. Kapolda Sumsel menilai saat ini yang paling penting penyelamatan jiwa

Momen Karhutla, Herman Deru: Jangan Ambil Panggung Salahkan GubernurIDN Times/ Humas Pemprov Sumsel

Kapolda Sumsel, Irjen Pol Firli menuturkan, karhutla di Sumsel pada bulan Setember tidak seburuk pada bulan Agustus. Pihaknya menilai kalau kondisi udara saat ini juga belum terlalu buruk.

"Saya tanya Danlanud, kondisi udara belum terlalu mengganggu penerbangan. Saat ini yang paling penting penyelamatan jiwanya. Untuk penyidikan terhadap pelaku pembakar hutan saya dapat laporan dari Kapolres Banyuasin sudah 3 orang diperiksa," tutur Firli.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan, Ansori menambahkan, kondisi ISPU di Kota Palembang sudah mencapai tahap tidak sehat. Data tersebut paling buruk sejak awal September yang mencapai kadar PM10 mencapai 118 mikrogram per meter kubik.

"Untuk data hari ini 17 September kondisi udara di Kota Palembang sudah mencapai tahap tidak sehat," tandas dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya