3 Penyesalan Finansial yang Banyak Orang Alami Sebelum Usia 40

- Menabung di usia muda memberi keuntungan besar berkat efek bunga majemuk, jadi mulailah menabung dari sekarang meski nominalnya terasa sedikit.
- Dana darurat idealnya mencakup tiga hingga enam bulan biaya hidup, alokasikan sebagian penghasilanmu untuk dana darurat agar bisa merasa aman dalam menghadapi keadaan darurat.
- Investasi itu seperti menanam pohon, semakin cepat kamu menanam, semakin besar hasil yang bisa dipanen di masa depan. Mulailah dari hal kecil dan jangan takut untuk belajar dan mencoba investasi.
Apakah kamu pernah merenung dan berpikir, 'Kenapa dulu aku gak nabung lebih awal?' atau 'Seandainya aku lebih bijak soal uang, pasti hidupku sekarang lebih tenang'. Penyesalan finansial adalah hal yang sering dialami banyak orang, terutama ketika usia mulai mendekati 40-an. Sayangnya, penyesalan ini sering datang terlambat, setelah kebiasaan buruk dalam mengelola uang sudah berdampak besar pada hidup.
Bukan cuma soal menabung atau investasi, penyesalan finansial juga melibatkan keputusan-keputusan kecil yang kita anggap sepele saat muda. Artikel ini akan membahas tiga penyesalan finansial yang paling sering dirasakan orang sebelum usia 40, serta bagaimana cara menghindarinya agar hidupmu lebih terencana dan bebas stres.
1. Tidak mulai menabung lebih awal

Banyak orang merasa menabung adalah hal yang bisa ditunda. 'Nanti saja kalau sudah gajiku besar,' adalah kalimat yang sering terlontar. Sayangnya, kebiasaan menunda ini justru menjadi penyebab utama mengapa banyak orang menyesal di kemudian hari. Menabung di usia muda memberi keuntungan besar karena efek bunga majemuk, di mana uang yang ditabung bisa terus berkembang dengan sendirinya.
Misalnya, menabung Rp500 ribu per bulan sejak usia 20 dengan bunga 5% per tahun bisa menghasilkan puluhan juta lebih banyak dibandingkan jika kamu mulai menabung di usia 30. Jadi, jangan anggap enteng angka kecil. Mulai saja dulu, meski nominalnya terasa sedikit. Yang penting adalah membangun kebiasaan menabung secara konsisten.
2. Mengabaikan pentingnya dana darurat

'Buat apa dana darurat? Aku kan sehat-sehat saja' Pikiran seperti ini sering muncul, terutama ketika kita merasa hidup sedang baik-baik saja. Tapi hidup itu penuh kejutan, dan tidak semua kejutan menyenangkan. Banyak orang baru sadar pentingnya dana darurat setelah mengalami situasi sulit, seperti kehilangan pekerjaan, kecelakaan, atau kebutuhan mendesak lainnya.
Dana darurat idealnya mencakup tiga hingga enam bulan biaya hidup. Dengan adanya dana ini, kamu bisa tetap merasa aman meskipun menghadapi keadaan darurat. Jadi, mulai sekarang, alokasikan sebagian penghasilanmu untuk dana darurat. Anggap ini sebagai tameng pelindung finansialmu dari risiko yang tidak terduga.
3. Tidak mempelajari investasi sejak dini

Banyak orang berpikir investasi adalah hal yang rumit atau hanya untuk orang kaya. Akibatnya, mereka baru mulai belajar investasi ketika usianya sudah mendekati 40-an, kehilangan banyak peluang emas di masa muda. Padahal, investasi itu seperti menanam pohon. Semakin cepat kamu menanam, semakin besar hasil yang bisa dipanen di masa depan.
Investasi juga tidak selalu berarti saham atau properti yang butuh modal besar. Mulailah dari hal kecil, seperti reksa dana atau investasi emas. Dengan mempelajari investasi lebih awal, kamu bisa membangun aset yang akan memberikan pemasukan pasif di masa depan. Jangan takut untuk belajar dan mencoba, karena sekarang banyak sumber informasi dan platform yang mempermudah investasi.
Penyesalan finansial sering muncul karena kurangnya kesadaran sejak dini. Tidak mulai menabung, mengabaikan dana darurat, dan takut belajar investasi adalah tiga kesalahan yang sebaiknya kamu hindari sebelum terlambat. Langkah-langkah kecil yang kamu ambil sekarang akan berdampak besar pada hidupmu di masa depan.