2. Berawal dari salah duga pelaku pencurian

Ilustrasi penikaman (IDN Times/Reza Iqbal Ghafari)

Saksi mata sekaligus korban bernama Perdana mengatakan, saat itu dirinya ditelepon oleh seniornya yang mengabarkan sekretariat kebobolan. Ia diminta datang dan mendata barang yang hilang. Usut punya usut, hanya sebuah gitar yang hilang.

Mereka langsung mencari barang tersebut dan mencurigai satu orang. Hanya saja karena tak terbukti dan orang tersebut tak terima karena sudah dituduh, ia membawa rombongan untuk menyerang sekretariat tersebut.

"Bertemu lah satu orang. Saya bawa ke sini dan ternyata bukan orangnya. Jadi kami lepaskan. Dia mengancam bakal melaporkan ke kakaknya. Tidak lama berselang, datang orang ramai sekitar 30 orang," jelas Perdana.

Ke-30 orang tersebut mulai mengamuk dan merusak sekretariat Mapala Bina Darma. Tak tanggung-tanggung, pelaku juga menganiaya tiga orang mahasiswa yang berada di ruangan.

"Saya lihat ada dua orang yang membawa senjata tajam. Kalau yang lain tidak tahu. Sejauh ini teman yang terluka sudah dalam keadaan membaik," jelas dia.

3. Rektor Bidar berharap pelaku ditangkap dan diproses hukum

Ilustrasi hukum (IDN Times/Arief Rahmat)

Setelah mendapat cerita kampusnya diserang OTD, Rektor Universitas Bina Darma mengutuk penyerangan tersebut. Ia meminta pelaku bisa ditangkap dan diproses secara hukum.

"Saya baru tahu kejadian itu. Tapi biarkan saja, biar proses hukum berjalan," tutup dia.

Baca Juga: Gerebek Bandar Narkoba, Anggota Polres Musi Rawas Tertembak