Ekspor Migas Palembang Terkontraksi 18 Persen

- Ekspor non-migas Sumsel meningkat 5,82% secara bulanan.
- Sektor pertanian mengalami peningkatan ekspor 138,62%, industri 0,10%, dan pertambangan 9,15%.
- Komoditas penyumbang utama ekspor Sumsel: batubara, kayu, pulp atau bubur kertas.
Palembang, IDN Times - Badan Pusat Statistik Sumatra Selatan (BPS Sumsel) mencatat pergerakan ekonomi pada sektor ekspor atau pengiriman barang ke luar negeri komoditas minyak dan gas terkontraksi sebesar 18 persen pada September 2024. Meski ekspor minyak dan gas menurun, secara umum ekspor daerah ini naik 4,23 persen.
"Kita belum dapat memastikan penyebab utama penurunan ekspor migas (minyak dan gas), apakah disebabkan penurunan produksi atau faktor eksternal lainnya," ujar Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto dalam keterangan rilis, Minggu (3/11/2024).
1. Nilai ekspor secara umum di Sumsel capai US$611,20 juta

Data BPS Sumsel mencatat nilai ekspor secara menyeluruh pada September 2024 mencapai US$611,20 juta atau meningkat dibandingkan Agustus lalu sebesar US$586,38 juta. Kenaikan ekspor di Sumsel didorong oleh sektor non-migas yang mencapai nilai US$580,03 juta.
"Ekspor non migas meningkat 5,82 persen secara bulanan," kata Wahyu.
2. Ekspor pertanian dan industri berada dalam tren positif

Sementara berdasarkan laporan BPS Sumsel, ekspor dari masing-masing sektor menunjukkan bahwa sektor pertanian mengalami peningkatan 138,62 persen industri meningkat 0,10 persen dan pertambangan 9,15 persen.
"Pertanian dan industri berada di tren positif meningkat (ekspor)," timpal dia.
3. Non migas di Sumsel sumbang eskpor terbesar 92 persen hingga September 2024

Wahyu menyampaikan, adapun komoditas yang menjadi penyumbang utama peningkatan ekspor Sumsel pada September tahun ini adalah batubara, kayu dan barang dari kayu, serta pulp atau bubur kertas.
“Total ekspor Januari-September secara kumulatif menunjukkan bahwa penyumbang terbesar adalah non-migas mencapai 92,64 persen," tutupnya.