Sampah Jadi Masalah, Makan Gratis di Pariaman Dihentikan Sementara

- Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Pariaman dihentikan sementara karena masalah pengolahan sampah.
- Wadah makanan akan menggunakan ompreng untuk mengatasi permasalahan sampah sisa makanan di sekolah.
- Pihak terkait, termasuk vendor dan Badan Gizi Nasional, belum bisa memastikan kapan program MBG akan kembali dilaksanakan.
Padang, IDN Times - Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sudah sempat dilaksanakan di Kota Pariaman, kini dihentikan sementara hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Pariaman, Masrimfi Noor saat dihubungi, Senin (13/1/2025).
Menurutnya, ada permasalahan dalam hal pengolahan sampah sisa makanan yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Kemarin, wadah untuk menu makan bergizi gratis di Pariaman masih menggunakan wadah plastik sekali pakai. Saat nanti program kembali digulirkan, wadah makanan akan menggunakan ompreng untuk mengatasi permasalahan sampah.
1. Masalah sampah sisa makanan

Masrimfi mengungkapkan, permasalahan yang terjadi di Kota Pariaman terkait MBG soal pengolahan sampah sisa makanan yang dianggap mengganggu.
"Sisa makanan dan bekas sampah MBG berkebetulan memang menimbulkan bau kondisi atau penglihatan yang tidak bagus di sekolah," katanya.
Menurutnya, hal itu terjadi karena DLH yang agak lambat dalam menjemput sampah sisa makanan yang ada di sekolah sehingga mengakibatkan bau tak sedap tercium di kawasan sekolah.
"Akibatnya, keluhan dari masyarakat dan DLH dan pihak sekolah supaya makanan itu jangan memberikan dampak buruk kepada sekolah," katanya.
2. Ditunda sampai wadah makanan ramah lingkungan tersedia

Karena kejadian itu, masyarakat, pihak sekolah, dan DLH meminta kepada vendor untuk memberikan wadah makanan tidak menimbulkan masalah bagi sekolah ataupun masyarakat.
"Kemarin vendor menghubungi saya dan menyatakan bahwa untuk makan bergizi gratis ini ditunda," katanya.
Menurutnya, penundaan tersebut dilakukan karena menunggu tempat makan yang tidak akan berpengaruh terhadap lingkungan.
"Alasannya karena packing makanan yang belum datang. Kebetulan packing makanan itu langsung dari Badan Gizi Nasional (BGN)," katanya.
Menurut Masrimfi, pihak vendor tidak bisa menjelaskan kapan program andalan presiden Prabowo Subianto itu akan kembali dilaksanakan.
"Pelaksanaan MBG ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Paling tidak, harus sesuai dengan kondisi di sekolah," katanya.
3. Perlu 3.472 ompreng untuk di Pariaman

Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Nur Inggrid Saumi mengungkapkan, penghentian pemberian makan bergizi gratis di Kota Pariaman akan kembali dilanjutkan jika piring ompreng sudah sampai.
"Karena permasalahan sampah kemarin, kami sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah dan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menggunakan ompreng saja," katanya.
Ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah menghubungi pihak sekolah dan seluruh pihak terkait berkaitan dengan penundaan tersebut. Nur mengatakan, untuk bisa kembali menyediakan makan bergizi gratis tersebut, pihaknya harus menyediakan ompreng untuk satu orang siswa.
"Kami sudah berkoordinasi dengan BGN untuk menyediakan ompreng sebanyak 3.472 sesuai dengan jumlah siswa di Kota Pariaman ini," katanya.
Ia mengungkapkan, ompreng tersebut akan menjadi solusi untuk permasalahan sampah dan sisa makanan yang menjadi keluhan sekolah dan masyarakat.
4. Ompreng stainless steel lebih steril
Nur mengungkapkan, ompreng yang akan digunakan nantinya terbuat dari bahan stainless steel yang lebih steril dan tentunya tidak menimbulkan banyak sampah.
"Bentuknya mirip yang di rumah sakit, tapi lebih dalam dan tentunya akan lebih memudahkan nantinya," katanya.
Menurut Nur, nanti pihaknya akan mengantarkan makanan yang sudah dimasukkan kedalam ompreng tersebut setiap harinya.
"Sorenya kami akan menjemputnya kembali dan nanti kami akan mencuci ompreng itu untuk digunakan kembali keesokan harinya," katanya.
Selain menjemput ompreng tersebut, menurut Nur, pihaknya juga akan menjemput sampah berupa sisa makanan yang mungkin tidak habis.
"Untuk sampah sisa makanannya tetap menjadi tanggung jawab kami nantinya dan akan kami atasi permasalahan itu," katanya.