6 Fakta Unik Lalat Capung, Hewan yang Hidupnya Paling Singkat

Lalat capung atau mayfly merupakan serangga akuatik yang termasuk dalam ordo Ephemeroptera. Diperkirakan ada sekitar 3.000 spesies lalat capung di dunia. Lalat capung dewasa memiliki mata majemuk yang besar, tubuh ramping, antena yang pendek, bersayap dan memiliki dua atau tiga ekor panjang yang terlihat seperti benang.
Hewan ini diketahui memiliki masa hidup yang sangat pendek, lho. Nah, berikut sederet fakta unik tentang lalat capung yang mungkin belum kamu tahu.
1. Siklus hidup lalat capung yang unik

Dilansir AZ Animals, lalat capung mengalami metamorfosis parsial atau tidak sempurna karena tidak memiliki tahap kepompong. Siklus hidup lalat capung terdiri dari telur, nimfa dan dewasa. Uniknya, lalat capung memiliki dua fase dewasa yaitu subimago dan imago.
Lalat capung betina bisa menghasilkan sedikitnya 50 hingga beberapa ribu telur. Hewan ini menjatuhkan telurnya di permukaan air. Telur tenggelam dan akan melekat pada objek di dalam air, seperti tanaman air. Selanjutnya, telur-telur tersebut akan menetas menjadi nimfa.
2. Nimfa lalat capung hidup di air

Lalat capung menghabiskan sebagian besar hidupnya di air sebagai nimfa. Lamanya tahap hidup nimfa bervariasi, mulai dari dua minggu atau hingga dua tahun. Nimfa lalat capung sering memakan alga atau tumbuhan air. Setelah itu, nimfa muncul ke permukaan air lalu berganti kulit dan memiliki sayap, yang disebut subimago. Pada tahap ini, sesaat sebelum terbang, subimago rentan dimangsa oleh predator.
3. Masa hidup lalat capung dewasa berlangsung singkat

Setelah beberapa jam, lalat capung berganti kulit kembali menjadi imago, yang merupakan serangga dewasa dengan kemampuan untuk bereproduksi. Pada tahap subimago dan imago, lalat capung memiliki sayap, hidup dalam waktu singkat dan tidak makan.
Lalat capung dewasa akan kawin dalam kawanan, bertelur kemudian mati. Umur rata-rata lalat capung hanya satu atau dua hari. Sementara itu, lalat capung Dolania americana betina dewasa memiliki umur paling singkat yang berlangsung kurang dari lima menit, mengutip laman AZ Animals.
4. Proses kawin lalat capung

Dikutip dari Britannica, perkawinan terjadi segera setelah proses ganti kulit terakhir. Kawanan lalat capung jantan terbang di atas air dan melakukan 'tarian kawin'. Lalat capung betina segera bergabung dengan kawanan tersebut. Setelah proses kawin selesai, betina akan meletakkan telur-telurnya ke dalam air. Setelah bereproduksi dan bertelur, maka lalat capung dewasa akan mati.
5. Lalat capung menjadi incaran predator

Lalat capung memiliki banyak predator. Telur lalat capung dapat dimakan oleh siput dan larva caddisfly. Saat masih nimfa, lalat capung menjadi santapan bagi hewan-hewan, termasuk ikan, katak, burung dan kumbang air.
Sementara itu, subimago lalat capung dapat dimangsa oleh ikan, burung, capung, kumbang air dan serangga predator lainnya. Lalat capung dewasa rentan dimangsa oleh ikan, burung, laba-laba dan hewan lain.
6. Keberadaan lalat capung sebagai indikator kualitas air

Keberadaan lalat capung juga menjadi petunjuk penting kualitas air di suatu tempat. Untuk habitatnya, sebagian besar nimfa lalat capung mendiami aliran sungai yang airnya jernih dan dangkal. Namun, ada juga yang tinggal di perairan tenang dan di sekitar tepi danau.
Dilansir AZ Animals, lalat capung sangat sensitif terhadap polusi. Hewan ini biasanya hanya ditemukan di kawasan yang rendah polusi. Lalat capung termasuk salah satu indikator atau penanda kesehatan ekosistem perairan yang paling umum digunakan, bersama dengan caddisfly dan stonefly.
Dengan masa hidup yang singkat, lalat capung dewasa hanya memiliki tujuan untuk bereproduksi dan bertelur. Meskipun begitu, keberadaan lalat capung juga berperan penting dalam ekosistem air.