Inovatif Kala Pandemik, Jajakan Kopi Sumsel Sambil Keliling Naik Vespa

Berencana jual kopi keliling hingga ke Aceh Oktober nanti

Palembang, IDN Times - Pasca Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dicabut oleh pemerintah, geliat dunia usaha kopi di Kota Palembang kini kembali ramai. Pandemik sempat membuat bisnis sepi hampir dua bulan.

Berbagai inovasi pun bermunculan. Jika sebelumnya hanya berjualan di kedai kopi semata, pemilik kedai Sangkar, Adyos Triwicaksono mencoba peruntungan dengan berjualan kopi keliling. Langkah ini menurutnya menjadi terobosan sekaligus cara mengenalkan kopi ke masyarakat lebih luas lagi.

"Kalau kita hanya jual di kedai, hanya anak millennial yang tahu tentang kopi. Tapi sekarang kita merambah kopi keliling menggunakan motor vespa yang sudah dimodifikasi, saya coba turun ke jalan berjualan kopi," ngkap Adyos saat ditemui IDN Times, Sabtu (1/8/2020).

Baca Juga: Pembangunan KEK TAA Terkendala Amdal, Investasi ke Sumsel Terhambat

1. Berjualan kopi keliling sebagai langkah mengurangi kerumunan

Inovatif Kala Pandemik, Jajakan Kopi Sumsel Sambil Keliling Naik VespaAdyos pemilik kedai kopi keliling Sangkar (IDN Times/Istimewa)

Selama ini, menurut Adyos,  belum ada orang yang mencoba untuk berjualan kopi keliling di Palembang. Selain itu, berjualan kopi secara keliling akan mengurangi kerumunan orang.

"Mengingat bumi kita sedang menghadapi pandemik COVID-19, jadi kami rasa kopi keliling ini menjadi salah satu jalan keluar di mana kami menyajikan kopi secara berkeliling dan menghindari kerumunan ramai," jelas dia.

2. Berencana jual kopi keliling hingga ke Aceh untuk kenalkan kopi Sumsel

Inovatif Kala Pandemik, Jajakan Kopi Sumsel Sambil Keliling Naik VespaKedai kopi keliling menggunakan vespa di Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Dalam berjualan kopi, Adyos memilih menjual kopi khas Sumsel yakni, Kopi Robusta Semendo, Robusta Pagaralam, dan Arabica Semendo. Menurutnya kopi Sumsel tidak kalah dengan kopi dari wilayah lain, yang memiliki rasa yang lebih pekat dan tebal teksturnya. Flavour-nya lebih cokelat dan cukup dikenal keharumannya.

"Untuk harga kita tentu menyesuaikan, satu kopinya tidak lebih dari Rp8.000. Menu yang kita tawarkan ada empat, Kopi saring susu, kopi hitam, cokelat dan bandrek," jelas dia.

Adyos juga mengatakan, jika dirinya nanti pada bulan Oktober mendatang akan mulai menjual keliling tidak hanya di wilayah Kota Palembang. Dirinya akan mencoba berjualan hingga ke Aceh guna memperkenalkan kopi Sumsel lebih jauh lagi.

"Saya punya rencana, akan keliling Sumatera hingga ke titik 0 Aceh mengenali kopi Sumsel lebih jauh lagi, agar semakin dikenal. Sumsel sendiri adalah penghasil biji kopi terbesar di Indonesia," jelas dia.

3. Adyos menargetkan pembeli dari komunitas motor maupun para pendatang

Inovatif Kala Pandemik, Jajakan Kopi Sumsel Sambil Keliling Naik VespaVespa modifikasi yang digunakan untuk menjual kopi keliling (IDN Times/Rangga Erfizal)

Meski baru satu minggu berjualan, Adyos menilai, tanggapan masyarakat Palembang cukup antusias. Kopi kelilingnya pun ramai pembeli. Adyos, kerap berjualan di kawasan Bundaran Air Mancur Palembang. Dia menargetkan pembeli dari komunitas motor maupun para pendatang.

"Karena target pasar kita kali berbeda dengan di kedai, dengan berkeliling target pasar kita adalah anak-anak komunitas motor tua, vespa, dan wisatawan," jelas dia.

Dalam satu hari, dirinya mengaku dapat menjual 50 cangkir kopi kepada para pembeli. Dirinya berjualan dari pukul 17.00 - hingga 24.00 WIB.

Baca Juga: Pembangunan KEK TAA Terkendala Amdal, Investasi ke Sumsel Terhambat

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya