Antrean Solar Mengular di Palembang, Ini Saran Pakar untuk Pemerintah

- Antrean solar di Palembang menyebabkan kemacetan dan kerugian bagi masyarakat.
- Bashir menyarankan intervensi cepat dari pemerintah daerah dan Pertamina untuk mengatasi masalah distribusi BBM.
- Fenomena antrean solar juga terjadi di daerah lain di Sumatra, mengganggu logistik dan produktivitas ekonomi regional.
Palembang, IDN Times - Kondisi antrean BBM di Palembang mengular mengakibatkan kemacetan di sejumlah titik di kota Palembang. Kondisi tersebut dinilai menimbulkan banyak kerugian bagi masyarakat.
Meski Pertamina mengklaim kuota aman dan penyaluran terkendali, fakta di lapangan dengan antrean yang berulang menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara kuota yang ditetapkan.
"Hal ini menunjukkan bahwa distribusi BBM Solar tidak merata karena faktanya antrean selalu mengular. Kondisi ini juga berpotensi adanya penyelewengan yang luput dari pengawasan," ungkap Ekonom Unsri, Abdul Bashir kepada IDN Times, Senin (10/11/2025).
1. Masalah distribusi BBM perlu intervensi pemerintah dan pertamina

Bashir menjelaskan, antrean solar mempengaruhi distribusi logistik di Sumsel. Kondisi ini menyebabkan inefisiensi yang merugikan mulai dari konsumen, produsen hingga pelaku usaha disekitar SPBU.
"Perlu intervensi cepat dari pemerintah daerah dan Pertamina untuk mengatasi masalah kuota atau distribusi BBM," jelas dia.
2. Kelangkaan BBM Solar merata di Sumatra

Fenomena antrean kendaraan untuk mendapatkan solar tidak hanya terjadi di Palembang. Sejumlah daerah lain di Sumatra, seperti Lampung, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, juga melaporkan kondisi serupa. Situasi ini menguatkan indikasi adanya persoalan distribusi atau ketidaksesuaian kuota BBM bersubsidi yang perlu dievaluasi secara menyeluruh di tingkat regional.
"Padahal Sumatra memiliki peran strategis dalam sektor perkebunan, pertambangan, dan distribusi barang antar-pulau. Gangguan logistik di kota penghubung seperti Palembang dapat menghambat arus ekspor dan pasokan domestik dari berbagai provinsi di Sumatra, sehingga berpotensi menekan kinerja ekonomi regional," jelas dia.
3. Antrean solar munculkan inefisiensi

Bashir menambahkan, sejumlah antrean solar menghambat produktivitas, waktu yang terbuang sia-sia bagi para pengemudi truk logistik, angkutan umum, dan kendaraan niaga lainnya adalah kerugian produktivitas yang besar.
"Ini memperlambat perputaran uang dan barang di daerah," jelas dia.


















