Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bonus Demografi akan Berubah Menjadi Bencana, Jika...

Sekretaris Kemendukbangga, Budi Setyono saat diwawancarai di Padang (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)
Sekretaris Kemendukbangga, Budi Setyono saat diwawancarai di Padang (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Padang, IDN Times - Sekretaris Kementerian Pendudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga), Budi Setyono menyatakan, bonus demografi bisa saja menjadi sebuah bencana demografi nantinya.

"Hal itu bisa saja berubah jika tidak ditangani dengan tepat mulai dari sekarang," katanya saat kunjungan kerja ke Sumatra Barat, Kamis (11/9/2025).

Menurutnya, agar bonus demografi tersebut tidak menjadi bencana demografi, pemerintah saat ini sedang mempersiapkan langkah agar cita-cita Indonesia emas 2045 bisa terwujud.

1. Kenapa bonus demografi bisa berubah menjadi bencana demografi?

Ilustrasi keberagaman masyarakat Indonesia (Foto: IDN Times)
Ilustrasi keberagaman masyarakat Indonesia (Foto: IDN Times)

Budi Setyono mengatakan, bonus demografi tercipta saat penduduk usia produktif jauh lebih banyak dibanding penduduk usia non produktif di suatu negara.

"Kita di Indonesia saat ini usia produktif kita itu berada pada angka 70 persen dari total masyarakat. Angka ini tentu merupakan angka yang ideal bagi sebuah negara," katanya.

Tetapi, dengan banyaknya usia produktif tersebut, beberapa tahun ke depan hal tersebut akan berubah jika tidak ditangani dengan baik oleh pemerintah.

"20 tahun mendatang tentunya penduduk yang saat ini berada pada usia produktif akan beranjak menjadi lansia yang dianggap sudah tidak produktif lagi," katanya.

Dengan hal tersebut, pemerintah harus mempersiapkan generasi selanjutnya untuk bisa menjadi generasi yang siap menanggung penduduk usia produktif saat ini.

2. Ciptakan SDM berkualitas

Ilustrasi anak-anak Indonesia (Foto: Dok IDN Times)
Ilustrasi anak-anak Indonesia (Foto: Dok IDN Times)

Budi mengatakan, hal pertama yang dilakukan oleh pemerintah agar bonus demografi tersebut tidak berubah menjadi bencana demografi adalah dengan memastikan generasi yang sehat dan mampu bersaing.

"Saat ini kami memastikan dulu bahwa anak-anak dan balita itu tidak stanting. Karena, kalau banyak balita atau anak-anak yang stanting, maka itu akan menjadi beban juga oleh populasi yang lain nantinya," katanya.

Menurutnya, cukup banyak program yang dilakukan oleh pemerintah saat ini agar bisa memastikan para anak dan balita tidak mengalami stanting.

"Seperti MBG dan juga dari Puskesmas sudah dikerahkan untuk memastikan balita dan anak-anak tidak stanting dan bisa tumbuh dengan sehat," katanya.

Ia mengatakan, dengan menjaga balita dan anak-anak tidak stanting, maka akan tercipta Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas nantinya.

3. Pastikan lulus pendidikan dasar

Sekretaris Kemendukbangga, Budi Setyono saat diwawancarai di Padang (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)
Sekretaris Kemendukbangga, Budi Setyono saat diwawancarai di Padang (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Selain itu, menurutnya pemerintah juga akan memastikan seluruh anak bangsa lulus pendidikan dasar 12 tahun dimulai dari SD, SMP hingga SMA sederajat.

"Untuk bisa bersaing nantinya, setidaknya generasi bangsa harus lulus pendidikan dasar 12 tahun. Paling tidak, mereka memahami pengetahuan dasar tentang bagaimana bermasyarakat dan seterusnya," katanya.

Selain itu, generasi penerus bangsa juga harus memiliki kemampuan khusus atau skill yang mengarah kepada salah satu profesi yang memiliki standar kualifikasi tertentu.

"Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan hasil dari keterampilan atau skill yang mereka miliki itu. Selain itu mereka juga harus mendapatkan perlindungan sosial seperti asuransi kesehatan," katanya.

Dengan begitu, bonus demografi yang dimiliki oleh Indonesia saat ini tidak akan berubah menjadi bencana demografi yang tentunya akan menyulitkan kedepannya bagi generasi penerus bangsa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us

Latest News Sumatera Selatan

See More

3 Ribu Lampu Jalan di Palembang Rusak, Pemkot Janji Perbaikan

12 Sep 2025, 15:33 WIBNews