Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Penyebab Orang Sulit Bahagia, Kamu Selalu Serba Salah?

ilustrasi sulit bahagia (pexels.com/Anastasia Chaplinskaya)

Kebahagiaan adalah sesuatu yang diinginkan semua orang, tetapi tidak semua orang bisa meraihnya dengan mudah. Banyak dari kalian mungkin sudah mencoba berbagai cara untuk bahagia—dari mengejar karier impian, membeli barang-barang mewah, hingga membangun hubungan yang solid.

Namun, meskipun sudah melakukan semua itu, ada kalanya kebahagiaan tetap terasa sulit dijangkau. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa yang sebenarnya membuat orang sulit bahagia tidak peduli apa yang dilakukannya? Berikut ini, ada lima penyebab utama yang bisa menghambat kebahagiaan kalian, meskipun kalian merasa sudah melakukan segalanya dengan benar.

1. Terlalu fokus pada standar kebahagiaan orang lain

ilustrasi sulit bahagia (pexels.com/Wildan Safari Noor)

Salah satu penyebab utama mengapa kalian sulit bahagia adalah karena terlalu fokus pada standar kebahagiaan orang lain. Kita hidup di dunia yang dipenuhi dengan media sosial, di mana setiap orang tampaknya memamerkan kehidupan yang sempurna. Hal ini sering kali membuat kalian merasa harus mengejar standar kebahagiaan yang sama, bahkan jika itu tidak sesuai dengan diri kalian.

Misalnya, kalian mungkin melihat teman-teman kalian sering berlibur ke luar negeri dan berpikir bahwa itulah definisi kebahagiaan. Akhirnya, kalian memaksakan diri untuk melakukan hal yang sama meski sebenarnya kalian lebih bahagia dengan menghabiskan waktu di rumah. Ketika kebahagiaan diukur dengan standar orang lain, kalian akan selalu merasa kurang, karena setiap orang memiliki definisi kebahagiaannya masing-masing.

Untuk benar-benar bahagia, kalian perlu menemukan apa yang membuat kalian puas dan gembira, bukan apa yang diharapkan oleh masyarakat atau lingkungan sekitar.

2. Tidak bisa melepaskan masa lalu

ilustrasi sulit bahagia (pexels.com/Dmitriy Zub)

Masa lalu bisa menjadi beban yang berat jika terus kalian bawa-bawa dalam hidup. Banyak orang yang sulit bahagia karena mereka terus-menerus memikirkan kesalahan atau kegagalan di masa lalu. Pikiran seperti 'Seandainya saja aku dulu melakukan ini,' atau 'Jika saja aku tidak membuat kesalahan itu,' bisa membuat kalian terjebak dalam lingkaran penyesalan yang tidak ada habisnya.

Melepaskan masa lalu bukanlah hal yang mudah, tetapi ini sangat penting untuk kebahagiaan kalian. Ketika kalian terus-menerus fokus pada apa yang sudah terjadi, kalian kehilangan kesempatan untuk menikmati momen saat ini. Masa lalu seharusnya menjadi pelajaran, bukan penghalang.

Dengan belajar memaafkan diri sendiri dan menerima bahwa tidak ada yang bisa mengubah masa lalu, kalian bisa mulai membuka ruang bagi kebahagiaan di masa kini dan masa depan.

3. Menuntut kesempurnaan dalam segala hal

ilustrasi sulit bahagia (pexels.com/Lê Minh)

Tuntutan untuk menjadi sempurna dalam segala hal adalah jalan pintas menuju ketidakbahagiaan. Perfeksionisme bisa membuat kalian merasa tidak pernah cukup baik, tidak peduli seberapa keras kalian berusaha. Kalian mungkin selalu merasa bahwa ada sesuatu yang kurang atau bahwa kalian bisa melakukan lebih baik lagi, sehingga hasil apapun yang dicapai tidak pernah memuaskan.

Perfeksionisme sering kali disertai dengan ketakutan akan kegagalan atau kritik dari orang lain. Ini bisa membuat kalian terus-menerus merasa cemas dan tertekan, yang pada akhirnya menghalangi kalian untuk menikmati pencapaian yang sebenarnya sudah sangat baik. Belajarlah untuk menerima bahwa tidak ada yang sempurna dan bahwa setiap orang, termasuk kalian, memiliki kekurangan. Dengan menerima ketidaksempurnaan, kalian akan lebih mudah menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil yang sebenarnya sangat berharga.

4. Menghindari tantangan dan perubahan

ilustrasi sulit bahagia (pexels.com/Emily Rose)

Kebahagiaan tidak datang dari kenyamanan semata, tetapi juga dari pertumbuhan dan pencapaian. Jika kalian terlalu takut untuk mengambil risiko atau menghadapi tantangan, kalian mungkin merasa aman, tetapi rasa aman itu bisa berubah menjadi kebosanan dan ketidakpuasan. Orang yang selalu menghindari tantangan dan perubahan cenderung sulit merasa bahagia karena mereka kehilangan kesempatan untuk berkembang dan menemukan potensi diri yang sebenarnya.

Tantangan dan perubahan memang bisa menakutkan, tetapi mereka juga bisa membawa kebahagiaan yang luar biasa. Dengan menghadapi ketakutan dan keluar dari zona nyaman, kalian memberi diri kalian sendiri kesempatan untuk belajar, tumbuh, dan mencapai hal-hal yang sebelumnya tidak pernah kalian bayangkan. Ketika kalian berani menghadapi tantangan, kalian juga membuka pintu bagi pengalaman-pengalaman baru yang bisa membawa kebahagiaan yang lebih dalam dan bermakna.

5. Terlalu fokus pada hal-hal yang tidak bisa dikontrol

ilustrasi sulit bahagia (pexels.com/Anastasia Chaplinskaya)

Salah satu penyebab utama ketidakbahagiaan adalah terlalu fokus pada hal-hal yang tidak bisa kalian kontrol. Misalnya, kalian mungkin merasa sangat cemas tentang apa yang orang lain pikirkan tentang kalian, atau khawatir tentang masa depan yang belum pasti. Ketika kalian terlalu terfokus pada hal-hal ini, kalian kehilangan kendali atas kebahagiaan kalian sendiri.

Fokus pada hal-hal yang bisa kalian kontrol adalah kunci untuk merasa lebih bahagia. Alih-alih terjebak dalam kecemasan dan ketidakpastian, cobalah untuk fokus pada apa yang bisa kalian lakukan sekarang untuk memperbaiki situasi atau perasaan kalian. Dengan menerima bahwa ada hal-hal yang memang di luar kendali kalian, dan bahwa itu tidak harus menjadi sumber kecemasan, kalian bisa menemukan lebih banyak ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup sehari-hari.

Kebahagiaan adalah sesuatu yang bisa dicapai oleh setiap orang, asalkan kalian memahami apa yang bisa menghalangi jalan menuju kebahagiaan tersebut. Dengan menyadari lima penyebab utama yang membuat orang sulit bahagia, kalian bisa mulai mengambil langkah-langkah untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan yang menghambat kebahagiaan kalian.

Jangan biarkan standar orang lain, masa lalu, tuntutan kesempurnaan, ketakutan akan tantangan, atau fokus pada hal-hal yang tidak bisa dikontrol menghalangi kalian untuk meraih kebahagiaan yang sebenarnya. Kalian layak untuk bahagia, dan itu semua dimulai dari diri kalian sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us