Harga Emas Palembang Naik Rp100 Ribu saat Peringatan Hari Pahlawan

- Harga emas Palembang naik Rp100 ribu per suku atau 6,7 gram pada Hari Pahlawan.
- Fluktuasi harga emas berdampak terhadap nilai inflasi wilayah menurut Pengamat Ekonomi Universitas Sriwijaya (Unsri) Soekanto Sairuki.
- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Moh. Wahyu Yulianto menyatakan harga emas perhiasan yang naik memicu nilai inflasi tinggi di Palembang.
Palembang, IDN Times - Harga emas Palembang hari ini pada Senin (10/11/2025) terpantau naik tipis. Harga emas saat momen hari pahlawan mengalami kenaikan Rp100 ribu per suku atau 6,7 gram di sejumlah toko perhiasan, seperti Toko E-Mi Gold, Anda dan Laris.
Serentak mengalami kenaikan, harga emas perhiasan di Palembang dijual dengan harga beragam. Namun kisaran harga hari ini terpantau di angka Rp12-13 juta per suku. Perbedaan harga tersebut dipengaruhi produksi emas dari pabrik yang tidak sama.
1. Permintaan emas di pasar lagi naik

Menurut Pengamat Ekonomi Universitas Sriwijaya (Unsri) Soekanto Sairuki, fluktuasi naik dan turun serta potensi harga emas perhiasan yang stabil, tetap berdampak terhadap nilai inflasi wilayah. Namun secara hukum pasar, harga naik jika permintaan di pasar pun mengalami lonjakan lebih tinggi.
"Harga emas dipengaruhi karena kondisi penawaran dan permintaan," katanya.
2. Nilai inflasi berdampak pada kenaikan harga emas

Sementara kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Moh. Wahyu Yulianto, harga emas perhiasan yang naik memicu nilai inflasi tinggi. Sebelumnya, dari data inflasi Agustus 2025, emas perhiasan jadi penyebab utama inflasi di angka 3,04 persen.
"Harga emas naik, mendorong nilai inflasi atau kenaikan harga komoditas. Emas perhiasan masih jadi penyumbang utama inflasi Sumsel," jelas dia.
3. Harga emas naik sebabkan nilai tukar rupiah turun

Salah satu pemilik toko emas di Palembang Awi menambahkan, secara umum ada tiga faktor yang memengaruhi harga emas naik. Faktor utama harga emas perhiasan naik karena nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merosot.
Kondisi tersebut katanya, membuat ekonomi negara berada dalam tren negatif. Sebab lanjut Awi, nilai inflasi kian melonjak dan nilai tukar rupiah justru makin menurun dan amblas dibandingkan dolar AS.


















