Imbas PMK, Penjualan Hewan Kurban di Sekayu Menjadi Sepi

Penjualan kurban tahun ini lebih buruk dari pandemik

Musi Banyuasin, IDN Times - Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di hampir seluruh wilayah Indonesia termasuk Sumatra Selatan (Sumsel), juga berdampak ke penjualan hewan kurban. 

Apalagi saat ini belum ada vaksinansi PMK untuk hewan ternak di Sumsel. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumsel pun baru mengajukan 5.000 vaksin ke pemerintah pusat, dan diperkirakan baru bisa didistribusikan sekitar Juli-Agustus nanti.

1. Pedagang hewan mengakui sepi pembeli

Imbas PMK, Penjualan Hewan Kurban di Sekayu Menjadi Sepi(Kambing jenis bandot yang dijual Roni, pedagang hewan ternak di Sekayu) IDN Times/Yuliani

Sejumlah pedagang hewan ternak untuk kurban di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) khususnya wilayah Sekayu mengaku sepi pembeli. Roni, pedagang kambing di Sekayu ini sudah sepekan lalu menjual hewan ternak kambing miliknya untuk kebutuhan kurban.

"Baru 10 ekor yang laku, padahal biasanya dua pekan jelang Idul Adha sudah banyak pesanan atau beli langsung," ujarnya saat ditemui saat menjajakan kambing, Jumat (24/6/2022).

Roni menjelaskan, kondisi tahun ini jauh berbeda dari dua tahun sebelumnya. Bahkan pandemik COVID-19 tak cukup memengaruhi penjualan hewan kurban.

"Padahal PMK itu tidak menjangkiti kambing, namun masyarakat sepertinya lebih waspada. Kita meyakinkan orang kalau hewan yang dijual sangat sehat dan memenuhi syarat untuk kurban," jelasnya.

Baca Juga: Ini Kriteria Hewan Ternak yang Bisa Mendapat Vaksin PMK

2. Kambing jenis kacang paling laku karena murah

Imbas PMK, Penjualan Hewan Kurban di Sekayu Menjadi Sepi( Salah satu hewan kambing jenis biri-biri yang dijual Roni di Sekayu) IDN Times/Yuliani

Ada tiga jenis kambing yang ia jual yakni jenis biri-biri berkisar Rp4 juta, jenis bandot Rp 5,5 juta, jenis kacang berkisar dan Rp3 juta. Harganya masih bisa berubah tergantung dari berat per ekornya.

"Paling laku itu kambing jenis kacang karena harganya murah. Sementara yang jenis bandot itu lumayan mahal sampai Rp6 juta dan beratnya bisa mencapai 50 kilogram per ekor," ungkapnya.

3. Dinas TPHP Muba monitoring ke peternakan dan pedagang

Imbas PMK, Penjualan Hewan Kurban di Sekayu Menjadi Sepi(Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan kabupaten Muba saat melakukan monitoring ke sejumlah peternakan) IDN Times/Istimewa

Kabid Kesehatan Hewan Dinas TPHP Muba, Muslim mengatakan, pihaknya telah memperketat pengawasan terhadap hewan ternak yang masuk ke Muba.

"Beberapa waktu lalu kita juga sudah monitoring beberapa peternakan, baik itu sapi dan kambing, untuk memastikan wabah ini jangan sampai ke tempat kita," ujarnya belum lama ini.

Menurut Muslim, sejauh ini belum ada temuan hewan ternak di Muba yang terjangkit PMK. Kendati demikian, pihaknya tetap mewaspadai dan mewanti-wanti para peternak agar selalu berhati-hati dan mengenali gejala penyakit ini pada hewan.

4. Stok hewan kurban aman, namun vaksin masih menunggu kepastian

Imbas PMK, Penjualan Hewan Kurban di Sekayu Menjadi SepiIlustrasi hewan kurban. (ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Terkait upaya vaksin sendiri, Dinas TPHP Muba masih menunggu instruksi dan pasokan dari provinsi. Karena sampai saat ini memang belum tersedia.

"Terkait hewan kurban, sejauh ini stoknya sudah ada dan dipastikan aman. Selain itu, kita juga menolak pedagang atau pembeli hewan ternak dari luar daerah untuk mencegah PMK masuk ke Muba,” ungkapnya.

Baca Juga: Lapak Pedagang Sapi Bakal Dipasang Stiker Antisipasi PMK

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya