Warga Tanah Datar Tolak Pembangunan PLTS di Danau Singkarak

- Warga di 4 Nagari di Tanah Datar menolak rencana pembangunan PLTS di sekitar Danau Singkarak karena khawatir akan merusak danau dan biota endemik.
- Tokoh masyarakat Fadli menyatakan bahwa seluruh warga sudah sepakat menolak PLTS tersebut, dengan alasan kekecewaan terhadap janji-janji yang tidak ditepati oleh pihak PLTA.
- Fadli menyarankan agar PLN membangun PLTS di daerah Kota Sawahlunto daripada di Danau Singkarak, dengan memberikan contoh pembangunan PLTS di daerah gurun pasir yang tidak berpenghuni.
Tanah Datar, IDN Times - Warga empat Nagari di Kabupaten Tanah Datar menyatakan penolakan terhadap rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan dilakukan di sekitar Danau Singkarak.
Penolakan tersebut dilakukan oleh masyarakat karena kekhawatiran terhadap keadaan danau dan juga biota endemik Danau Singkarak yakni Ikan Bilih yang saat ini menjadi penopang perekonomian masyarakat.
"Kami menolak didirikannya PLTS di sini," kata warga kepada tim PLN dan pemerintah yang datang untuk melakukan sosialisasi, Rabu (15/1/2024) sore.
1. Ini empat nagari menolak pembangunan PLTS

Tokoh masyarakat di daerah Batipuah Selatan, Fadli mengatakan masyarakat tidak ingin adanya PLTS tersebut di daerah Singkarak.
"Kami di sini semua sudah sepakat untuk menolak PLTS ini," katanya saat menyampaikan aspirasi di depan petinggi PLN, bupati dan anggota DPR RI, Andre Rosiade.
Menurutnya, masyarakat yang telah sepakat menolak pembangunan PLTS tersebut berasal dari Nagari Bungo Tanjuang, Nagari Guguak Malalo, Nagari Sumpur dan Nagari Padang Laweh.
2. Alasan penolakan

Alasan masyarakat di daerah tersebut melakukan penolakan berkaitan dengan berbagai pertimbangan. Mulai dari keadaan danau, hingga biota endemik yang ada di Danau Singkarak.
"Karena saat ini keadaan danau juga sudah rusak. Dulu, hanya dengan menggunakan kaki saja bisa mendapatkan ikan bilih di sini. Tapi saat ini sudah tidak seperti itu lagi," katanya.
Ia mengatakan, masyarakat di sekitar Danau Singkarak tidak serta merta menolak program yang dibuat oleh pemerintah. Melainkan memiliki berbagai pertimbangan lainnya.
"Kami juga sudah kecewa dengan PLTA yang sudah berdiri puluhan tahun. Janjinya dulu akan memberikan penerangan jalan gratis, beasiswa hingga listrik untuk masjid juga digratiskan," katanya.
Ia mengungkapkan, hal tersebut tidak terealisasi satupun dan tidak ada yang ditepati oleh pihak PLTA kepada masyarakat di sekitar.
"Selain itu, saat ini masyarakat sedang gencar menggalakkan wisata di pinggir danau. Kalau PLTS ini direalisasikan, tentunya yang dilihat wisatawan ke sini hanya alat solar yang terapung itu saja," katanya.
Hal tersebut menjadi kekhawatiran warga di daerah tersebut untuk mengizinkan PLTS terapung didirikan di Danau Singkarak yang berada di daerah tempat tinggal mereka.
3. Saran masyarakat

Fadli menyarankan agar PLN tidak membuat PLTS tersebut di Danau Singkarak, melainkan di daerah Kota Sawahlunto.
"PLTU Siantang di Sawahlunto kan ada dan ada ribuan hektar lahan yang bisa digunakan di sana. Kenapa dikejar ke Danau Singkarak ini," katanya.
Ia mencontohkan China yang membuat PLTS di daerah gurun pasir yang tidak berpenghuni dan tidak akan mengganggu warganya.
"Di atas jalan tol yang baru dibuat itu kan juga bisa. Kami bukan hanya menolak saja. Masyarakat kami di sini mentalnya juga terganggu karena rencana pembangunan PLTS ini. Harusnya bapak-bapak bertanggung jawab juga untuk hal ini," katanya.