Ekspor Sumsel Diproyeksi Naik Jelang Nataru, Kopi Masih jadi Primadona

- Ekspor kopi Sumsel ke luar negeri mencapai 18 kali selama 2024-2025, dengan pengiriman terbaru ke Malaysia sebanyak 18,5 ton.
- Karantina perlu pengecekan angka lebih lanjut terkait nilai detil kenaikan ekspor Sumsel saat nataru, namun peningkatan pengiriman komoditas ke luar negeri konsisten bergerak naik.
- Karantina memiliki tupoksi penting dalam pengawasan keamanan pangan untuk memastikan semua komoditas yang akan dikirim dalam kondisi baik dan sehat.
Palembang, IDN Times - Nilai ekspor Sumatra Selatan (Sumsel) jelang momen Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) diproyeksi mengalami peningkatan, terutama dari komoditas perkebunan khususnya kopi. Sejalan dengan tren kenaikan tersebut, Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Sumsel pun siaga menyiapkan sertifikasi keamanan pangan.
"Prediksi kami, trending meningkat terus untuk ekspor sekaligus tupoksi menyiapkan sertifikasi (keamanan) juga meningkat akhir tahun ini," kata Kepala BKHIT Sumsel, Sri Endah Ekandari, usai Coffee Morning Sinergi di Meja Kopi Solusi di Lapangan, Rabu (12/10/2025).
1. Karantina Sumsel pastikan komoditas aman pemeriksaan fisik dan uji laboratorium

Berdasarkan catatan Karantina Sumsel sepanjang 2024-2025, pengiriman kopi ke luar negeri dilaporkan sudah berlangsung 18 kali. Terbaru kopi asal Sumsel menembus pasar Malaysia hingga 18,5 ton pada Senin (10/11/2025) lalu. Sebelum pelepasan pengiriman ke negara tujuan, Karantina memastikan kondisi komoditas sudah sesuai standar.
"Kita melakukan pengawasan organisme penganggu tumbuhan karantina (OPTK) melalui pemeriksaan fisik dan pengujian laboratorium," kata dia.
2. Sertifikasi keamanan penting dilakukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi

Endah menyampaikan, terkait nilai detail kenaikan ekspor Sumsel saat nataru, Karantina perlu pengecekan angka lebih lanjut. Namun kata dia, tiap akhir tahun siklus peningkatan pengiriman komoditas ke luar negeri konsisten bergerak naik. Khususnya sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Apalagi, Sumsel memiliki sumber daya alam yang kaya dan mudah diolah.
"Kelapa juga kita fokus ekspor. Kalau impor, biasanya ada juga komoditas karet dan pakan ternak," jelasnya.
Dia menambahkan, tiap lalulintas ekspor komoditas wajib mendapatkan sertifikasi keamanan untuk menjaga keamanan hayati sekaligus mendukung kelancaran perdagangan internasional.
"Apabila ada gangguan hama penyakit akan mengganggu pertumbuhan ekonomi dan merontokkan kepercayaan ekspor dari Sumsel, maka ini penting diperhatikan agar kemajuan ekspor tetap berjalan," kata Endah.
3. Pelabuhan Tanjung Carat jadi alternatif ekspor-impor satu pintu

Sementara kata Staf Ahli Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Sumsel, Deva, karantina memiliki tupoksi penting dalam pengawasan keamanan pangan. Karantina harus memastikan semua komoditas yang akan dikirim dalam kondisi baik dan sehat. Sehingga, perdagangan internasional dari Sumsel bisa konsisten meningkatkan kualitas produk.
"Salah satu upaya kita mendorong hilirisasi ekspor dan impor Sumsel, saat ini terus mengupayakan penyelesaian realisasi Pelabuhan Tanjung Carat. Harapannya, transaksi perdagangan Sumsel satu pintu dan bisa menekan komoditas tidak terkena penyakit," jelasnya.


















