Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

FK Unsri Pastikan Program Koas Tak Terganggu Buntut Viral Penganiayaan

Potongan video penganiayaan dokter koas di Palembang (Dok: potongan layar Sumsel terciduk)
Intinya sih...
  • Fakultas Kedokteran Unsri memastikan jadwal koas tidak terganggu oleh kejadian viral belakangan ini
  • Mahasiswa diberikan kebebasan menentukan jadwal piket dan jaga berdasarkan kesepakatan sendiri
  • Chief Koas akan menyerahkan jadwal piket ke dosen, setelah disepakati baru berlaku, meskipun ada dokter koas yang bertugas lebih dari jadwal

Palembang, IDN Times - Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) memastikan jadwal koas atau magang yang dilakukan oleh mahasiswa tidak terganggu dengan kejadian viral beberapa waktu terakhir.

Menurut Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran, Profesor Irfanuddin, kejadian penganiayaan hanya membuat korban Muhammad Lutfi absen sementara waktu karena masa pemulihan. Sedangkan rekannya Lady Aurelia Pramesti juga diistirahatkan sampai kasus ini selesai.

"Masalah ini tidak mengganggu jadwal koas, temannya (Luthfi) tetap menjalankannya sebagai Kepala Koas. Jadi yang istirahat hanya Luthfi dan Lady. Mereka masih bertugas belajar dan magang. Untuk pelayanan tidak terganggu," ungkap Irfanuddin, Selasa (17/12/2024).

1. Soal jadwal koas ada kesepakatan antarmahasiswa

Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran Unsri Profesor Irfanuddin (IDN Times/Rangga Erfizal)

Jadwal koas yang sebelumnya menjadi pemicu kekerasan dinilai kampus tak menyalahi aturan yang ada. Para mahasiswa diberikan wewenang untuk menentukan sendiri jadwap piket dan jaga berdasarkan hasil kesepakatan diantara mereka.

"Kita sudah ada aturan akademik, memang kita berikan kebebasan untuk membuat jadwal jaga. Itu kita percayakan dari chief koas masing-masing," jelas dia.

2. Jadwal koas tetap melalui kersetujuan dosen

(Kampus Universitas Sriwijaya) IDN Times/Dok. Unsri

Setelah mahasiswa bermusyawarah mengenai pembagian jadwal piket, maka Chief Koas akan menyerahkan jadwal tersebut ke dosen yang mendampingi program itu. Setelah dari sana, dosen memberikan persetujuan ke rumah sakit.

“Tentu saja setelah mereka sepakati (membuat jadwal piket) maka mereka harus melapor ke koordinator. Setelah itu di accept oleh dosen baru berlaku," jelas dia.

3. Jadwal bisa diatur menyesuaikan dinamika mahasiswa

Tersangka Fadillah alias Datuk saat digiring polisi (IDN Times/Rangga Erfizal)

Terkait dugaan pembagian jadwal piket yang tidak adil, Irfanuddin membantahnya. Hanya saja, dirinya menyebut ada dokter koas yang bertugas lebih dari jadwal. Dengan kondisi itu, mahasiswa dapat menyepakati jadwal yang dibuat bersama-sama tersebut.

"Kalau masalah jadwal itu kan tergantung dinamika yang ada. Ada empat kelompok yang bertugas, kadang, ada yang lebih (waktu) ada yang kurang. Bisa itu diatur untuk membuat kesepakatan," jelas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
Rangga Erfizal
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us