Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dilema Petani Sawit Sumsel: Harga TBS Turun dan Produksi Potensi Naik

Ilustrasi perkebunan kelapa sawit. (IDN Times/Sunariyah)
Ilustrasi perkebunan kelapa sawit. (IDN Times/Sunariyah)
Intinya sih...
  • Harga TBS Sawit turun pada awal 2025 di Sumsel, menyulitkan petani dan pengusaha sawit.
  • Kondisi cuaca tidak menentu memengaruhi harga TBS sawit, dengan musim hujan ekstrem menyebabkan banjir dan penurunan produksi.
  • Petani sawit harus tanggung biaya operasional yang tinggi tanpa dukungan pemerintah, termasuk biaya pupuk yang mahal dan kenaikan tarif PE.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Harga tandan buah segar (TBS) yang cenderung menurun pada awal 2025 di tengah kondisi produksi naik, menjadi dilema bagi petani sawit di Sumatra Selatan (Sumsel). Situasi tersebut pun membuat pengusaha sawit dalam keadaan sulit.

"Kondisi cuaca tidak menentu, seperti hujan berkepanjangan atau kemarau berkepanjangan memengaruhi harga TBS sawit," kata Wakil Ketua Asosiasi Petani Sawit (Apkasindo) Sumsel M Yunus, Jumat (23/5/2025).

1. Sejumlah perkebunan sawit potensi terendam

Potret Perkebunan Sawit (IDNTimes/Silviana)
Potret Perkebunan Sawit (IDNTimes/Silviana)

Ketika musim hujan terlalu ekstrem jelas Yunus, maka beberapa kebun sawit di daerah rendah berpotensi terendam banjir dan menyebabkan penurunan jumlah produksi pohon sawit dengan buah kualitas unggul.

"Potensi produksi yang banyak jadi tak bisa berbuah baik, jika pun bisa (panen), biaya pemanenannya jauh lebih besar," jelasnya.

2. Harga pupuk sawit dijual Rp7-10 ribu per kilogram

Potret Perkebunan Sawit di Lampung (IDNTimes/Silviana)
Potret Perkebunan Sawit di Lampung (IDNTimes/Silviana)

Sementara dari sisi lain, petani sawit tetap harus menanggung biaya operasional seperti perawatan kebun dan pembelian pupuk. Belum lagi, petani-petani ini harus berjuang mandiri tanpa dukungan dari pemerintah. Misalnya, sokongan sarana produksi (saprodi) maupun subsidi pupuk.

“Pupuk yang biasa digunakan untuk sawit itu harganya sekarang sudah di kisaran Rp7-10 ribu per kilogram. Dan harga pupuk yang biasa didapat petani lebih mahal dibanding perusahaan yang mungkin memiliki relasi dengan distributor," kata Yunus.

3. Peningkatan tari PE memberatkan petani sawit

Ilustrasi Tandan Buah Segar (TBS). (Dok. iStock)
Ilustrasi Tandan Buah Segar (TBS). (Dok. iStock)

Tak hanya soal biaya panen yang lebih besar, beban lain yang ditanggung para petani sawit Sumsel juga dari sisi penarikan biaya kirim luar negeri. Yakni dengan adanya penetapan kebijakan kenaikan pungutan ekspor (PE) minyak sawit menjadi 10 persen.

Dampak peningkatan tarif PE kata dia, sangat memberatkan petani sawit di Sumsel. Apalagi Dinas Perkebunan provinsi telah menetapkan harga jual sawit dalam kisaran menurun selama berapa bulan terakhir. Harga itu lanjutnya, sangat menyulitkan petani swadaya di sejumlah perkebunan.

4. Harga TBS Sumsel ditetapkan Rp3 ribuan per kg

Harga TBS di Kaltim mengalami kenaikan. (Dok. Dinas Perkebunan Kaltim)
Harga TBS di Kaltim mengalami kenaikan. (Dok. Dinas Perkebunan Kaltim)

Yunus menambahkan, adanya tambahan pungutan ekspor biaya keluar, pihak yang paling dirugikan dari bagian hulu atau petani dan perusahaan. Tetapi yang paling merasakan dampaknya adalah petani, karena kalau perusahaan masih mengikuti proses hilir hingga seperti hasil Crude Palm Oil (CPO).

"Kita berharap pemerintah tidak selalu atau tidak mudah mengambil jalan pintas untuk mengatasi defisit anggaran atau menaikkan pendapatan dengan pungutan ekspor. Karena industri kelapa sawit di hulu melibatkan begitu besar petani," jelas dia.

Diketahu dari data yang diterima, harga TBS Sawit yang ditetapkan di Sumsel pada periode I bulan Mei 2025 sebesar Rp3.526 per kilogram. Sedangkan pada periode II bulan sama, harga TBS di wilayah tersebut merosot ke Rp3.374 per kilogram.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Feny Maulia Agustin
Hafidz Trijatnika
Feny Maulia Agustin
EditorFeny Maulia Agustin
Follow Us