Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Hotspot di Muba Melonjak 49 Titik, Terbanyak di Sumsel Sejak Januari

Tim BPBD Muba saat melakukan pemadaman lahan yang terbakar. (Dok. BPBD Muba)
Intinya sih...
  • Muba menjadi wilayah paling luas terdampak Karhutla 2024
  • Karhutla sering terjadi di Muba karena pembakaran lahan
  • Hotspot di Sumsel sepanjang tahun ini mencapai 291 titik

Musi Banyuasin, IDN Times - Potensi kebakaran hutan, kebun, dan lahan (Karhutbunlah) di tahun 2025 di Sumsel khususnya Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) semakin meluas.

Berdasarkan data BPBD Sumsel, ada beberapa wilayah terdeteksi jumlah hotspot di atas 40-an titik sepanjang Januari-Juni. Wilayah Muba menjadi yang terbanyak dengan 49 titik menyusul Musi Rawas dan Muara Enim masing-masing 44 titik.

1. Muba menjadi wilayah paling luas terdampak Karhutla 2024

Tim BPBD Muba saat melakukan pemadaman lahan yang terbakar. (Dok. BPBD Muba)

Kepala BPBD Muba, Pathi Riduan mengatakan, Muba menjadi wilayah paling luas terdampak Karhutla pada musim kemarau 2024 lalu. Berdasarkan analisa citra satelit Kementerian LHK bekerjasama dengan BRIN, luasan karhutla Muba mencapai 4.036,2 hektare. Dengan rincian lahan gambut yang terbakar mencapai 2.056,9 hektare dan mineral 1.970,4 hektare.

"Harapan kita, Muba tidak menjadi daerah dengan bencana Karhutbunlah terbesar di Sumsel. Saat ini beberapa kecamatan yang menjadi perhatian utama yakni Tungkal Jaya, Sungai Keruh, Lawang Wetan, Lais, dan Bayung Lencir," ujarnya.

2. Karhutla sering terjadi di Muba karena pembakaran lahan

Proses pemadaman karhutla di Sumsel (Dok: Manggala Agni)
Proses pemadaman karhutla di Sumsel (Dok: Manggala Agni)

Menurutnya, Karhutla sering terjadi setiap tahun di Muba, sebagian besar akibat pembukaan lahan dengan cara dibakar. Maka itu, kesiapsiagaan lintas sektor dan sinergi antarinstansi menjadi fokus utama untuk menghindari terjadinya bencana Karhutla yang dapat mengancam wilayah ini.

"Meski cuaca masih berubah-ubah, BPBD Muba terus melakukan patroli baik secara mandiri maupun gabungan. Untuk memastikan situasi potensi karhutla di wilayah Kabupaten Muba dapat dicegah dengan segera," ungkap Pathi.

3. Hotspot di Sumsel sepanjang tahun ini mencapai 291 titik

Helikopter pemadam Karhutla di Sumsel. (IDN Times/Rangga Efrizal)
Helikopter pemadam Karhutla di Sumsel. (IDN Times/Rangga Efrizal)

Sementara itu, Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman menambahkan, jumlah hotspot di Sumsel sepanjang tahun ini mencapai 291 titik. Angkanya mulai naik sejak Mei dan melonjak signifikan pada bulan berikutnya.

"Jumlahnya saat ini sudah mencapai 291 titik. Peningkatan terjadi Mei ada 108 titik dan Juni ini sudah 134 titik. Kenaikan hotspot pada Mei itu seiring dengan masuknya musim kemarau di Sumsel," jelasnya.

Selain Muba, Mura dan Muara Enim yang tercatat 40 lebih hotspot, daerah lainnya seperti PALI terdapat 32 titik, Muratara 27 titik, Lahat 20 titik, OKI 15 titik, Prabumulih 13 titik, Ogan Ilir 12 titik, dan Banyuasin 10 titik. Sementara 7 daerah lainnya berada di bawah 10 titik.

4. Diprediksi kemarau tahun ini terjadi hingga November

Ilustrasi karhutla di Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sudirman menambahkan, diprediksi kemarau tahun ini akan terjadi hingga November mendatang, sedangkan puncaknya pada Juli-Agustus.

"Kita sudah mengantisipasi menghadapi puncak kemarau dan kenaikan hotspot dengan menaikkan status siaga karhutla di tingkat provinsi terhitung 17 Mei-30 November. Beberapa daerah yang rawan juga sudah menaikkan status siaga," terangnya.

Sementara untuk jumlah hotspot secara tahunan, pada 2024 terpantau 4.661 titik. Pada 2023 terpantau dengan jumlah paling tinggi mencapai 20.547 titik. Kemudian 2022 ada 2.364 titik, 2021 ada 2.794 titik, 2020 ada 4.536 titik dan 2019 ada 17.391 titik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us