Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bulog Sumsel-Babel Catat Stok Beras Tertinggi Capai 97 Ribu Ton

Gudang beras milik Bulog di Wilayah BLK Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)
Intinya sih...
  • Serapan beras Bulog Sumsel-Babel pada panen perdana 2025 mencapai 97 ribu ton, naik tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.
  • Pemerintah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram untuk memaksimalkan serapan gabah petani.
  • Bulog melakukan strategi jemput bola ke petani saat panen, dan Sumsel terus mempertahankan posisi tiga besar nasional penghasil beras tertinggi.

Palembang, IDN Times – Badan Urusan Logistik (Bulog) Wilayah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel-Babel) mencatat serapan beras tertinggi pada panen perdana 2025, yakni mencapai 97 ribu ton. Jumlah tersebut berasal dari 133.833 ton gabah kering panen (GKP) dan 25.721 ton beras.

"Realisasi ini naik tiga kali lipat dibandingkan serapan pada panen perdana tahun sebelumnya yang rata-rata hanya sekitar 30 ribu ton," ungkap Pimpinan Bulog Wilayah Sumsel-Babel, Heriswan, Senin (19/5/2025).

1. Optimistis serapan beras bulog capai 100 ribu ton

Gudang beras milik Bulog di Wilayah BLK Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Heriswan menjelaskan, tingginya serapan Bulog tersebut tidak lepas dari upaya pemerintah dalam memaksimalkan serapan gabah petani. Pemerintah bahkan telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram guna mengejar target swasembada pangan 2025.

"Serapan Bulog Sumsel sudah mencapai 97 ribu ton setara beras, masih ada sisa panen di Banyuasin dan kami optimis sampai akhir panen bisa mencapai 100 ribu ton. Masih ada 2 pekan lagi untuk memenuhi 100 ribu ton itu. Selama Bulog berdiri, ini penyerapan terbesar di Sumsel," ungkap dia.

2. Bulog langsung jemput bola ke petani

Pimpinan Bulog Wilayah Sumsel Babel Heriswan (IDN Times/Rangga Erfizal)

Bulog menyebutkan, tingginya capaian serapan tahun ini merupakan hasil dari strategi jemput bola yang dilakukan langsung ke petani saat masa panen. Sebelumnya, Bulog hanya menunggu gabah dari petani masuk ke gudang.

"Sesuai arahan presiden, kini kami melakukan jemput bola ke sawah-sawah petani saat panen berlangsung. Tidak lagi hanya menunggu di depan pintu gudang," ungkapnya.

3. Sumsel kejar target penghasil beras terbesar secara nasional

Ilustrasi beras (freepik.com/jcomp)

Sumsel kini terus menargetkan masuk dalam tiga besar nasional penghasil beras tertinggi secara nasional. Langkah yang diambil pemerintah saat ini adalah mendorong optimalisasi lahan (Opla) untuk prduksi beras dibeberapa daerah seperti Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI) yang ditarget tahun ini seluas 106 ribu hektare.

"Peningkatan beras Sumsel (ke Bulog) juga akan didorong program peningkatan opla, selain karena serapan yang kita lakukan langsung di lapangan," jelas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
Rangga Erfizal
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us