Firespot Mulai Muncul di OKI, Dipicu Aktivitas Ladang Padi Warga

- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) muncul di Kabupaten Ogan Komering Ilir pada awal Mei 2025, dipicu oleh aktivitas berladang padi yang dibakar oleh manusia.
- Firespot terdeteksi di pinggir tol KM 255 Tol Kayuagung - Palembang, namun petugas tol berhasil melakukan pemadaman sehingga tidak berlangsung lama.
- BPBD OKI mengeluarkan SK Penetapan Siaga Bencana untuk mengantisipasi karhutla, melibatkan pihak terkait dan mengimbau masyarakat untuk tidak membakar sampah atau membuka lahan dengan cara membakar.
Ogan Komering Ilir, IDN Times - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mulai muncul pada awal Mei 2025. Kondisi ini memicu firespot (titik api) yang ditemukan di wilayah Kecamatan SP Padang tepatnya di KM 255 Tol Kayuagung - Palembang.
Firespot ini muncul pada Jumat (2/5/2025) kemarin sekitar pukul 18.00 WIB. Terjadinya firespot ini diyakini bukan oleh alam, melainkan oleh ulah manusia yang membuka lahan untuk berladang dengan cara dibakar.
1. Petugas segera padamkan kebakaran dekat tol

Sekretaris BPBD OKI, Nova Triyussanto mengatakan, firespot terdeteksi muncul di pinggir-pinggir tol karena orang suka beumo (aktivitas berladang padi).
"Saat itu petugas tol langsung mengambil tindakan untuk melakukan pemadaman, sehingga munculnya firespot tidak berlangsung lama," ujarnya, Senin (5/5/2025).
Menurutnya, setelah kejadian tersebut untuk saat ini tidak temukan adanya firespot lagi. Namun pihak tak ingin lengan dan terus bersiaga di lahan yang rentan terbakar serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
"Saat ini kami mengambil langkah dengan mengeluarkan SK Penetapan Siaga Bencana. Sebenarnya posko-posko siaga bencana sudah ada, namun lebih dimantapkan lagi dengan dikeluarkannya SK tersebut," jelasnya.
2. BPBD libatkan elemen lain untuk menangani karhutla

Menurutnya, SK tersebut tidak permanen. Karena habis kemarau ke musim hujan, otomatis SK bencana berubah dari karhutla ke banjir atau tanah longsor. Kemudian sekarang berubah lagi ke kering atau karhutla.
"Untuk menangani masalah Karhutla, BPBD OKI tidak bergerak sendiri. Tetapi, juga melibatkan pihak-pihak terkait lainnya. Walaupun tidak kita yang bergerak, elemen yang lain pasti bergerak, karena tanggungjawabnya per daerah. Baik itu pengelola tol, kades, camat, komandan api, BPBD atau Polres bergerak serempak tanpa dikomando," ungkapnya.
3. Hindari aktivitas pembakaran selama musim kemarau

Selain itu, BPBD OKI mengimbau masyarakat untuk menerapkan hal sederhana dengan sistem tidak membuang atau membakar sampah sembarangan.
"Kemudian tidak membuka lahan sawah atau perkebunan dengan cara membakar. Tetaplah menjaga komunikasi antar kepala wilayah masing-masing," tegasnya.