Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Gudang Distributor Pangan di Sumsel Tak Memenuhi Syarat

Plt Kepala BBPOM Palembang Tedy Wirawan (IDN Times/Feny Maulia Agustin)
Intinya sih...
  • BBPOM Palembang melakukan inspeksi gudang distributor dan toko ritel di Sumsel sepanjang bulan Ramadan.
  • 43 sarana distribusi pangan telah diperiksa, dengan 5 sampel takjil mengandung formalin dan pewarna tekstil.
  • Penggunaan formalin pada makanan seperti tahu dan rujak mi sudah berkurang dibandingkan tahun lalu, namun masih ditemukan kekurangan dalam penjualan pangan di supermarket.

Palembang, IDN Times - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Palembang menginspeksi sejumlah gudang distributor dan toko ritel di Sumatra Selatan (Sumsel) sepanjang bulan Ramadan, atau sejak 3 Maret sampai 18 April 2024.

"Dari 10 distributor, ditemukan empat distributor dengan kondisi gudang tidak memenuhi syarat dengan hasil penilaian C," ujar Plt Kepala BBPOM Palembang, Teddy Wirawan, Kamis (4/3/2024).

1. BBPOM Palembang memeriksa 43 gudang pangan di Sumsel

Ilustrasi uji cepat pemeriksaan sample makanan berbahaya oleh BBPOM

Inspeksi pengawasan bahan pangan merupakan rangkaian kegiatan intensifikasi BBPOM selama momen ramadan hingg Idul Fitri 1445 hijriah. Sebanyak 43 sarana distribusi pangan se-Sumsel sudah dilakukan pemeriksaan.

"Distributor pangan di Palembang, Ogan Ilir, dan OKU yang tidak sesuai kriteria kebersihan BBPOM," kata dia.

2. BBPOM Palembang temukan formalin dan pewarna tekstil di takjil

Plt Kepala BBPOM Palembang Teddy Wirawan (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Selain pengawasan bahan pangan di beberapa gudang distributor Sumsel, BBPOM juga rutin sidak di 16 lokasi pasar bedug Palembang untuk memastikan keamanan kandungan makanan yang dijual sebagai takjil untuk berbuka puasa.

"Kami memeriksa 279 sampel takjil di Palembang dan beberapa kabupaten lain seperti Banyuasin dan Ogan Ilir. Ada 5 sampel yang mengandung formalin dan pewarna tekstil," jelasnya.

Makanan tersebut adalah rujak mi mengandung formalin, es cendol pink, dan kue sengkulun mengandung Rhodamin B atau pewarna tekstil. Makanan itu ditemukan juga di pasar tradisional.

3. Terasi asal Sungsang mengandung pewarna tekstil

ilustrasi sambal terasi kemangi pakai teri (pixabay.com/sabyrzhananelya)

Teddy menambahkan, kandungan formalin dan pewarna tekstil pada makanan yang dijual paling banyak ditemukan di Pasar Tradisional Palembang, OKU, dan OKU Timur. Bahkan dari dua sampel pemeriksaan tahu positif mengandung formalin.

"Kemudian ada lagi terasi asal Sungsang yang mengandung pewarna tekstil Rhodamin B," jelasnya.

4. BBPOM Palembang temukan 1 supermarket izin usaha dan masa berlaku sudah habis

Plt Kepala BBPOM Palembang Teddy Wirawan (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Selanjutnya dari hasil sidak di 21 supermarket yang berada di Sumsel, ditemukan 1 supermarket menjual pangan dengan masa izin berlaku usaha dan pangan sudah habis, serta bungkusan pangan rusak kemasan.

"Total kerugian dari bahan pangan yang habis masa izin edar ada 6 item dan 86 pcs Rp1.492.000. Sementara yang rusak kemasan ada 2 item dan 2 pcs Rp25.640," timpalnya.

5. Kerugian pangan tak layak konsumsi tahun lalu mencapai Rp4,3 juta

Ilustrasi ekonomi

Menurut Teddy, dibandingkan tahun lalu, penggunaan formalin pada tahu dan rujak mi sudah lumayan berkurang. Sebab sejumlah pelaku usaha sudah menggunakan mi kering.

"Dari nilai kerugian keseluruhan juga turun, tahun lalu Rp4,3 juta," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Feny Maulia Agustin
Deryardli Tiarhendi
Feny Maulia Agustin
EditorFeny Maulia Agustin
Follow Us